FYP Media.ID – Pada Kamis, 27 Maret 2025 – Suasana mudik yang seharusnya penuh kebahagiaan berubah menjadi duka mendalam bagi sebuah keluarga setelah mobil yang mereka tumpangi tertabrak kereta api di perlintasan tanpa palang pintu. Kecelakaan tragis ini merenggut empat nyawa, termasuk seorang balita, dan menyisakan luka mendalam bagi mereka yang ditinggalkan.
Kejadian memilukan ini terjadi pada Rabu (26/3) sekitar pukul 14.30 WIB di perlintasan sebidang Desa Nguter, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. Mobil MPV yang ditumpangi lima orang ini sedang dalam perjalanan menuju kampung halaman, membawa harapan untuk berkumpul dengan keluarga di momen Lebaran. Mereka telah menempuh perjalanan jauh dengan semangat dan kebahagiaan membayangkan momen berkumpul bersama sanak saudara. Namun, nasib berkata lain. Dalam hitungan detik, kebahagiaan itu berubah menjadi tragedi yang sulit dilupakan.
Menurut saksi mata, mobil tersebut sempat berhenti sebelum perlintasan. Diduga, pengemudi tidak menyadari adanya kereta yang melaju kencang dari arah Solo menuju Yogyakarta. Beberapa warga sekitar berteriak memperingatkan, namun semuanya terjadi begitu cepat. Dentuman keras terdengar saat kereta menabrak mobil tersebut dengan kekuatan luar biasa. Para warga yang menyaksikan kejadian itu hanya bisa terpaku, tak percaya bahwa dalam sekejap mata, sebuah keluarga kehilangan nyawa di depan mereka.
Mobil itu terpental sejauh 20 meter sebelum akhirnya terguling dan berhenti di area persawahan. Benturan keras membuat kendaraan itu ringsek nyaris tak berbentuk. Beberapa barang bawaan yang seharusnya menjadi perlengkapan untuk merayakan Lebaran berserakan di sekitar lokasi kejadian. Suasana penuh haru dan kepedihan menyelimuti tempat itu. Empat dari lima penumpang kehilangan nyawa di tempat, sementara satu orang lainnya, yakni pengemudi, mengalami luka berat dan segera dilarikan ke rumah sakit.
Baca Juga : Kecelakaan Beruntun di Jalan Raya Puncak, Satu Orang Meninggal Dunia
Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, mengonfirmasi bahwa korban tewas terdiri dari dua pria dewasa, satu wanita, dan seorang balita. Proses evakuasi berlangsung dramatis karena kondisi mobil yang hancur menyulitkan tim SAR dalam mengeluarkan korban. Para petugas berjuang keras untuk memastikan semua korban bisa dievakuasi dengan layak, sementara keluarga korban yang datang ke lokasi hanya bisa menangis pilu meratapi kepergian orang-orang tercinta mereka.
Kecelakaan ini kembali menyoroti betapa berbahayanya perlintasan tanpa palang pintu. Minimnya rambu-rambu serta tidak adanya petugas penjaga membuat pengendara harus ekstra waspada saat melintas. Banyak perlintasan sebidang di Indonesia yang belum memiliki sistem keamanan yang memadai, sehingga kecelakaan serupa sering kali terjadi.
PT KAI Daop 6 Yogyakarta menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan mengingatkan pentingnya kehati-hatian saat melewati jalur kereta. Sementara itu, Dinas Perhubungan Kabupaten Sukoharjo berjanji akan mengevaluasi keberadaan perlintasan sebidang tanpa palang pintu di wilayahnya. Beberapa langkah perbaikan seperti pemasangan rambu tambahan, pembangunan palang pintu, dan penempatan petugas penjaga mulai dipertimbangkan. Harapan masyarakat adalah agar kejadian tragis seperti ini tidak terus berulang di masa depan.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi semua pengendara, terutama para pemudik, untuk lebih waspada saat melintas di perlintasan kereta api. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan:
- Berhenti sejenak dan periksa kanan-kiri sebelum melintas.
- Jangan menerobos perlintasan jika ada tanda-tanda kereta mendekat.
- Pilih jalur perlintasan resmi yang memiliki palang pintu atau penjaga.
- Pastikan kendaraan dalam kondisi baik agar tidak mogok di tengah rel.
- Utamakan keselamatan, meskipun perjalanan mudik terasa mendesak.
Tragedi ini meninggalkan luka yang dalam bagi keluarga korban. Harapan besar tertuju pada pemerintah dan pihak terkait agar segera melakukan langkah nyata untuk meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang. Mudik seharusnya menjadi perjalanan penuh kebahagiaan, bukan duka yang mendalam. Keluarga korban tentu tidak pernah membayangkan bahwa perjalanan yang seharusnya menjadi awal kebahagiaan justru menjadi akhir dari kebersamaan mereka.
Baca Juga : 20 Jemaah Umrah Alami Kecelakaan di Saudi, 6 Meninggal Dunia
Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk selalu waspada dan mematuhi aturan lalu lintas. Mari kita utamakan keselamatan di setiap perjalanan, agar kebahagiaan bersama keluarga tidak berubah menjadi kehilangan yang tak tergantikan. Tidak ada yang lebih berharga daripada nyawa, dan tidak ada perjalanan yang lebih penting daripada keselamatan. Semoga para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan untuk menghadapi cobaan ini.