Teror Militan Bersenjata di India, 26 Turis Tewas Ditembak: Dunia Berduka, Keamanan Nasional Dipertanyakan

Teror Militan Bersenjata di India, 26 Turis Tewas Ditembak: Dunia Berduka, Keamanan Nasional Dipertanyakan

FYP Media.ID – Jum’at, 25 April 2025 – Sebuah tragedi mengerikan mengguncang India ketika sekelompok militan bersenjata berat menyerang iring-iringan turis di negara bagian Jammu dan Kashmir, menewaskan sedikitnya 26 orang dan melukai puluhan lainnya. Insiden yang terjadi pada Minggu sore itu segera memicu kepanikan nasional dan reaksi keras dari berbagai pihak, baik dalam negeri maupun internasional.

Menurut laporan otoritas keamanan India, para militan yang diduga berasal dari kelompok ekstremis yang berbasis di wilayah perbatasan Pakistan, menyerbu rombongan bus wisata yang membawa para pelancong domestik dan asing yang sedang dalam perjalanan dari Srinagar ke Pahalgam, kawasan wisata populer di Lembah Kashmir.

Serangan terjadi sekitar pukul 15.45 waktu setempat, ketika bus wisata yang membawa lebih dari 40 penumpang melintasi jalan pegunungan yang sempit di Distrik Anantnag. Tiba-tiba, dari balik pepohonan dan semak-semak di sekitar jalan, belasan pria bersenjata laras panjang dan granat meluncur ke arah kendaraan.

Saksi mata menyebutkan, para militan menembakkan peluru secara membabi buta ke arah bus dan kendaraan lain yang mengikutinya. Suara tembakan terdengar tanpa henti selama hampir 20 menit. “Itu seperti kiamat. Orang-orang berteriak, berusaha menyelamatkan diri. Mereka tidak peduli apakah yang mereka tembak itu perempuan, anak-anak, atau orang tua,” ujar salah satu korban selamat yang kini dirawat di rumah sakit Srinagar.

Akibat serangan brutal itu, 26 orang tewas di tempat, termasuk 6 anak-anak dan 4 turis asing yang berasal dari Jerman dan Thailand. Sekitar 18 orang lainnya mengalami luka berat, beberapa dalam kondisi kritis.

Baca Juga : 104 Warga India Dideportasi dari AS dengan menggunakan Pesawat Militer AS

Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengutuk keras serangan tersebut dan menyebutnya sebagai “aksi pengecut yang tidak manusiawi.” Dalam pernyataannya di hadapan media, Modi mengatakan bahwa India tidak akan tinggal diam atas aksi teror ini dan akan mengejar serta menghukum para pelaku hingga ke akar-akarnya.

“Saya menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga para korban. Ini adalah luka yang dalam bagi bangsa kita. Kami akan bertindak tegas dan tak kenal ampun terhadap siapa pun yang mencoba mengganggu perdamaian dan keamanan di tanah air kita,” ujar Modi.

Pemerintah juga segera mengirimkan tambahan pasukan militer dan paramiliter ke wilayah Jammu dan Kashmir untuk memperkuat keamanan serta memburu para pelaku yang hingga kini masih buron. Operasi pencarian besar-besaran diluncurkan, mencakup pengecekan hutan, desa, dan jalur-jalur pegunungan yang sering digunakan sebagai persembunyian militan.

Hingga kini, belum ada kelompok yang secara resmi mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, pihak intelijen India menduga kuat bahwa kelompok teroris Lashkar-e-Taiba (LeT) berada di balik serangan ini. LeT adalah organisasi militan yang telah lama dituding terlibat dalam berbagai aksi teror di wilayah Kashmir dan memiliki sejarah konflik panjang dengan pemerintah India.

Baca Juga : Tok! Mahkamah Agung India Tolak Pernikahan Sesama Jenis

Motif serangan diduga berkaitan dengan meningkatnya ketegangan di Kashmir pasca-pemilu lokal yang baru saja digelar, di mana kelompok separatis menuduh pemerintah pusat melakukan manipulasi politik. Selain itu, eskalasi hubungan India-Pakistan yang kembali memanas dalam beberapa bulan terakhir juga dinilai turut memperkeruh situasi keamanan.

Masyarakat internasional mengecam keras aksi teror tersebut. Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menyampaikan belasungkawa mendalam kepada korban dan keluarga, serta menyerukan agar keadilan ditegakkan secepat mungkin.

“Kekerasan terhadap warga sipil, terutama dalam bentuk serangan terencana seperti ini, tidak dapat dibenarkan dalam keadaan apa pun. Kami mendukung penuh upaya pemerintah India untuk membawa para pelaku ke pengadilan,” ujar Guterres.

Presiden Jerman dan Perdana Menteri Thailand juga turut mengungkapkan keprihatinan mereka. Keduanya menuntut penyelidikan menyeluruh atas kematian warganya dan meminta perlindungan tambahan bagi warga negara mereka yang tengah berada di India.

Serangan ini menjadi pukulan telak bagi sektor pariwisata India yang sedang berusaha pulih pasca-pandemi. Kashmir, yang dikenal sebagai “surga di bumi”, selama ini menjadi magnet bagi wisatawan domestik dan asing berkat pemandangan alamnya yang memesona. Namun, insiden berdarah ini diperkirakan akan membuat banyak negara mengeluarkan peringatan perjalanan (travel warning) ke wilayah tersebut.

Banyak agen perjalanan dilaporkan membatalkan kunjungan ke Kashmir, dan hotel-hotel di wilayah itu mengalami pembatalan massal dalam waktu singkat. Pemerintah India pun mengumumkan peningkatan status siaga nasional di beberapa kota besar, termasuk New Delhi dan Mumbai, untuk mengantisipasi kemungkinan serangan lanjutan.

Meski serangan ini menyisakan luka dan trauma yang mendalam, berbagai pihak menyerukan agar masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi. Para tokoh agama, organisasi masyarakat, dan aktivis hak asasi manusia di India menyerukan pentingnya menjaga persatuan dan tidak menjadikan tragedi ini sebagai alasan untuk memperkeruh suasana politik dan sosial di tanah air.

“Kekerasan tidak pernah menyelesaikan masalah. Yang kita butuhkan sekarang adalah keadilan, keamanan, dan rekonsiliasi,” ujar Mahesh Kumar, aktivis HAM asal Delhi.

Insiden teror ini mengingatkan kita semua bahwa bahaya ekstremisme masih menjadi ancaman nyata di berbagai belahan dunia. Perlu kerja sama internasional dan komitmen bersama untuk menanggulangi akar dari terorisme — mulai dari ideologi kebencian, ketimpangan sosial, hingga konflik politik yang berkepanjangan.

India kini dihadapkan pada tugas berat: menenangkan rakyatnya yang sedang berduka, menindak tegas para pelaku, serta mengembalikan rasa aman di kawasan yang penuh konflik ini.