Mulai Musim Hujan, Waspadai Lonjakan Nyamuk Demam Berdarah!

Mulai Musim Hujan, Waspadai Lonjakan Nyamuk Demam Berdarah!
Gambar: alodokter

FYPMedia.id – Kementerian Kesehatan Indonesia telah mengonfirmasi lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang mengkhawatirkan hingga minggu ke-40 tahun 2023.

Menurut data yang dirilis, tercatat ada 68.996 kasus DBD dengan 498 kematian yang terjadi akibat penyakit ini.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menyampaikan informasi ini pada konferensi pers di Jakarta pada Senin, 16 Oktober 2023.

Data tersebut menunjukkan insiden rate sebesar 25,10 per 100.000 penduduk dengan case fatality rate sebesar 0,72 persen.

Kasus DBD yang meluas tersebar di 464 kabupaten/kota di 34 provinsi, dengan kasus kematian tercatat di 195 kabupaten/kota di 32 provinsi.

Dalam upaya melindungi masyarakat dari ancaman virus DBD, Kemenkes kini menunggu rekomendasi dari Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) untuk mempertimbangkan pemberian vaksinasi DBD sebagai langkah pencegahan yang lebih massal.

Siti Nadia Tarmizi menekankan bahwa DBD ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes Aegypti, yang habitatnya banyak di negara beriklim tropis seperti Indonesia.

“Mendeteksi infeksi virus secara dini serta mengendalikan reproduksi nyamuk menjadi kunci dalam penanganan dan pencegahan DBD,” jelas Kabiro Siti.

Selain upaya pemerintah, masyarakat juga diimbau untuk aktif dalam gerakan pencegahan DBD melalui Program 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur).

Langkah-langkah sederhana seperti menguras tempat-tempat penampungan air, menutup tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air menjadi kunci dalam memutus siklus hidup nyamuk Aedes Aegypti.

Kabiro Siti juga mengingatkan masyarakat untuk segera mendapatkan pengobatan awal di fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala infeksi DBD. Ini menjadi langkah krusial untuk meminimalisir dampak serius dari penyakit ini.

Lonjakan kasus DBD yang signifikan di Indonesia menyoroti urgensi tindakan pencegahan yang lebih aktif baik dari pemerintah maupun partisipasi aktif masyarakat dalam upaya memutus mata rantai penyebaran penyakit ini.

(rin)

Leave a Reply