Tahun 2023 Pecahkan Rekor Suhu Terpanas dalam Sejarah Bumi

Tahun 2023 Pecahkan Rekor Suhu Terpanas dalam Sejarah Bumi
Gambar: greeners

FYPMedia.id – Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) telah mengumumkan bahwa September 2023 akan dikenang sebagai periode terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah Bumi. Data internasional yang dianalisis oleh WMO mengungkapkan bahwa suhu permukaan tanah dan laut mengalami perubahan yang luar biasa, dan tahun 2023 memecahkan banyak rekor suhu.

Berdasarkan laporan resmi WMO, suhu panas yang mencapai puncaknya tahun ini telah mengakibatkan berbagai bencana iklim di seluruh dunia. Benua Asia, Amerika, Afrika, dan Eropa telah mengalami gelombang panas yang mengakibatkan kekeringan yang parah dan bahkan kebakaran hutan di beberapa wilayahnya.

Wakil Direktur Copernicus Climate Change Services (C3S), Samantha Burgess, mengungkapkan bahwa tiga bulan terakhir menjadi periode dengan suhu tertinggi yang pernah tercatat dalam sejarah dunia. Bahkan, rata-rata suhu panas secara global diperkirakan mencapai 16,77 derajat Celsius, melampaui rekor sebelumnya yang tercatat pada tahun 2018 sebesar 16,48 derajat Celsius. Perubahan drastis ini telah mengakibatkan kerusakan iklim yang serius di berbagai belahan dunia.

Di Eropa, September 2023 bukan hanya menjadi bulan terpanas yang pernah tercatat, tetapi juga menjadi bulan dengan kondisi “lebih basah dari rata-rata” di banyak bagian pesisir barat benua tersebut, sesuai dengan laporan C3S. Beberapa wilayah Eropa, termasuk Semenanjung Iberia bagian barat, Irlandia, Inggris bagian utara, dan Skandinavia, mengalami dampak dari peningkatan curah hujan yang signifikan.

Di luar Eropa, negara-negara Amerika Latin seperti Brasil dan Cile juga dilanda “persitiwa curah hujan ekstrem”, terutama di wilayah selatan. Ini menjadi bukti lebih lanjut akan perubahan ekstrim dalam cuaca global.

Menurut Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa (C3S), suhu rata-rata bulan September mencapai 16,38 derajat Celsius. Angka ini 0,5 derajat Celsius lebih panas daripada September 2020 dan bahkan 1,75 derajat Celsius lebih panas daripada periode 1850 hingga 1900. Data ini memperkuat bukti bahwa perubahan iklim terus berlangsung dan semakin mempengaruhi lingkungan kita.

Selain itu, luas es laut Antartika juga menghadapi situasi yang mengkhawatirkan, mencapai rekor terendah tahun ini. Luasan harian dan bulanan es laut mencapai tingkat maksimum tahunan terendah dalam catatan satelit pada bulan September, dengan luasan bulanan 9 persen di bawah rata-rata. Ini menunjukkan bahwa perubahan iklim telah memiliki dampak yang signifikan pada kondisi kutub.

Peningkatan suhu global dan perubahan cuaca yang terus berlanjut mengingatkan kita akan urgensi tindakan global untuk mengatasi perubahan iklim. Para ilmuwan dan organisasi lingkungan telah lama memperingatkan bahwa perubahan iklim adalah ancaman serius bagi planet kita, dan krisis ini membutuhkan tindakan kolektif dari seluruh dunia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjaga keseimbangan iklim Bumi.

(Rin)

Leave a Reply