Jakarta, 8 Juli 2025 – Kentang selama ini dikenal sebagai salah satu sumber karbohidrat sehat yang banyak dikonsumsi masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Kaya akan serat, vitamin, dan rendah lemak, kentang sering diolah menjadi berbagai menu mulai dari gorengan, sup, hingga makanan diet. Namun, siapa sangka, kentang juga bisa menjadi beracun jika tidak ditangani dengan tepat.
Dilansir dari Healthline, kentang mengandung senyawa alami bernama glikoalkaloid, terutama solanin dan chaconine. Senyawa ini sebenarnya berfungsi melindungi tanaman dari serangan hama dan patogen. Namun pada manusia, dalam kadar tinggi, glikoalkaloid dapat menimbulkan efek toksik yang serius.
Kentang Bisa Mengandung Racun Alami Solanin
Solanin dan chaconine paling banyak ditemukan di kulit kentang, terutama yang sudah berubah warna menjadi kehijauan, bertunas, atau rusak. Warna hijau pada kentang merupakan tanda bahwa umbi tersebut telah terpapar cahaya, yang memicu peningkatan produksi glikoalkaloid.
Paparan sinar matahari atau pencahayaan terang saat penyimpanan dapat meningkatkan kadar solanin. Ketika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, senyawa ini dapat menyebabkan keracunan makanan dengan gejala seperti:
-
Mual dan muntah
-
Nyeri perut
-
Diare
-
Pusing atau kejang
-
Gangguan sistem saraf
Batas Aman Konsumsi Solanin dari Kentang
Mengutip artikel ilmiah yang dipublikasikan di National Library of Medicine (NIH), batas aman konsumsi solanin dari kentang adalah sekitar 20 mg per 100 gram kentang. Bila jumlah ini melebihi 200 mg, maka risiko keracunan meningkat secara signifikan.
Artinya, meski tampak sehat di luar, kentang yang disimpan atau diproses sembarangan bisa mengandung racun tersembunyi. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengetahui cara mengenali kentang yang aman dan tidak aman dikonsumsi.
Ciri-Ciri Kentang yang Harus Dihindari
Berikut beberapa tanda kentang yang sebaiknya tidak dikonsumsi:
-
Berwarna kehijauan: Warna ini menandakan kadar solanin tinggi.
-
Bertunas: Tunas mengandung konsentrasi glikoalkaloid lebih tinggi.
-
Terasa pahit saat dicicipi: Rasa pahit pada kentang bisa menandakan kandungan solanin berlebih.
-
Kulit rusak atau memar: Kerusakan fisik dapat memicu produksi toksin sebagai mekanisme pertahanan alami tanaman.
Tips Aman Mengonsumsi Kentang
Agar tetap bisa menikmati kentang dengan aman dan sehat, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
-
Cuci bersih kentang sebelum dikupas atau dimasak.
-
Simpan di tempat gelap, sejuk, dan kering untuk mencegah tunas dan perubahan warna.
-
Buang bagian yang kehijauan, bertunas, atau rusak.
-
Masak kentang dengan benar, seperti direbus, dikukus, atau dipanggang untuk mengurangi kandungan solanin.
-
Hindari menyimpan kentang di lemari es, karena suhu dingin justru mempercepat pembentukan gula dan bisa memperburuk kandungan toksin.
Cerdas Mengolah, Aman Menikmati
Kentang memang kaya manfaat, tapi bisa berubah menjadi berbahaya jika tidak diproses dengan tepat. Untuk itu, kesadaran dalam memilih, menyimpan, dan mengolah kentang sangat penting agar makanan yang dikonsumsi tidak membawa risiko kesehatan.
“Jangan remehkan makanan sehari-hari—pengetahuan sederhana bisa menyelamatkan kesehatan kita.”
Dengan informasi ini, masyarakat diharapkan lebih bijak dalam mengonsumsi kentang, dan tetap waspada terhadap potensi racun alami yang mungkin tersembunyi di balik tampilannya yang sederhana. (ryd)