FYPMedia.ID – Presiden Prabowo Subianto melanjutkan agenda kenegaraannya di Malaysia dengan menghadiri dua forum penting dalam Konferensi Tingkat Tinghengi (KTT) ke-46 ASEAN, yaitu KTT ke-16 BIMP-EAGA dan penandatanganan Deklarasi Kuala Lumpur tentang ASEAN 2045.
Kehadiran Prabowo dalam forum ini bukan sekadar simbolik. Dalam pidato dan pertemuan yang dihadiri para pemimpin ASEAN, termasuk Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr dan PM Malaysia Anwar Ibrahim, Prabowo menunjukkan komitmen kuat Indonesia dalam memperkuat kerja sama kawasan. Berikut adalah rangkuman 8 poin utama yang disepakati dalam Deklarasi Kuala Lumpur, serta makna strategisnya bagi masa depan ASEAN.
1. Visi Jangka Panjang ASEAN 2045: Peta Jalan Menuju Kawasan Tangguh
Deklarasi Kuala Lumpur mempertegas komitmen ASEAN untuk mewujudkan visi 2045, yaitu ASEAN yang tangguh, inovatif, dan berorientasi pada rakyat. Dokumen ini menjadi peta jalan strategis dalam menjawab tantangan global seperti disrupsi teknologi, fragmentasi ekonomi, dan krisis iklim.
Visi ini juga memperpanjang semangat ASEAN Community Vision 2025 yang diluncurkan saat Malaysia menjadi ketua ASEAN satu dekade lalu.
Baca Juga:
2. Integrasi Kawasan yang Inklusif dan Berkelanjutan
ASEAN sepakat untuk mempercepat integrasi kawasan yang benar-benar inklusif, dengan fokus pada pembangunan berkelanjutan. Ini termasuk pengurangan kesenjangan pembangunan antarnegara anggota, peningkatan taraf hidup masyarakat, serta investasi pada pendidikan dan sumber daya manusia.
Baca Juga: Indonesia Dorong ASEAN Jaga Stabilitas Kawasan
3. Kolaborasi Hadapi Disrupsi Global
Disrupsi seperti kemajuan AI, perubahan iklim, dan fragmentasi geopolitik menjadi perhatian utama. Deklarasi mendorong tata kelola kolektif berbasis inovasi, agar teknologi bisa menjadi peluang, bukan ancaman yang memperlebar kesenjangan.
4. Memperkuat Kepercayaan dan Solidaritas Kawasan
Dalam situasi dunia yang semakin tidak menentu, solidaritas regional dan kepercayaan antarnegara ASEAN menjadi fondasi penting. Prabowo menegaskan bahwa “ASEAN harus lebih kuat dan solid. Dunia tidak menentu, jadi kita harus kerja sama lebih baik lagi.”
5. Meneruskan Warisan ASEAN 2025 ke ASEAN 2045
KTT ke-46 ini juga mempertegas kesinambungan dari ASEAN Community Vision 2025 menuju ASEAN 2045. Tiga pilar utama ASEAN—politik-keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya—akan terus diperkuat sebagai fondasi komunitas kawasan yang kohesif dan adaptif terhadap masa depan.
6. ASEAN sebagai Poros Stabilitas Global
Deklarasi ini menyatakan tekad ASEAN menjadi jangkar stabilitas dan pusat pertumbuhan ekonomi global, di tengah ketidakpastian tatanan dunia. ASEAN berkomitmen memperluas kerja sama dengan kawasan lain, seperti Gulf Cooperation Council (GCC), Tiongkok, dan mitra strategis lainnya.
7. Tata Kelola Digital dan Ekonomi Masa Depan
Transformasi digital menjadi isu krusial. ASEAN sepakat mendorong kerja sama dalam pengembangan teknologi, kecerdasan buatan (AI), dan ekonomi digital secara inklusif, etis, dan berkelanjutan. Ini sejalan dengan arah kebijakan Indonesia yang kini gencar mengembangkan ekonomi digital nasional.
8. Peran Generasi Muda dan Masyarakat Sipil
Visi 2045 bukan hanya tentang pemerintah. Generasi muda, pelaku bisnis, masyarakat sipil, dan parlemen didorong aktif terlibat membentuk ASEAN masa depan. Partisipasi multipihak ini diyakini menjadi kunci agar pembangunan lebih merata dan berkelanjutan.
Baca Juga: 7 Universitas ASEAN Terbaik dalam Mendukung SDGs 2024
BIMP-EAGA: Dorong Pertumbuhan Subwilayah ASEAN Timur
Sebelum penandatanganan deklarasi, Prabowo juga menghadiri KTT ke-16 BIMP-EAGA (Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area). Presiden Filipina Marcos Jr menyebut forum ini sebagai momen refleksi terhadap delapan tahun implementasi visi BIMP-EAGA 2025.
Dalam forum ini, berbagai capaian turut dibahas, seperti peningkatan konektivitas, ketahanan pangan dan energi, pembangunan hijau, hingga promosi ekowisata. Marcos menegaskan, “Melalui sinergi, inovasi, dan kemauan politik, kita akan ubah aspirasi menjadi dampak nyata bagi rakyat.”
Deklarasi Kuala Lumpur: Simbol Persatuan dan Harapan
PM Malaysia Anwar Ibrahim menyampaikan bahwa Deklarasi Kuala Lumpur bukan sekadar dokumen formal. “Hari ini, kita memperbarui janji luhur ASEAN. Ini bukan hanya penghormatan terhadap masa lalu, tapi perjanjian hidup menuju masa depan,” ungkapnya.
Dengan ditandatanganinya deklarasi ini, ASEAN menunjukkan bahwa persatuan bukan hanya slogan, melainkan strategi nyata menghadapi masa depan. Prabowo dan para pemimpin negara lainnya pun diharapkan menjaga semangat kolaboratif ini, khususnya dalam menyambut tantangan menuju 2045.
Kehadiran Prabowo Subianto dalam dua forum penting ASEAN menunjukkan posisi strategis Indonesia sebagai motor penggerak kawasan. Komitmen terhadap integrasi kawasan, penguatan solidaritas, dan visi digitalisasi mencerminkan arah kebijakan luar negeri yang adaptif dan kolaboratif.
Dengan Deklarasi Kuala Lumpur sebagai tonggak, ASEAN kini melangkah ke masa depan dengan lebih terarah. Visi 2045 bukan sekadar harapan, melainkan peta jalan konkret menuju ASEAN yang sejahtera, kuat, dan relevan di panggung global.