FYPMedia.ID – Sebanyak 104 warga negara India dideportasi dari Amerika Serikat (AS) menggunakan pesawat militer, sebagai bagian dari kebijakan ketat imigrasi yang diterapkan oleh pemerintahan Donald Trump. Pesawat C-17 milik militer AS yang membawa para migran tersebut mendarat di kota Amritsar, negara bagian Punjab, India, pada Rabu (5/2) sore waktu setempat.
para migran ini mayoritas berasal dari Gujarat, Maharashtra, dan Punjab. Mereka mengaku terkejut dengan pemulangan mendadak ini, mengingat perjalanan mereka menuju AS telah menghabiskan biaya yang tidak sedikit dan penuh tantangan.
Deportasi yang Mengejutkan
Seorang warga bernama Manriasat Singh menceritakan pengalaman pahit sepupunya, Akashdeep Singh (23), yang termasuk dalam rombongan deportasi tersebut. Menurut Manriasat, Akashdeep berangkat ke AS tujuh bulan lalu dengan harapan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Namun, hanya dalam hitungan bulan setelah kedatangannya pada Januari lalu, ia ditahan dan akhirnya dipulangkan tanpa banyak pilihan.
“Akashdeep terdengar lemah saat tiba di India. Ayahnya bahkan menjual dua pertiga tanah mereka untuk membiayai perjalanan ini, sekitar USD 60 ribu (sekitar Rp940 juta). Keluarganya sedih, tetapi juga bersyukur karena setidaknya ia tidak harus menjalani hukuman panjang di penjara,” ujar Manriasat kepada CNN.
Lonjakan Imigran India ke AS
Deportasi ini merupakan bagian dari tren meningkatnya jumlah warga India yang mencoba masuk ke AS secara ilegal dalam beberapa tahun terakhir. Data pemerintah AS mencatat peningkatan signifikan, dari 8.027 migran pada tahun fiskal 2018-2019 menjadi 96.917 pada periode 2022-2023. Sebagian besar dari mereka adalah anak muda yang mencari peluang kerja di Negeri Paman Sam.
Namun, dengan kebijakan imigrasi yang semakin diperketat di bawah kepemimpinan Donald Trump, banyak dari mereka justru berakhir di pusat-pusat detensi sebelum akhirnya dipulangkan ke negara asalnya.
Baca Juga: Rencana Kontroversial Trump untuk Mengambil Alih Gaza dan Relokasi Warga Palestina
yang Pupus Harapan dan Kesulitan di Kampung Halaman
Mantan pemimpin desa Punjab, Lakbhir Singh, yang mengenal salah satu migran yang dideportasi, mengatakan bahwa banyak keluarga kini menghadapi kesulitan besar setelah anggota keluarga mereka dipulangkan.
“Keluarga pria yang dipulangkan itu putus asa. Mereka sudah menjual properti dan menghabiskan ribuan dolar untuk mengirim anaknya ke luar negeri, tapi kini ia kembali dengan tangan kosong,” kata Lakbhir.
Menurutnya, pengangguran menjadi alasan utama mengapa banyak anak muda India nekat mencoba peruntungan di luar negeri. Mereka berharap bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji lebih baik dibandingkan di tanah air.
Pemerintah India sendiri telah menyatakan kesiapan mereka untuk menerima kembali warganya yang dideportasi. Namun, para pemimpin lokal mendesak adanya solusi lebih besar untuk mengatasi masalah pengangguran yang memaksa banyak anak muda meninggalkan negaranya dengan segala risiko.
Imigrasi India di Bawah Kebijakan Trump
Donald Trump dikenal dengan kebijakan imigrasinya yang keras, yang tidak hanya menargetkan migran dari Amerika Latin, tetapi juga dari Asia, termasuk India. Beberapa kebijakan utama yang mempersulit imigran India antara lain adalah pembatasan visa kerja H-1B, pengetatan pengawasan perbatasan, dan percepatan proses deportasi bagi mereka yang tertangkap masuk secara ilegal.
Meskipun Trump tidak lagi menjabat sebagai presiden, dampak kebijakannya masih dirasakan oleh banyak migran, terutama mereka yang telah menghabiskan banyak uang dan tenaga untuk mengejar impian di AS.
Baca Juga: Serang Yaman, Rusia Tuding Amerika-Inggris Langgar Piagam PBB
Seruan untuk Perubahan
Kisah-kisah pilu seperti yang dialami Akashdeep dan para migran lainnya menjadi pengingat bahwa kebijakan imigrasi yang ketat memiliki dampak nyata pada kehidupan banyak orang. Para pemimpin lokal di India menyerukan pemerintah untuk meningkatkan lapangan kerja serta memperbaiki kondisi ekonomi agar anak-anak muda tidak lagi merasa terpaksa mencari peluang di luar negeri dengan cara yang berisiko.
Apakah insiden ini akan membuat pandangan banyak orang berubah tentang perspektif imigrasi ke AS? Ataukah justru semakin banyak yang akan mencoba peruntungan meskipun risikonya besar? Yang jelas, kebijakan imigrasi ketat masih menjadi tantangan bagi ribuan migran dari berbagai negara, termasuk India.