Komnas HAM Berikan Catatan Terkait Satu Tahun Kanjuruhan

Komnas HAM Berikan Catatan Terkait Satu Tahun Kanjuruhan

FYPMedia.id – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) memberikan catatan dan rekomendasi kepada Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) terkait tragedi Kanjuruhan, tepat 1 tahun setelah tragedi mengerikan tersebut. Catatan tersebut disampaikan pada hari Senin (2/10). Catatan tersebut terdapat beberapa poin yang dapat menjadi evaluasi dan harus segera ditanggapi oleh pihak berwajib dalam menangani kasus dalam tragedi Kanjuruhan.

“Putusan pengadilan tidak mengatur atau menegaskan tanggung jawab pelaku dalam restitusi atau rehabilitasi korban”tulis Komnas HAM seperti yang tertuang dalam keterangannya. Senin (2/10).

Selanjutnya, Komnas HAM menyoroti layanan dan bantuan untuk pemulihan korban belum merata dan tidak tepat sasaran terkait layanan pemulihan fisik, psikologis, sosial,  dan ekonomi. Mekanisme penerimaan bantuan dan penerimaan bantuan juga masih terkesan sporadis, tidak terkonsentrasi, dan tergantung pada kelompok, organisasi, dan masyarakat tertentu. Selain itu, Komnas HAM juga membeberkan beberapa faktor yang menjadi dalang dari permasalahan tersebut. Salah satunya tidak ada data korban yang terkonsolidasi dan terintegrasi.

Komnas HAM juga mengkritisi tidak adanya leading sector yang berperan sebagai coordinator pemulihan bagi korban tragedi Kanjuruhan. Sehingga tidak ada mekanisme yang jelas dalam penyaluran, pemberian, dan penerimaan bantuan kepada pihak korban. Lembaga tersebut juga mengatakan proses hukum terkait tragedi Kanjuruhan belum sepenuhnya mengungkapkan mengenai tembakan gas air mata ke arah tribun dan pintu tiga belas Stadion Kanjuruhan, Malang. Akibat dari tembakan gas air mata tersebut, membuat para suporter panik sehingga berhamburan keluar. Namun, sayangnya mereka kekurangan oksigen dan menyebabkan 135 jiwa melayang di dalam areal Stadion Kanjuruhan.

Tepat satu tahun yang lalu, tragedi mengerikan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Peristiwa tersebut terjadi saat laga Liga 1 yang mempertemukan antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya. Saat peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan dibunyikan, terdapat suporter yang berhamburan menuju ke dalam area lapangan. Hal tersebut lantas disambut dengan gas air mata oleh aparat keamanan yang ditembakkan ke arah tribun penonton dan pintu tiga belas. Naas, tembakan tersebut seketika membuat Stadion Kanjuruhan menjadi ladang pembantaian dan membuat suasana Malang menjadi mencekam.

(riz/riy)

Leave a Reply