FYPmedia.id – Gangguan bicara pada anak masih menjadi salah satu kekhawatiran terbesar bagi banyak orang tua. Mulai dari ucapan tidak jelas, kesulitan menyampaikan kebutuhan, hingga terlambat berbicara dibanding teman sebayanya, semua ini sering membuat orang tua merasa cemas—bahkan tak jarang membandingkan anaknya dengan anak lain.
Padahal, menurut para ahli, setiap anak memiliki tahapan perkembangan bicara yang berbeda. Peran orang tua dalam proses stimulasi sangatlah penting. Salah satu mitos yang harus segera ditepis adalah anggapan bahwa anak akan bisa bicara dengan sendirinya tanpa perlu dilatih. Faktanya, komunikasi aktif dari orang tua merupakan fondasi penting dalam perkembangan bahasa anak.
1. Ikuti dan Ulangi Ucapan Anak
Langkah awal yang sederhana namun sangat efektif adalah mengikuti semua ucapan anak, meski terdengar belum jelas. Orang tua bisa mengulangi bunyi atau kata yang dikeluarkan anak sebagai bentuk respon.
Hal ini membuat anak merasa diajak berinteraksi, sehingga ia akan lebih terdorong untuk meniru suara, intonasi, dan struktur kata. Proses ini menjadi cikal bakal perkembangan komunikasi yang sehat dan efektif.
2. Berbicara Sambil Bergerak dan Ekspresif
Anak-anak belajar dengan melihat dan meniru. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menggunakan gerakan dan ekspresi saat berbicara. Contohnya, saat memberi susu, goyangkan botol sambil berkata, “Ini susu untuk adik, yuk diminum.”
Saat bermain boneka, ajak anak menyentuh boneka sambil mengatakan, “Ini boneka namanya Mimi. Kita ajak Mimi tidur, yuk!” Kombinasi gerakan dan kata membuat anak lebih mudah memahami makna dan tujuan percakapan.
3. Buat Narasi dari Aktivitas Sehari-hari
Setiap aktivitas bersama anak bisa jadi momen belajar yang menyenangkan. Saat memakaikan baju, jelaskan warnanya, fungsinya, dan alasan pemilihannya: “Ini baju warna merah biar adik hangat, ya.”
Ketika anak menunjuk benda, jangan hanya menjawab dengan satu kata. Gunakan kalimat utuh dan jelas, seperti: “Itu mobil warna biru, mobilnya bisa jalan.” Kalimat sederhana dan bertahap akan membantu memperkaya kosakata anak.
4. Bermain Imajinasi untuk Merangsang Percakapan
Permainan pura-pura (pretend play) bisa menjadi alat stimulasi bicara yang sangat efektif. Misalnya, ajak anak “bertelepon” menggunakan mainan, lalu buat percakapan imajinatif: “Halo Ayah, kita lagi main masak-masakan, lho!”
Permainan seperti ini melatih anak memahami percakapan dua arah, menambah kosa kata, dan mengembangkan kreativitas serta kemampuan sosial.
5. Beri Pujian Saat Anak Mengucapkan Kata Baru
Respon positif dari orang tua adalah bahan bakar utama semangat anak. Ketika anak mulai mengeluarkan suara atau kata baru, berilah pujian dengan senyum, tepuk tangan, atau pelukan. Ini memperkuat kepercayaan dirinya dan membuatnya ingin terus mencoba berbicara.
“Komunikasi yang penuh kasih dan sabar adalah kunci utama tumbuhnya kemampuan bicara anak,” kata dr. Tania Savitri dari Alodokter.
Setiap Anak Unik, Peran Orang Tua Vital
Jangan panik jika anak terlambat bicara. Yang terpenting adalah memberikan stimulasi yang tepat, komunikasi yang aktif, dan perhatian yang konsisten. Hindari membandingkan anak dengan yang lain, karena setiap anak punya ritme tumbuh kembang yang berbeda. (ryd)