7 Fakta Mengejutkan Tentang Otrovert & Ambivert, Kepribadian Baru yang Bikin Penasaran

ambivert
ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes)

FYPMedia.id – Selama ini kita mengenal kepribadian manusia hanya terbagi pada introvert, ekstrovert, dan gabungan keduanya yaitu ambivert. 

Namun, studi terbaru memperkenalkan istilah baru: otrovert. Kepribadian ini disebut-sebut sebagai “zona abu-abu” yang tidak sepenuhnya cocok dengan tiga kategori lama.

Menariknya, karakter otrovert dan ambivert kini menjadi sorotan di kalangan psikologi populer. Banyak orang mulai bertanya-tanya, apakah mereka termasuk salah satu di antaranya? Dan, apa perbedaan mendasar dari jenis kepribadian ini dengan introvert maupun ekstrovert?

Artikel ini akan mengulas secara lengkap tentang 7 fakta penting seputar otrovert dan ambivert, mulai dari definisi, ciri-ciri, hingga pandangan pakar.

1. Apa Itu Otrovert?

Istilah otrovert pertama kali diperkenalkan oleh psikiater ternama asal Amerika Serikat, Dr. Rami Kaminski. Ia menjelaskan bahwa otrovert adalah orang yang tidak merasa terikat dengan kelompok sosial tertentu.

“Otrovert sangat ramah dan mampu menjalin hubungan yang sangat mendalam dengan orang lain,” ujar Kaminski, dikutip dari Lad Bible.

Namun, ia menegaskan ada perbedaan utama: “Satu-satunya perbedaan sosial terjadi pada kurangnya koneksi dengan kelompok: identitas kolektif atau tradisi bersama.”

Secara sederhana, otrovert lebih fokus pada hubungan one-on-one ketimbang sekadar menjadi bagian dari kerumunan.

2. Ciri-Ciri Kepribadian Otrovert

Berdasarkan laporan Colombiaone, otrovert memiliki ciri yang unik dan berbeda. Beberapa di antaranya adalah:

  • Pemikiran mandiri & tahan banting emosional. Mereka mampu berdiri sendiri tanpa harus mencari validasi kelompok.
  • Koneksi sosial selektif. Bukan tipe yang punya ribuan kenalan, tapi lebih mengutamakan kualitas relasi.
  • Kreatif & fleksibel. Otrovert bisa berkembang meski berada di luar norma kelompok besar.
  • Kecerdasan emosional tinggi. Mereka cenderung memahami orang lain dengan baik, meski enggan ikut arus.

Bisa dibilang, otrovert adalah perpaduan introvert-ekstrovert dengan sentuhan yang lebih spesifik: mandiri, selektif, dan mendalam.

Baca Juga: Mengenal INFJ: Kepribadian Paling Langka dengan Empati Tinggi

3. Bagaimana Bedanya Otrovert dengan Introvert & Ekstrovert?

Banyak orang keliru menganggap otrovert hanyalah versi lain dari ambivert. Padahal, perbedaannya cukup jelas:

  • Introvert: lebih hemat energi, butuh ruang pribadi, tidak nyaman di keramaian.
  • Ekstrovert: memperoleh energi dari interaksi sosial dan lingkungan ramai.
  • Ambivert: fleksibel, bisa menyesuaikan diri dengan keduanya.
  • Otrovert: ramah dan bisa bersosialisasi, tetapi tidak merasa terikat pada kelompok besar.

Artinya, meskipun otrovert bisa hadir di pesta atau komunitas, mereka biasanya hanya terhubung dengan segelintir orang yang benar-benar klik.

4. Ambivert, Kombinasi Dua Dunia

Sebelum istilah otrovert ramai dibicarakan, dunia psikologi populer sudah lebih dulu mengenal istilah ambivert.

Ambivert adalah kepribadian campuran introvert dan ekstrovert. Mereka fleksibel dalam beradaptasi, bisa menikmati keramaian seperti ekstrovert, namun juga membutuhkan me time layaknya introvert.

Konsep ini sebenarnya sudah ada sejak Carl G. Jung, psikiater asal Swiss, memperkenalkan spektrum introversi-ekstroversi.

5. Ciri-Ciri Kepribadian Ambivert

Sama halnya dengan otrovert, ambivert juga punya ciri khas. Berikut beberapa tanda utama yang sering muncul:

  1. Pendengar sekaligus komunikator yang baik. Mereka tahu kapan harus bicara, kapan harus mendengar.
  2. Fleksibel dalam situasi sosial. Bisa membuka obrolan seperti ekstrovert, tapi juga bisa diam seperti introvert.
  3. Nyaman dalam keramaian dan kesendirian. Mereka punya keseimbangan sosial.
  4. Empati alami. Ambivert mudah memahami perasaan orang lain.
  5. Punya banyak teman, tapi hanya sedikit yang benar-benar dekat.

Studi yang dimuat dalam Journal of Medical Psychology (2022) menyebutkan bahwa ambivert cenderung lebih tahan stres karena lebih mudah menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi.

6. Profesi yang Cocok untuk Ambivert

Berkat sifat adaptifnya, ambivert sangat cocok bekerja di bidang yang membutuhkan interaksi sosial sekaligus refleksi pribadi. Misalnya:

  • Konselor kesehatan. Bisa mendengarkan sekaligus memberi solusi.
  • Perawat. Butuh komunikasi intens dengan pasien dan kerja fokus secara individu.
  • Psikolog klinis. Menggabungkan sesi terapi dengan riset pribadi.
  • Tenaga kesehatan masyarakat. Mampu menjangkau banyak orang, tapi tetap analitis.

Keunggulan ambivert adalah bisa menjadi “jembatan sosial” yang seimbang dalam tim kerja.

Baca Juga: 5 Cara Komunikasi Efektif untuk Introvert, Nggak Perlu Jadi Ekstrovert!

7. Kenapa Perlu Mengenal Otrovert & Ambivert?

Mengenali jenis kepribadian bukan sekadar tren, tapi penting untuk memahami cara berinteraksi, mengelola energi sosial, dan menjaga kesehatan mental.

Banyak orang merasa terbebani ketika dipaksa masuk dalam kategori introvert atau ekstrovert. Dengan adanya istilah ambivert dan otrovert, kita punya sudut pandang baru bahwa manusia memang tidak bisa dimasukkan ke dalam kotak sederhana.

Apakah kamu salah satunya? Bisa jadi kamu selama ini bukan introvert, bukan pula ekstrovert, tapi otrovert atau ambivert.

Studi kepribadian terus berkembang, seiring banyaknya riset tentang bagaimana manusia membangun hubungan sosial. 

Otrovert dan ambivert adalah bukti bahwa kepribadian manusia jauh lebih kompleks dari sekadar dua kutub yang sudah lama kita kenal.

Jadi, sebelum buru-buru melabeli diri sebagai introvert atau ekstrovert, mungkin kamu perlu bertanya lagi: apakah sebenarnya kamu seorang otrovert atau ambivert?