Menilik Ungkrung Ulat Jati, Kuliner Ekstrem yang Hanya Ada di Musim Hujan

kuliner
Sumber Gambar: Pemdeskrocok

FYPMEDIA.ID – Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang terletak di bagian selatan Yogyakarta, Indonesia. Daerah ini dikenal dengan pesona alamnya yang luar biasa, termasuk pantai-pantai yang indah, gua-gua eksotik, dan hamparan perbukitan karst yang menawan. 

Namun, selain keindahan alamnya, Gunungkidul terkenal dengan keberagaman kuliner tradisional yang menggugah selera. Salah satu yang paling unik adalah ungkrung ulat jati, sebuah makanan ekstrem yang hanya bisa dinikmati pada awal musim hujan. 

Apa Itu Ungkrung Ulat Jati?

Ungkrung adalah sebutan untuk cara memasak atau mengolah ulat jati yang ditemukan pada pohon jati, terutama di daerah pedesaan Gunungkidul. Ulat jati ini dikenal karena tubuhnya yang gemuk dan memiliki tekstur kenyal, serta rasa yang cukup khas. Biasanya, ulat ini dipanen pada awal musim hujan, ketika pohon jati mulai mengalami perubahan dan menjadi tempat bagi ulat-ulat tersebut berkembang.

Setelah dipanen, ulat jati tersebut bisa diolah dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan cara digoreng. Ulat yang telah dibersihkan dari kulit kerasnya ini kemudian dimasak dengan bumbu khas, seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan sedikit garam. Proses pengolahan secara tepat akan menghasilkan rasa gurih dan sedikit pedas, yang cukup menggugah selera bagi sebagian orang.

Baca juga: Jenis Makanan Tak Boleh Dikonsumsi Pengidap Asam Urat

Mengapa Ungkrung Ulat Jati Populer di Awal Musim Hujan?

Makanan ini biasanya hanya tersedia saat musim hujan karena saat ulat jati mulai muncul. Bagi masyarakat Gunungkidul, ungkrung ulat jati bukan hanya soal rasa, melainkan juga tradisi. Masyarakat setempat menganggap ulat jati sebagai makanan yang kaya akan gizi dan energi.

Selain itu, ulat jati dipercaya memiliki manfaat kesehatan, seperti meningkatkan daya tahan tubuh dan mengatasi keluhan seperti radang tenggorokan, yang sering muncul saat cuaca dingin.

Pada awal musim hujan, banyak pedagang di pasar-pasar Gunungkidul yang menjual ungkrung ulat jati sebagai camilan atau makanan berat. Hidangan ini kerap dijadikan lauk pendamping nasi atau dimakan langsung sebagai jajanan sambil menikmati secangkir teh hangat.

Baca juga: 5 Makanan Terbaik untuk Mendukung Kecerdasan

Daya Tarik Kuliner Ekstrem

Bagi sebagian orang, ungkrung ulat jati mungkin terdengar cukup ekstrem. Tetapi, makanan ini justru menarik bagi para pecinta kuliner yang suka mencoba hal-hal baru. 

Ulat jati yang digoreng memiliki sensasi kenyal yang sulit ditemukan pada makanan lainnya. Meskipun bagi sebagian orang rasanya mungkin terasa asing, bagi warga Gunungkidul, ungkrung ulat jati adalah bagian dari budaya lokal yang harus dilestarikan.

Bagi wisatawan yang datang ke Gunungkidul, mencoba ungkrung ulat jati bisa menjadi pengalaman kuliner yang menarik. Tidak hanya sekadar mencicipi makanan, tapi juga memahami cara hidup masyarakat setempat yang memanfaatkan hasil alam sebagai bahan pangan yang bergizi.

Jadi, jika kamu sedang berada di Yogyakarta pada musim hujan, jangan lupa untuk mencoba makanan khas ini!