FYPMedia. ID – Di dunia diet yang terus berkembang, berbagai tren baru bermunculan setiap tahunnya, menawarkan cara cepat untuk menurunkan berat badan. Salah satu tren diet yang tengah ramai diperbincangkan, terutama di TikTok adalah diet 90-30-50.
Diet ini diklaim menawarkan penurunan berat badan yang sederhana namun tetap efektif sehingga banyak orang penasaran untuk mencobanya. Namun, seberapa efektif sebenarnya metode ini? Dan, apa saja hal penting yang perlu diperhatikan sebelum ikut menjalankan tren ini?
Diet 90-30-50 merupakan pola makan yang mengedepankan pembagian jumlah kalori atau proporsi makronutrien tertentu dalam diet sehari-hari. Secara garis besar, diet ini mengusulkan untuk mengonsumsi 90% kalori dari makanan sehat, 30% kalori dari lemak sehat, dan 50% kalori dari karbohidrat kompleks.
Proposisi ini berfokus pada pengurangan jumlah makanan olahan dan gula, sambil meningkatkan konsumsi makanan yang lebih alami, seperti buah, sayur, dan sumber karbohidrat kompleks seperti nasi merah, kentang, dan quinoa.
Diet ini pertama kali populer di media sosial, khususnya TikTok, berkat video-video yang menampilkan kemudahan dan klaim penurunan berat badan yang signifikan dalam waktu singkat. Banyak pengguna TikTok yang memperlihatkan perubahan tubuh mereka setelah mengikuti diet ini.
Berdasarkan prinsip dasar diet 90-30-50, diet ini berfokus pada konsumsi makanan alami dan pengurangan makanan olahan yang memang terbukti baik untuk kesehatan tubuh. Konsumsi karbohidrat kompleks dan lemak sehat, seperti yang disarankan dalam diet ini, dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan menjaga kestabilan energi.
Selain itu, karbohidrat kompleks lebih lambat dicerna, sehingga memberikan rasa kenyang lebih lama yang dapat membantu mengurangi keinginan untuk makan berlebihan.
Namun, efektivitas diet ini sangat tergantung pada keseimbangan kalori yang masuk dan keluar tubuh. Jika seseorang mengonsumsi lebih banyak kalori dari yang dibakar, maka berat badan tidak akan berkurang, meskipun diet ini mengatur komposisi makronutrien dengan baik.
Para ahli diet menyarankan agar pola makan seperti diet 90-30-50 hanya dijadikan panduan umum, bukan aturan yang harus diikuti secara kaku. Hal ini penting karena setiap individu memiliki kebutuhan kalori dan makronutrien yang berbeda, tergantung pada faktor seperti tingkat aktivitas fisik, usia, dan kondisi kesehatan.
Baca juga: Mandi Malam: Risiko Kesehatan dan Fakta di Baliknya
Seperti diet lainnya, diet 90-30-50 juga memiliki beberapa keuntungan dan tantangan. Keuntungannya antara lain:
- Meningkatkan Konsumsi Makanan Sehat: Dengan menekankan konsumsi makanan alami, diet ini dapat membantu meningkatkan asupan vitamin, mineral, dan serat yang baik untuk tubuh.
- Mencegah Kelebihan Kalori: Dengan memperbanyak konsumsi karbohidrat kompleks dan mengurangi lemak jenuh serta makanan olahan, diet ini membantu menghindari konsumsi kalori berlebihan yang bisa menyebabkan penambahan berat badan.
- Mengatur Gula Darah: Diet ini juga dapat membantu mengatur kadar gula darah, karena karbohidrat kompleks dicerna lebih lambat dan tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat.
Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan:
- Keterbatasan dalam Pilihan Makanan: Diet ini bisa terasa terbatas bagi mereka yang terbiasa dengan pola makan yang lebih bebas, terutama yang mengandung banyak makanan olahan atau makanan cepat saji.
- Kesulitan Menjaga Proporsi Makronutrien: Menjaga keseimbangan antara 90% makanan sehat, 30% lemak sehat, dan 50% karbohidrat bisa menjadi tantangan, terutama bagi pemula yang belum terbiasa dengan konsep pembagian kalori atau makronutrien.
- Tidak Cocok untuk Semua Orang: Diet ini mungkin tidak cocok untuk orang dengan kondisi medis tertentu, seperti mereka yang memiliki masalah ginjal atau hati, karena mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat atau lemak bisa memperburuk kondisi mereka.
Baca Juga: Kacang: Manfaat Kesehatan di Balik Rasa Gurihnya
Diet 90-30-50 dapat menjadi pilihan yang baik bagi kalian yang ingin mengurangi konsumsi makanan olahan dan meningkatkan asupan makanan sehat. Namun, seperti halnya dengan diet lainnya, keberhasilan diet ini sangat tergantung pada komitmen individu, penyesuaian dengan kebutuhan tubuh, dan pengawasan yang cermat terhadap jumlah kalori yang dikonsumsi.
Selalu konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter sebelum memulai diet baru untuk memastikan bahwa pola makan yang dipilih sesuai dengan kebutuhan tubuh dan kondisi kesehatan.