FYPMEDIA.ID – Konflik antara Hizbullah Lebanon dengan tentara militer Israel masih berlangsung hingga saat ini. Pada Senin (07/10/2024) malam, Hizbullah baru saja melakukan serangan udara dengan meluncurkan sekitar 200 rudal “Fadi 1” ke Israel.
Hizbullah menargetkan serangan menuju pangkalan militer Israel yang berada di selatan Haifa dan juga melakukan serangan ke wilayah utara Haifa. Selain itu, pasukan asal Lebanon yang merupakan sekutu Hamas tersebut juga melancarkan serangannya ke arah Tiberias. Setidaknya 12 orang luka-luka akibat serangan tersebut.
Tidak hanya Hizbullah, Israel pun juga melakukan serangan balik untuk menghancurkan situs-situs Hizbullah yang berada di Lebanon Selatan. Kementerian Kesehatan melaporkan terdapat puluhan orang tewas akibat serangan tersebut dan 10 di antaranya merupakan petugas pemadam kebakaran.
Evakuasi WNI masih terus dilakukan
Melihat situasi yang semakin tidak aman, Presiden RI Joko Widodo meminta Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, untuk segera melakukan evakuasi kepada warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Lebanon.
“Kementerian Luar Negeri, Bu Menteri sudah saya perintahkan untuk menindaklanjuti apa yang sudah saya sampaikan agar keselamatan perlindungan terhadap warga kita dinomorsatukan dan evakuasi disegerakan,” kata Presiden Joko Widodo saat sedang berada di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Rabu (2/9/2024).
Sedikitnya 65 WNI telah dievakuasi dari Lebanon dan sudah tiba di Indonesia, sejak KBRI Beirut menetapkan status siaga satu pada 4 Agustus lalu. Saat ini Indonesia sudah melakukan lima kali evakuasi dan pada hari Senin (07/10/2024) telah melakukan dua kali evakuasi. Evakuasi gelombang keempat tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pukul 07.40 WIB kemarin dengan mendatangkan 20 WNI dan 1 WNA. Kemudian pada sore harinya pukul 15.40 WIB, gelombang kelima telah tiba di Indonesia dengan mengevakuasi 20 WNI.
“Sore ini ada 20 WNI yang tiba, sebelumnya pagi hari, ada 20 WNI dan 1 WNA, pasangan dari WNI, sehingga total ada 40 WNI dan 1 warga asing yang Alhamdulillah telah tiba di Indonesia melalui Bandara Soetta. Yang mana 41 ini bagian dari proses evakuasi melalui jalur darat,” kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kemlu RI, Judha Nugraha di Terminal 3, Bandara Soetta, Tangerang.
Hingga saat ini Judha menuturkan masih banyak WNI yang memilih untuk menetap di Lebanon. Setidaknya sekitar 116 WNI masih menetap di Lebanon karena alasan pribadi, seperti masih bekerja, telah menikah dengan warga Lebanon, dan berkuliah di sana. Menanggapi hal tersebut, Judha menyarankan agar WNI tersebut untuk waspada dan segera melakukan evakuasi seperti yang diarahkan KBRI Beirut, sebelum situasi menjadi tidak terkendali.
“Untuk warga kita yang masih ada di Lebanon, bisa tetap menjaga kondisi, dan kemudian mengikuti arahan dari KBRI Beirut untuk segera ikut evakuasi. Keputusan evakuasi kita harapkan bisa dapat diambil oleh warga negara kita, sebelum situasi semakin memburuk,” tutur Judha.
Evakuasi sempat terhambat
Saat proses evakuasi sedang berlangsung, ternyata terdapat beberapa WNI di Lebanon yang melakukan pelanggaran keimgrasian. Akibatnya proses evakuasi sempat terhambat karena perlu mengurus pelanggaran tersebut. Untungnya, otoritas imigrasi Lebanon memberikan izin kepada WNI yang melanggar untuk dievakuasi ke Indonesia.
“Dari 65 WNI yang sudah kita evakuasi ternyata ada warga negara kita yang tercatat melakukan pelanggaran keimigrasian. Sehingga ini memerlukan proses waktu untuk mengurus hal tersebut dari otoritas imigrasi Lebanon,” Ujar Judha.
“Namun, berkat kerja sama yang baik dengan KBRI Beirut, mereka yang melakukan pelanggaran keimigrasian tetapi diizinkan untuk ikut proses evakuasi,” sambungnya.