Tragedi di Perairan Bali: Perahu Snorkeling Terbalik, 1 Turis Tewas

Tragedi di Perairan Bali: Perahu Snorkeling Terbalik, Satu Turis Tewas

FYP Media.id – Pada Tanggal 22 Maret 2025 – Sebuah insiden tragis terjadi di perairan Nusa Penida, Bali, pada Jumat malam, 21 Maret 2025, ketika sebuah perahu snorkeling yang mengangkut 13 orang, termasuk 11 turis asal Australia, terbalik akibat gelombang tinggi. Kejadian ini mengakibatkan satu turis tewas, sementara dua lainnya mengalami luka-luka yang cukup serius. Insiden ini kembali menyoroti keselamatan transportasi laut di Indonesia, terutama bagi wisatawan yang berkunjung ke destinasi populer seperti Bali. Dengan semakin populernya wisata bahari di Indonesia, perhatian terhadap aspek keamanan dan kesiapan dalam menghadapi kondisi cuaca yang berubah-ubah menjadi semakin penting.

Perahu bernama Sea Dragon berangkat dari pelabuhan di Bali menuju Nusa Penida, sebuah pulau kecil yang terkenal dengan keindahan bawah lautnya. Pulau ini menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan, terutama untuk aktivitas snorkeling dan menyelam. Namun, perairannya juga dikenal memiliki ombak yang kuat dan arus bawah laut yang cukup berbahaya. Saat perahu tiba di sekitar perairan Kelingking, tiba-tiba gelombang besar menghantam kapal tersebut. Gelombang pertama menyebabkan seorang penumpang, Anna Maree (39) asal Canberra, terlempar ke laut. Tak lama setelah itu, gelombang kedua menghantam perahu lebih keras hingga kapal terbalik sepenuhnya, menyebabkan seluruh penumpang dan awak kapal tercebur ke laut.

Dalam kondisi panik, beberapa penumpang berusaha berenang ke tepian, sementara yang lain menunggu bantuan. Beruntung, sebuah perahu lain yang berada di sekitar lokasi segera memberikan pertolongan. Sebanyak 12 orang berhasil diselamatkan, termasuk dua awak kapal dan dua turis yang mengalami luka bakar akibat terpapar bahan bakar dari kapal yang terbalik. Anna Maree ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri dan segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Sayangnya, nyawanya tidak tertolong.

Baca Juga : 20 Jemaah Umrah Alami Kecelakaan di Saudi, 6 Meninggal Dunia

Dua turis Australia lainnya, Gabriel Hijniakoff (29) dan Cintamani Warrington (32), mengalami luka bakar serius akibat insiden tersebut. Kedua korban sempat terdampar di sebuah pulau kecil selama beberapa jam sebelum akhirnya mendapatkan pertolongan medis. Mereka saat ini menjalani perawatan di Griya Medical Clinic dan berencana untuk dipindahkan ke Denpasar guna mendapatkan perawatan lebih lanjut. Keluarga korban yang terluka telah meluncurkan kampanye penggalangan dana melalui GoFundMe untuk membantu biaya perawatan medis dan pemulihan mereka. Kampanye ini menarik perhatian banyak warga Australia yang turut prihatin atas kejadian ini.

Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia telah mengonfirmasi bahwa mereka memberikan bantuan konsuler kepada keluarga korban yang meninggal dunia. Mereka juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Anna Maree serta memberikan dukungan kepada korban yang terluka. Pihak keluarga korban yang meninggal menyatakan kesedihan mendalam atas kejadian ini. Mereka berharap agar pemerintah Indonesia dapat meningkatkan standar keselamatan wisata bahari sehingga insiden serupa tidak terulang di masa mendatang.

Baca Juga : Tragedi di SMKN 9 Tangerang: Satpam Ditusuk Setelah Tolak Beri THR, Masyarakat Geram

Bali merupakan salah satu destinasi wisata bahari terbaik di dunia, dengan berbagai aktivitas seperti snorkeling, menyelam, dan berselancar. Beberapa lokasi snorkeling yang populer di Bali meliputi Blue Lagoon di Padang Bai, Nusa Lembongan, dan Nusa Penida. Di tempat-tempat ini, wisatawan dapat menikmati pemandangan bawah laut yang menakjubkan, termasuk terumbu karang dan ikan tropis yang beragam. Namun, insiden seperti yang terjadi pada Sea Dragon menunjukkan bahwa ada risiko yang harus diperhatikan saat melakukan aktivitas wisata bahari.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan di laut antara lain kondisi cuaca yang tidak stabil, kurangnya pengawasan keselamatan, serta minimnya edukasi bagi wisatawan. Perairan Bali sering mengalami perubahan cuaca mendadak, termasuk ombak besar yang dapat membahayakan kapal kecil. Selain itu, tidak semua operator tur di Bali memiliki standar keselamatan yang ketat, dan beberapa kapal tidak dilengkapi dengan peralatan keselamatan yang memadai. Wisatawan juga sering kali kurang memahami bahaya arus bawah laut atau tidak mendapatkan instruksi keselamatan sebelum melakukan snorkeling.

Untuk mengurangi risiko kecelakaan, wisatawan disarankan untuk memilih operator tur yang memiliki reputasi baik serta memastikan kapal yang digunakan dilengkapi dengan peralatan keselamatan yang memadai, seperti jaket pelampung dan perahu penyelamat. Selain itu, wisatawan juga perlu selalu memantau prakiraan cuaca sebelum memulai aktivitas di laut.

Indonesia adalah negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, yang membuat transportasi laut menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Namun, standar keselamatan transportasi laut di Indonesia masih menjadi perhatian. Sejumlah kecelakaan kapal dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa masih banyak operator yang tidak mematuhi standar keselamatan. Penyebab utama kecelakaan di laut biasanya terkait dengan kelebihan muatan, kurangnya pengawasan, serta minimnya pelatihan bagi awak kapal.

Banyak kapal yang beroperasi di perairan Indonesia sering melebihi kapasitas penumpang yang seharusnya. Selain itu, beberapa kapal tidak memiliki izin operasi resmi atau tidak diperiksa secara berkala. Awak kapal juga sering kali tidak memiliki pelatihan keselamatan yang memadai untuk menghadapi kondisi darurat di laut. Untuk meningkatkan keselamatan wisata bahari, diperlukan regulasi yang lebih ketat serta peningkatan kesadaran baik dari operator kapal maupun wisatawan. Pemerintah Indonesia diharapkan dapat melakukan inspeksi lebih ketat terhadap operator tur serta memastikan bahwa setiap kapal yang beroperasi telah memenuhi standar keselamatan internasional.

Insiden terbaliknya perahu Sea Dragon di perairan Nusa Penida menjadi pengingat bagi semua pihak tentang pentingnya keselamatan dalam wisata bahari. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang tertarik pada aktivitas laut, standar keselamatan harus menjadi prioritas utama. Diperlukan kerja sama antara pemerintah, operator tur, dan wisatawan untuk memastikan bahwa semua pihak memahami risiko yang ada serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghindari kecelakaan. Hanya dengan cara ini, wisata bahari di Indonesia dapat terus berkembang dengan aman dan memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi wisatawan tanpa mengorbankan keselamatan.