7 Fakta Bersejarah: Persib Juara Lagi dan Misi Baru Bantu Tyronne Rebut Sepatu Emas

7 Fakta Bersejarah: Persib Juara Lagi dan Misi Baru Bantu Tyronne Rebut Sepatu Emas

FYP Media.id – Pada Selasa, 6 Mei 2025  – Musim Liga 1 2024/2025 menjadi panggung istimewa bagi Persib Bandung. Bukan hanya karena mereka sukses menyegel gelar juara sebelum musim resmi berakhir, tetapi juga karena sederet pencapaian bersejarah yang mengiringi langkah mereka. Meski sempat terpeleset dalam beberapa laga, nasib akhirnya berpihak kepada skuad Maung Bandung. Kini, setelah gelar ada di tangan, sebuah misi baru muncul: membantu Tyronne del Pino meraih sepatu emas.

Berikut adalah 7 fakta menarik dan misi penting yang tengah dijalankan Persib pasca resmi jadi kampiun Liga 1.

Baca juga: Nick Teken Kontrak Baru Bersama Persib

  1. Resmi Juara Meski Tak Bertanding

Kepastian Persib menjadi juara justru hadir dari hasil pertandingan tim lain. Pada Senin, 5 Mei 2025, laga antara Persik Kediri vs Persebaya Surabaya berakhir imbang 3-3. Hasil tersebut membuat Persebaya—yang jadi satu-satunya pesaing tersisa—tak mampu mengejar perolehan poin Persib yang mengoleksi 64 angka. Dengan hanya tiga pertandingan tersisa, Persebaya maksimal hanya bisa mengumpulkan 63 poin. Artinya, secara matematis, gelar tak bisa lagi direbut dari Persib.

  1. Juara Walau Sempat Tumbang

Sebelumnya, peluang untuk mengunci gelar sudah terbuka lebar bagi Persib. Sayangnya, kekalahan tipis 0-1 dari Malut United pada 2 Mei 2025 membuat mereka harus menunggu hasil dari laga tim lain. Namun, dewi fortuna tersenyum. Hasil imbang Persik vs Persebaya mengantar trofi ke Bandung lebih cepat dari perkiraan. Gelar ini menjadi pelepas dahaga karena untuk pertama kalinya dalam sejarah, Persib juara dalam format kompetisi penuh alias double round robin.

  1. Gelar Juara Pertama yang Dirayakan di Bandung

Sejak Liga Indonesia dimulai pada 1994-1995, Persib memang sudah empat kali menjadi juara. Namun uniknya, ketiga gelar sebelumnya selalu diraih di luar Bandung. Mulai dari Jakarta (1995), Palembang (2014), hingga Bangkalan (2024). Kali ini, atmosfer Gelora Bandung Lautan Api dipastikan akan memuncak karena Persib akhirnya bisa berpesta di rumah sendiri.

Pelatih Bojan Hodak bahkan menyebut ini sebagai momen emosional bagi para fans. “Gelar-gelar sebelumnya selalu kami raih di tempat orang. Akhirnya, Bobotoh bisa melihat langsung perayaan di kandang sendiri,” ujar Hodak.

  1. Bojan Hodak, Pelatih Istimewa

Tak hanya mengantar Persib ke tangga juara, Bojan Hodak juga mencatatkan namanya dalam buku sejarah klub. Pelatih asal Kroasia ini menjadi satu-satunya pelatih yang membawa Persib juara secara beruntun dalam sistem liga penuh. Ia juga menjadi pelatih kedua yang mampu membuat Persib back to back champion, setelah Indra M. Tohir melakukannya pada era Perserikatan dan awal Liga Indonesia.

Kini, Bojan punya peluang mencetak rekor baru: menjadi pelatih pertama yang memberi Persib gelar juara tiga kali berturut-turut jika berhasil mengulang kesuksesan musim depan.

  1. Format Liga yang Lebih Fair dan Kompetitif

Berbeda dari musim-musim sebelumnya yang menggunakan format dua wilayah atau sistem seri, musim ini Liga 1 dijalankan secara penuh. Setiap tim bermain kandang dan tandang melawan seluruh kontestan lainnya. Format ini memberikan validasi lebih kuat terhadap siapa yang pantas jadi juara, dan Persib membuktikan diri sebagai tim paling konsisten sepanjang musim.

  1. Panggung Baru: Membantu Tyronne Rebut Sepatu Emas

Meski gelar juara sudah di tangan, Persib belum menginjak rem. Masih ada misi lain yang sedang mereka jalankan: membantu gelandang asal Spanyol, Tyronne del Pino, meraih sepatu emas sebagai pencetak gol terbanyak musim ini.

Tyronne kini telah mengoleksi 16 gol—jumlah yang sama dengan striker Persija Jakarta, Gustavo Almeida. Namun keduanya masih tertinggal tujuh gol dari pemuncak klasemen top skorer, Alex Martins dari Dewa United.

Dengan tiga laga tersisa melawan Barito Putera, Persita Tangerang, dan Persis Solo, peluang Tyronne menyalip masih terbuka. Dengan syarat, distribusi bola dari rekan-rekannya harus diarahkan untuk mendukung sang gelandang serang menambah pundi-pundi golnya. Meski bukan striker murni, insting gol Tyronne layak diperhitungkan.

Baca juga: Formasi 4-3-3 Timnas Indonesia: Patrick Kluivert dan Visi Sepak Bola Atraktif

  1. Lebih dari Sekadar Gelar

Bagi para Bobotoh, gelar ini bukan sekadar angka di klasemen. Ini adalah cerita kebangkitan, kerja keras, dan pembuktian. Persib tak perlu menunggu pertandingan terakhir atau berharap pada sistem final. Mereka menang karena konsistensi dan performa di setiap pekan.

Atmosfer euforia pun telah terasa di Kota Kembang. Stadion GBLA diprediksi akan membludak saat laga kandang terakhir musim ini, sebagai bentuk perayaan sekaligus apresiasi untuk perjuangan para pemain dan pelatih.

Gelar juara mungkin telah diraih, tapi cerita Persib belum usai. Dengan tiga pertandingan sisa, misi membawa Tyronne meraih sepatu emas menjadi babak baru yang bisa melengkapi dongeng indah musim ini. Dan siapa tahu, musim depan mereka bisa menciptakan sejarah baru dengan mencetak hattrick juara. Untuk saat ini, mari rayakan kemenangan yang memang pantas didapatkan. Persib juara, Bandung bergelora!