Praktik photostreet atau fotografi jalanan saat ini semakin banyak dijumpai seiring dengan berkembangnya tren media sosial. Tidak sedikit fotografer jalanan kerap berburu foto atau hunting di sudut-sudut kota Jakarta.
Dari area komersial seperti Sudirman, Kuningan, hingga kawasan bersejarah di Kota Tua, fotografi jalanan dengan beragam konsep visual dapat ditemukan. Objek yang berkaitan dengan potret individu atau gambaran sosioekonomi pun kerap menjadi incaran.
Konsep street photography sendiri adalah seni mengabadikan momen yang ada di jalanan. Jakarta dengan lanskap dan berbagai aktivitas masyarakatnya dinilai memiliki cerita yang unik untuk difoto.
“Saya biasa hunting di stasiun, seperti di Manggarai. Kalau sedang jam sibuk kita bisa menangkap riuhnya orang-orang saat pulang kerja,” ujar Vania, salah seorang fotografer jalanan yang ditemui RRI pada Sabtu (22/6/2024).
Untuk bisa menangkap momen istimewa di jalanan, Vania mengatakan tidak harus menggunakan kamera profesional. “Lensa dari ponsel kita juga bisa dimanfaatkan untuk menangkap momen yang tak terduga,” katanya.
Namun untuk menghasilkan foto yang bagus, fotografer juga harus memperhatikan etikanya. Hal ini untuk menjaga batasan privasi di ruang publik.
“Kalo objeknya fokus ke manusia bisa diajak interaksi dulu agar lebih nyaman. Seminim-minimnya senyum dan jangan lupa izin semisal fotonya mau diunggah ke media sosial,” ujar Han, mantan Ketua Komunitas Fotografi Refleksi.
Selain itu, pemaham terkait segitiga eksposur juga penting dalam mengimbangi aktivitas Jakarta yang dinamis bagi para fotografer. Keberanian dalam mengeksplorasi juga menjadi kunci untuk mendapatkan foto yang artistik dan bermakna.