FYPMedia.ID- Indonesia menjadi salah satu negara penghasil sampah terbanyak di dunia, termasuk sampah sisa makanan.
Menurut data yang dikeluarkan Sistem Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2023 hingga Juli 2024, timbunan sampah nasional dari 290 kabupaten/kota mencapai 31,9 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 64,3% atau 20,5 juta ton dapat terkelola, sementara 35,7% atau sebanyak 11,4 juta ton tidak terkelola dengan baik.
Yang lebih mencengangkan, angka ini hanya mencakup 290 kabupaten/kota dari total 514 kabupaten/kota di Indonesia.
Artinya, angka sesungguhnya jauh lebih besar. Sebagian besar dari sampah tersebut adalah sampah organik, termasuk juga sampah sisa makanan yang mencapai angka signifikan yaitu sekitar 28,6 juta ton per tahun.
Baca juga: Pendidikan Inklusif 2024: Mewujudkan Akses Setara dan Masa Depan Cerah Anak
Menurut data Program Lingkungan PBB (UNEP), Indonesia masuk ke dalam daftar negara penghasil sampah makanan terbesar di dunia. Setiap tahunnya sekitar 23-24 juta ton makanan di Indonesia terbuang percuma, yang setara dengan kerugian ekonomi sebesar 213 triliun.
Tak hanya berdampak pada ekonomi, sampah sisa makanan juga berdampak terhadap emisi gas rumah kaca. Ketika terurai di tempat pembuangan akhir (TPA), sampah makanan menghasilkan metana, yaitu salah satu gas rumah kaca yang 25 kali lebih kuat daripada karbondioksida. Selain itu, terimbas terhadap polusi udara, pemborosan lahan subur, dan pemborosan air tawar.
Baca juga: http://2 Bahaya Bekerja di Ruang Ber-AC
Penyebab utama masalah ini adalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah sisa makanan, pola konsumsi berlebihan, dan infrastruktur pengelolaan sampah juga belum memadai di banyak daerah.
Selain itu, belum adanya kebijakan tegas dari pemerintah mengenai pengelolaan sampah makanan yang memperparah situasi ini.
Untuk menanggulangi masalah ini, diperlukannya langkah pasti, seperti kampanye, edukasi pengurangan sampah makanan, penerapan metode pengolahan sampah organik, serta peningkatan infrastruktur pengelolaan sampah di setiap daerah.
Kesadaran setiap individu juga menjadi peranan penting.Dengan memulai dari hal sederhana, seperti tidak mengambil makan berlebih dan menjadikan sisa makan sebagai pupuk kompos, jadi setiap dapat membantu mengurangi timbunan sampah makanan.
Baca juga: Makanan Tradisional Era Penjajahan yang Masih Dinikmati Hingga Kini
Sampah makanan bukan bukan hanya masalah lingkungan saja, melainkan isu sosial dan butuh penanganan dan perhatian serius dari segala pihak.
Jangan biarkan Indonesia terus dikenal sebagai negara penghasil sampah terbanyak di dunia. Saat kita bertindak bersama untuk perubahan.