Mengungkap 4 Dampak Keuangan Indonesia dari Konflik Israel-Iran

4 Dampak Keuangan Indonesia dari Konflik Israel-Iran
Ilustrasi. Dampak Keuangan yang terjadi akibat konflik antara Israel dan Iran. (21/4)

FYP Media – Sebagai negara dengan ekonomi yang besar dan beragam, bangsa kita tidak terlepas dari pengaruh konflik global, termasuk ketegangan antara Israel dan Iran.  Lantas bagaimana dampak keuanagan langsung dan tidak langsung dari konflik ini terhadap perekonomian Indonesia?

Konflik Israel dan Iran, yang hingga saat ini masih memanas, rupanya memberikan pengaruh terhadap stabilitas geopolitik dan ekonomi global. Meskipun Indonesia tidak terlibat langsung, dampak ekonomi dan keuangan dari konflik ini terasa melalui berbagai saluran, termasuk fluktuasi harga minyak, investasi asing, dan perdagangan internasional.

1. Dampak Pada Pasar Modal dan Ekonomi Makro Indonesia

Ilustrasi. Dampak pada pasar modal dan ekonomi makro Indonesia

Menurut studi oleh Sulistiyowati (2020), pengakuan Jerusalem sebagai ibu kota Israel oleh Presiden AS Donald Trump telah menyebabkan ketidakstabilan politik dan keamanan di Timur Tengah, yang pada gilirannya mempengaruhi pasar modal dan ekonomi makro Indonesia. Keputusan kontroversial ini memicu peningkatan kurs dolar AS terhadap mata uang lain, termasuk rupiah, dan meningkatkan harga minyak mentah dunia.

Kenaikan harga minyak ini memberikan beban fiskal pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita, karena Indonesia bukan lagi negara eksportir minyak. Selain itu, kebijakan tersebut juga berdampak pada tingkat inflasi dan suku bunga SBI, yang pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan inflasi dan mengurangi daya beli masyarakat.

Implikasi Lebih Lanjut

Dampak dari konflik Israel-Iran juga dapat dilihat dalam konteks yang lebih luas melalui peningkatan ketidakpastian di pasar global. Sebagai negara yang sangat bergantung pada impor dan ekspor, fluktuasi harga komoditas global dan ketidakstabilan di pasar keuangan global dapat mempengaruhi neraca perdagangan Indonesia. Konflik berkepanjangan juga berpotensi mengurangi jumlah investasi langsung asing yang masuk ke tanah air kita, karena investor cenderung menghindari pasar yang dianggap berisiko.

2. Dampak pada Sektor-Sektor Spesifik dan Pasar Modal

Ilustrasi. Dampak pada sektor-sektor spesifik dan pasar modal di Indonesia akibat konflik antara Israel dan Iran.

Studi oleh Vothknecht dan Sumarto (2011) menunjukkan bahwa konflik berskala besar memiliki efek negatif yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor manufaktur dan jasa di Indonesia. Dampak ini bersifat temporal, namun pemulihan pasca-konflik membutuhkan perdamaian yang berkelanjutan untuk menghindari kerusakan lebih lanjut.

Fernandez (2007) meneliti pengaruh ketidakstabilan politik di Timur Tengah terhadap volatilitas pasar modal global, menemukan bahwa pasar saham di Indonesia termasuk yang terpengaruh. Hal ini menunjukkan bahwa konflik Israel-Iran berpotensi menyebabkan peningkatan risiko di pasar modal Indonesia, yang mempengaruhi investasi dan nilai portofolio investor.

3. Dampak Jangka Panjang pada Kesehatan dan Pengeluaran Pemerintah

 

Krisis ekonomi yang diakibatkan oleh konflik seringkali mempengaruhi sektor kesehatan. Waters et al. (2003) menemukan bahwa krisis ekonomi Asia Timur 1997-98, yang dipengaruhi oleh dinamika global termasuk ketegangan di Timur Tengah, mengurangi penggunaan layanan kesehatan dan memburuknya status kesehatan bangsa kita, sebab pengurangan pengeluaran kesehatan oleh rumah tangga dan pemerintah.

4. Kebijakan Ekonomi dan Moneter Responsif

Menurut Basri dan Rahardja (2010), Indonesia memiliki kebijakan ekonomi dan moneter yang efektif yang membantu membatasi dampak negatif dari krisis global terhadap ekonomi negara. Kebijakan yang tepat dari BI dan pemerintah Indonesia telah memainkan peran kunci dalam menjaga stabilitas makro ekonomi dan pertumbuhan ekonomi meskipun terjadi ketegangan geopolitik global yang intens, seperti konflik Israel-Iran.

Kebijakan ini termasuk intervensi di pasar valuta asing untuk stabilisasi rupiah dan kebijakan suku bunga yang ditujukan untuk mengendalikan inflasi tanpa menghambat investasi dan konsumsi domestik. Efektivitas kebijakan ini menunjukkan pentingnya respons yang cepat dan tepat terhadap gejolak ekonomi global, yang dapat membantu meminimalkan kerugian ekonomi dan mempercepat pemulihan pasca-krisis.

Dengan mengadopsi pendekatan yang proaktif dan adaptif dalam kebijakan ekonomi dan moneter, Indonesia dapat melindungi perekonomiannya dari dampak negatif dari konflik geopolitik dan ketidakstabilan ekonomi global. Kesiapan dan ketanggapan pemerintah dalam menghadapi krisis merupakan aspek penting yang mendukung ketahanan ekonomi negara dalam menghadapi tantangan global yang tidak terduga.

Mengingat dampak luas dari konflik Israel-Iran terhadap ekonomi Indonesia, ada beberapa rekomendasi yang dapat diambil:

  1. Penguatan Sistem Finansial: Meningkatkan ketahanan sistem keuangan terhadap shock eksternal melalui diversifikasi aset dan meningkatkan regulasi pasar modal.
  2. Investasi pada Kesehatan Publik: Memprioritaskan investasi dalam kesehatan publik untuk mengurangi kerentanan terhadap krisis ekonomi yang mempengaruhi kesehatan masyarakat.
  3. Diplomasi Aktif: Menggunakan diplomasi aktif untuk mengurangi ketegangan di Timur Tengah, mempromosikan perdamaian dan stabilitas yang akan menguntungkan semua pihak.

Kesimpulan ini menggarisbawahi perlunya kebijakan yang proaktif dan responsif dalam menghadapi dampak ekonomi dan sosial dari konflik global.

Comments are closed.