FYPMedia.ID – Menteri Kebudayaan Fadli Zon membuka pameran seni dengan tema “Jejak Perlawanan Sang Presiden 2001” di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat. Pameran tersebut bertujuan sebagai atribut untuk mengenang mendiang seniman Hardi yang dimulai pada Kamis (9/1/2025).
Pameran tersebut menampilkan lukisan Hardi dari tahun 1971 hingga lukisan terakhirnya tahun 2023 yang belum rampung sebelum ia wafat. Fadli Zon mengungkapkan karya Hardi penuh dengan muatan kritik di dalamnya.
Baca Juga: Imigrasi Jakut Deportasi 4 WNA China: Terapis hingga Pemandu Lagu Terlibat
Kritik dalam seni memang perlu ada batasannya terlebih di Indonesia yang memiliki budaya lebih ke timur-timuran dan menjunjung tinggi adab. Meski begitu, Fadli Zon menegaskan kritik menggunakan media kesenian diperbolehkan, tetapi tetap akan ada kuratorial.
“Saya kan juga, ya waktu saya di DPR juga tukang kritik juga gitu ya. Itu juga bagian dari saya kira hal yang biasa. Kebebasan berekspresi itu memang dijamin juga oleh undang-undang dasar kita,” ujar Fadli Zon.
Baca Juga: Warga Bangka Belitung Tuntut Kejelasan Kerugian Negara Rp271 Triliun ke BPKB
Pameran tersebut diadakan sebagai penghargaan atas karya-karya Hardi semasa hidupnya. Hardi merupakan seorang maestro pelukis Indonesia yang juga diakui oleh salah satu maestro pelukis Affandi Kusuma.
Pembukaan pameran Fadli Zon didampingi oleh Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha dan juga anak bungsu Hardi yakni Jibril Fitra Erlangga. Setelah prosesi pembukaan, Fadli Zon berkeliling melihat karya-karya Hardi.