7 Fakta Mengejutkan tentang Robot Peledak Israel yang Membanjiri Kota Gaza

Robot Peledak Israel yang Membanjiri Kota Gaza

FYP Media.ID – Militer Israel kini tengah menerapkan taktik baru yang menggemparkan dunia: mengerahkan ratusan robot peledak ke Kota Gaza. Media Israel melaporkan penggunaan kendaraan pengangkut personel (APC) yang telah dimodifikasi menjadi bom raksasa kendali jarak jauh, atau yang disebut “APC bunuh diri”. Strategi ini diklaim sebagai langkah militer paling brutal dan inovatif yang belum pernah terjadi sebelumnya. Apa sebenarnya robot peledak itu, bagaimana cara kerjanya, dan mengapa senjata ini menjadi momok menakutkan di Gaza? Simak penjelasan lengkap berikut ini.

Apa Itu Robot Peledak?

Robot peledak adalah kendaraan militer, dalam hal ini APC tipe M113 yang sudah tidak digunakan lagi, yang diubah menjadi kendaraan pengangkut bahan peledak raksasa dan dapat dikendalikan dari jarak jauh. Kendaraan ini dipersenjatai untuk meledak secara dahsyat saat mencapai target, terutama di kawasan perkotaan padat penduduk.

Dikenal juga dengan istilah “APC bunuh diri”, robot ini tidak membawa awak di dalamnya, sehingga bisa memasuki daerah berbahaya tanpa risiko korban di pihak militer yang mengoperasikannya.

Cara Kerja Robot Peledak Israel di Gaza

Militer Israel mengendalikan APC-APC tersebut dari jarak jauh menggunakan teknologi kendali jarak jauh canggih. Setelah diaktifkan, kendaraan ini akan menembus pertahanan musuh, menembus kawasan perkotaan padat, kemudian meledak dengan kekuatan sangat besar.

Ledakan APC mampu meratakan bangunan dalam radius luas, menyebabkan kehancuran besar dan menimbulkan efek psikologis menakutkan bagi warga sipil. Robot-robot ini dikerahkan dalam jumlah masif dan cepat, sehingga sulit dilawan atau dicegah.

7 Fakta Mengejutkan Tentang Robot Peledak Israel di Gaza

1. Penggunaan Massal Belum Pernah Terjadi Sebelumnya

Menurut laporan Walla News pada 16 September 2025, militer Israel telah menyiapkan jumlah robot peledak dalam jumlah besar yang belum pernah tercatat sebelumnya, dengan puluhan bahkan ratusan APC usang dimodifikasi menjadi bom berjalan.

2. Ledakan yang Menggetarkan Bumi

Kekuatan ledakan APC sangat dahsyat hingga suara ledakannya terdengar sampai ke Israel tengah, sementara di Gaza sendiri, warga menggambarkan ledakan tersebut seperti gempa yang mengguncang seluruh kota.

3. Taktik Baru dengan Asal-usul dari 2014

Taktik penggunaan APC sebagai kendaraan bom ini sebenarnya mulai dikembangkan setelah Perang Gaza 2014, lalu terus berkembang menjadi metode operasi strategis untuk membuka jalan sekaligus menghancurkan infrastruktur musuh.

4. Dampak Kehancuran Masif

Lembaga Euro-Mediterranean Human Rights Monitor mencatat bahwa rata-rata 300 unit hunian hancur setiap hari akibat ledakan robot peledak, menandakan skala kehancuran yang sangat besar.

5. Senjata untuk Menakut-nakuti dan Mengusir

Penggunaan robot peledak ini dipandang sebagai senjata psikologis untuk menakut-nakuti warga Gaza agar mengungsi ke wilayah selatan, sekaligus menciptakan kekacauan dan ketakutan di kawasan padat penduduk.

6. Senjata Buatan Amerika yang Diimpor ke Israel

Peralatan ini diproduksi di Amerika Serikat dan diimpor ke Israel setelah melalui proses persetujuan politik yang panjang, awalnya tertunda di era pemerintahan Joe Biden dan baru disetujui pada masa Presiden Donald Trump.

7. Strategi Militer Modern yang Kontroversial

Meski efektif untuk mengurangi risiko korban di pihak militer, penggunaan robot peledak menuai kecaman dari berbagai organisasi HAM dan komunitas internasional karena dampak kemanusiaannya yang mengerikan di Gaza.

Mengapa Robot Peledak Jadi Senjata Paling Mengerikan?

Robot peledak ini menawarkan tiga keunggulan yang membuatnya sangat mengerikan:

  • Efektivitas Tinggi: Dengan membawa bahan peledak dalam jumlah besar dan dikendalikan secara presisi, APC bunuh diri dapat menembus garis pertahanan musuh dan menghancurkan target secara langsung.

  • Risiko Minimal bagi Operator: Karena kendaraan ini dikendalikan dari jarak jauh, tidak ada pasukan yang harus berisiko menghadapi bahaya langsung.

  • Psikologis Menghancurkan: Ledakan masif dan destruktif dari robot peledak menimbulkan teror besar bagi warga sipil dan merusak infrastruktur secara sistematis.

Dampak Robot Peledak terhadap Warga Gaza

Warga Gaza merasakan dampak langsung dari strategi militer ini. Ledakan dahsyat yang dihasilkan robot peledak telah menghancurkan ribuan rumah dan bangunan vital, memaksa ribuan orang mengungsi dan hidup dalam ketakutan.

Hamza Shabaan, seorang warga Gaza yang menyaksikan langsung ledakan tersebut, mengatakan:
“Kendaraan-kendaraan itu sangat dahsyat. Mereka meratakan seluruh bangunan menjadi puing-puing. Ini jauh lebih menghancurkan daripada serangan udara.”

Selain kehancuran fisik, serangan ini juga menimbulkan trauma psikologis mendalam, menambah penderitaan warga sipil yang sudah hidup dalam blokade dan konflik berkepanjangan.

Kontroversi dan Kritik Internasional

Penggunaan robot peledak dalam operasi militer ini mendapat kecaman dari berbagai kelompok hak asasi manusia. Mereka menilai taktik ini tidak hanya mengancam warga sipil tetapi juga berpotensi melanggar hukum humaniter internasional karena target yang dipilih banyak berada di kawasan padat penduduk.

Organisasi seperti Euro-Mediterranean Human Rights Monitor mendesak agar komunitas internasional mengambil tindakan untuk menghentikan penggunaan senjata ini yang dinilai sebagai metode pemboman membabi buta.

Kesimpulan: Robot Peledak, Senjata Masa Depan atau Ancaman Kemanusiaan?

Penggunaan robot peledak oleh militer Israel di Gaza menunjukkan bagaimana teknologi perang terus berkembang dengan cepat. Kendaraan kendali jarak jauh yang membawa ledakan besar ini menawarkan keunggulan strategis bagi militer, namun juga menimbulkan kerusakan masif dan penderitaan bagi warga sipil.

Dengan puluhan hingga ratusan kendaraan yang terus didatangkan dan dikerahkan, ancaman kehancuran total bagi Kota Gaza semakin nyata. Sementara itu, dunia internasional masih memperdebatkan batas etis penggunaan teknologi militer canggih seperti ini di zona konflik sipil.