5 Rahasia Makanan yang Dihindari Para Miliuner Demi Fokus & Umur Panjang

makanan
ngemil mie di malam hari/ Sumber Foto iStock

FYPMedia.id – Meski menggoda lidah dan mudah ditemukan di mana saja, ternyata ada sejumlah makanan yang dijauhi para miliuner di seluruh dunia. Alasannya bukan sekadar gaya hidup, melainkan strategi menjaga energi, fokus, dan produktivitas di tengah jadwal padat dan tuntutan keputusan besar setiap hari.

Fakta menariknya, makanan yang sering kita anggap “biasa” justru menjadi pantangan bagi kalangan superkaya. 

Mereka memandang bahwa setiap suapan adalah bentuk investasi untuk tubuh dan pikiran. Dilansir dari VegeOutMag (03/10/2025), berikut adalah 5 jenis makanan yang jarang disentuh oleh para miliuner—beserta alasan logis di baliknya.

Camilan dalam kemasan seperti keripik, kue kering, hingga biskuit manis menjadi musuh utama mereka yang ingin menjaga fokus tinggi. 

Kandungan gula, garam, dan lemak olahan di dalamnya menciptakan efek “roller coaster energi”: semangat naik sesaat lalu anjlok beberapa jam kemudian.

Para miliuner memahami bahwa waktu dan konsentrasi adalah aset paling berharga, sehingga mereka mengganti camilan cepat saji dengan pilihan yang lebih bernutrisi seperti kacang almond, buah segar, atau popcorn tanpa minyak berlebih.

Bagi mereka, makanan bukan hanya untuk mengenyangkan, melainkan cara menjaga kejernihan berpikir di tengah tekanan kerja tinggi.

  • Minuman Manis dan Soda

Kalangan miliuner juga cenderung menghindari minuman manis seperti soda, minuman energi, dan teh botol dalam kemasan. 

Meski terasa menyegarkan, gula cair di dalamnya menyebabkan lonjakan energi sesaat yang diikuti kelelahan dan mood swing.

Fenomena ini disebut ego depletion, kelelahan mental akibat naik turunnya kadar gula darah. Karena itu, mereka lebih memilih air mineral, kopi hitam tanpa gula, atau teh hijau alami.

Selain menjaga tubuh tetap segar, pilihan minuman sederhana ini memberi kesan profesional. Dalam beberapa lingkaran bisnis, membawa minuman bersoda kini dianggap tidak elegan, layaknya merokok di ruang rapat.

Baca Juga: Ketahui 7 Manfaat & Risiko Makan Telur Rebus Setiap Hari

  • Daging Olahan dan Produk Susu dari Industri Massal

Tak sedikit miliuner yang mulai menerapkan diet berbasis nabati. Alasannya bukan sekadar tren veganisme, tetapi karena banyak dari mereka menilai produk hewani komersial mengandung risiko tersembunyi seperti antibiotik, hormon sintetis, dan residu kimia.

Sebagai gantinya, mereka lebih memilih mengonsumsi sayuran organik, biji-bijian utuh, serta olahan kedelai alami.

Langkah ini terbukti membantu mereka mempertahankan energi stabil dan sistem imun lebih kuat, sekaligus memperpanjang usia produktif.

  • Makanan Cepat Saji dan Gorengan

Siapa yang tidak tergoda aroma kentang goreng atau ayam krispi? Tapi di balik rasanya yang nikmat, makanan cepat saji mengandung lemak jenuh, karbohidrat olahan, dan kadar garam tinggi yang memicu kantuk dan lesu.

Bagi para miliuner, rasa nikmat sesaat tidak sebanding dengan hilangnya jam produktif akibat tubuh yang melambat setelah makan. Karena itu, mereka jarang sekali makan di restoran cepat saji. 

Sebagai gantinya, mereka memilih menu sehat tinggi protein dan rendah minyak, seperti salad, ikan panggang, atau smoothie hijau.

Pilihan ini bukan sekadar gaya hidup, tapi strategi menjaga mental clarity dan ketahanan energi hingga malam hari.

  • Makan Larut Malam dan Kebiasaan Ngemil Tengah Malam

Kebiasaan makan berat setelah pukul 9 malam seperti mie instan, pizza, atau nasi goreng, dianggap berisiko menurunkan kualitas tidur dan mempercepat detak jantung. 

Akibatnya, tubuh tidak mendapat waktu pemulihan yang optimal dan performa keesokan harinya menurun drastis.

Jika lapar di tengah malam, mereka tetap menyantap makanan ringan sehat, seperti oatmeal hangat atau pisang, agar tidak mengganggu metabolisme tubuh.

Baca Juga: 7 Fakta Mengejutkan Keracunan Makanan dan Cara Mencegahnya

Miliuner Tidak Hanya Menghindari, Tapi Juga Mengganti dengan Pilihan Lebih Cerdas

Menariknya, kebiasaan menghindari makanan tertentu bukan berarti para miliuner hidup tanpa kenikmatan kuliner. Mereka tetap makan enak, hanya saja lebih selektif dan strategis.

Misalnya, alih-alih menikmati es krim tinggi gula, mereka memilih versi homemade dari yoghurt rendah lemak dan buah segar. Atau mengganti roti tawar putih dengan roti gandum utuh yang tinggi serat dan karbohidrat kompleks.

Kebiasaan kecil ini membuat perbedaan besar. Penelitian Harvard School of Public Health menunjukkan, orang yang membatasi makanan olahan dan memperbanyak sayur serta protein nabati memiliki risiko penyakit jantung 35% lebih rendah dan kinerja otak lebih tajam hingga usia lanjut.

Pelajaran dari Meja Makan Orang Sukses

Dari kebiasaan makan para miliuner, ada satu pola yang bisa kita tiru: disiplin dan kesadaran penuh terhadap apa yang dikonsumsi. 

Mereka tidak mengikuti tren diet ekstrem, tetapi memilih keseimbangan antara nutrisi, energi, dan ketenangan mental.

Bahkan dalam kesibukan mereka, waktu makan dijadikan momen refleksi. Banyak yang menerapkan mindful eating, yaitu menikmati setiap suapan dengan penuh perhatian tanpa gangguan ponsel atau pekerjaan. Kebiasaan sederhana ini membantu tubuh mengenali sinyal lapar dan kenyang dengan lebih baik.

Menghindari makanan tidak sehat bukan hanya urusan berat badan atau tampilan fisik. Bagi miliuner, ini soal investasi jangka panjang terhadap kualitas hidup.

Dengan menjauhi camilan instan, minuman manis, dan makanan cepat saji, mereka bukan hanya menjaga kesehatan tubuh, tapi juga mempertajam pikiran, memperpanjang fokus, dan meningkatkan kualitas keputusan sehari-hari.