FYPMedia.id – Dunia medis kembali diguncang kabar tragis dari India, setelah 16 anak di bawah usia lima tahun meninggal dunia akibat diduga mengonsumsi sirup obat batuk beracun.
Hasil uji laboratorium resmi menunjukkan, produk sirup tersebut terkontaminasi zat kimia berbahaya dietilen glikol (DEG)—senyawa yang biasa digunakan dalam pelarut industri dan dapat menyebabkan kematian meski hanya tertelan dalam dosis kecil.
Tragedi ini terjadi di negara bagian Madhya Pradesh dan Rajasthan, dan telah memicu reaksi keras dari otoritas kesehatan India.
Dalam pernyataannya, Kementerian Kesehatan India menegaskan bahwa hasil pengujian menunjukkan kandungan DEG dalam sirup melampaui ambang batas aman.
“Sampel-sampel tersebut ditemukan mengandung DEG melebihi batas yang diizinkan,” ujar juru bicara Kementerian Kesehatan India, dikutip dari AFP (Sabtu, 4 Oktober 2025).
Obat Batuk Merek Coldrif Jadi Sorotan Nasional
Sirup obat batuk yang kini tengah menjadi sorotan publik itu beredar dengan merek dagang Coldrif Cough Syrup. Produk ini diproduksi oleh Sresan Pharma, sebuah perusahaan farmasi yang berbasis di Tamil Nadu, India bagian selatan.
Setelah hasil uji laboratorium dirilis, otoritas kesehatan di setidaknya tiga negara bagian Madhya Pradesh, Tamil Nadu, dan Kerala, langsung melarang peredaran sirup tersebut.
Kepala Menteri Madhya Pradesh, Mohan Yadav, mengonfirmasi bahwa pemerintah setempat telah melarang total penjualan Coldrif Cough Syrup, sekaligus menarik semua produk lain dari perusahaan yang sama.
“Penjualan produk lain dari perusahaan yang memproduksi sirup tersebut juga dilarang,” tegas Yadav dalam konferensi pers resmi.
Larangan tersebut menjadi langkah cepat pemerintah daerah dalam mencegah jatuhnya korban tambahan, setelah laporan medis memastikan bahwa mayoritas korban meninggal menunjukkan gejala gagal ginjal akut, efek umum dari paparan dietilen glikol.
Baca Juga: Dalam 4 Hari Otak Bisa Terganggu! Ini Efek Mengejutkan Junk Food pada Fungsi Memori
Hasil Laboratorium Ungkap Bahaya di Balik Sirup Anak
Dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Madhya Pradesh (MPFDA), ditemukan bahwa tiga dari tiga belas sampel sirup yang diuji positif mengandung DEG di atas batas aman. Senyawa kimia ini dikenal sangat beracun bagi manusia, terutama anak-anak.
DEG sering digunakan dalam industri otomotif dan kosmetik sebagai pelarut, namun tidak pernah boleh digunakan dalam obat atau produk konsumsi manusia.
Jika tertelan, zat ini dapat memicu kerusakan ginjal, gangguan sistem saraf, hingga kematian dalam waktu singkat.
Kementerian Kesehatan India mengatakan pihaknya telah meluncurkan inspeksi besar-besaran terhadap 19 produsen obat di enam negara bagian.
Tujuannya adalah untuk menilai kualitas pengawasan produksi dan menutup celah dalam sistem kontrol mutu yang selama ini dinilai lemah.
Produsen Sresan Pharma Diperiksa Ketat
Sementara itu, Sresan Pharma, produsen sirup Coldrif, hingga kini belum memberikan tanggapan resmi atas tuduhan tersebut.
Kantor berita Reuters melaporkan bahwa permintaan komentar melalui surat elektronik kepada perusahaan tersebut tidak direspons hingga berita ini diterbitkan.
Otoritas kesehatan India kini telah menyegel fasilitas produksi milik Sresan Pharma di Tamil Nadu untuk keperluan investigasi.
Petugas juga tengah mengaudit proses perizinan bahan baku serta jalur distribusi produk yang mungkin telah menyebar ke luar wilayah India.
Baca Juga: 7 Tips Jitu Memilih Obat Aman di Apotek
Tragedi yang Mengingatkan Dunia
Insiden kali ini menambah daftar panjang kasus kematian akibat sirup obat batuk buatan India yang sebelumnya juga terjadi di beberapa negara.
Pada tahun 2022, tragedi serupa terjadi di Gambia, Afrika Barat, yang menewaskan lebih dari 70 anak-anak setelah mereka mengonsumsi obat sirup yang juga terbukti mengandung dietilen glikol dan etilen glikol.
Kasus-kasus tersebut telah membuat reputasi industri farmasi India berada di bawah tekanan internasional.
Negara ini dikenal sebagai salah satu produsen obat generik terbesar di dunia, namun berulang kali tersandung persoalan standar kualitas dan keamanan produk.
Pemerintah India Berjanji Perketat Pengawasan
Menanggapi maraknya kasus kontaminasi, Pemerintah India berjanji akan memperketat pengawasan mutu terhadap seluruh produk obat anak, terutama sirup cair.
Menteri Kesehatan India menegaskan bahwa setiap pelanggaran akan ditindak tegas dan perusahaan yang terbukti lalai akan dicabut izin produksinya.
Selain memperketat regulasi domestik, pemerintah juga berencana bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membangun sistem pemantauan global terhadap ekspor produk farmasi India. Langkah ini dilakukan untuk mencegah tragedi serupa terulang di masa depan.
Bahaya Tersembunyi di Balik Sirup Batuk
Pakar kesehatan menegaskan, kasus ini bukan sekadar kelalaian industri, tetapi alarm bahaya bagi semua orang tua agar lebih waspada dalam memilih obat untuk anak.
Sirup batuk, yang selama ini dianggap aman, bisa menjadi ancaman jika diproduksi tanpa kontrol mutu yang ketat.
Dietilen glikol, bahan kimia yang menjadi penyebab utama tragedi ini, tidak memiliki rasa atau bau mencolok, sehingga sulit dideteksi secara kasat mata.
Senyawa ini menyerang ginjal, hati, dan sistem saraf pusat, menyebabkan mual, muntah, kejang, hingga gagal ginjal akut hanya dalam waktu 24–72 jam setelah tertelan.
Para ahli menyerukan agar masyarakat lebih berhati-hati membeli obat, khususnya produk yang tidak memiliki izin edar resmi atau label BPOM (di Indonesia). Pastikan juga kemasan masih tersegel dengan baik dan tidak berubah warna atau bau.