Kenali Skizofrenia: 5 Fakta Penting dan Tanda Awal pada Remaja

kenali skizofrenia
Ilustrasi Gejala Skizofrenia/Sumber Foto: Canvacom

FYPMedia.id – Kasus tragis yang melibatkan seorang remaja, MAS (14), yang tega menghabisi nyawa ayah dan neneknya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada 30 November 2024, kembali menyoroti pentingnya kesadaran tentang kesehatan mental dan kenali  skizofrenia pada anak. 

Berdasarkan laporan polisi, MAS mendengar “bisikan” yang membuatnya melakukan tindakan keji tersebut. 

Gejala ini mengarah pada kemungkinan skizofrenia, gangguan kejiwaan kronis yang sering muncul pada akhir masa remaja atau awal dewasa. Berikut adalah fakta dan tanda penting mengenai skizofrenia yang perlu diketahui.

Skizofrenia: Gangguan Mental yang Kompleks

Skizofrenia adalah kondisi kronis yang ditandai dengan gejala psikosis, seperti halusinasi, delusi, dan pola pikir yang kacau. Sebagai contoh, pengidap mungkin mendengar suara atau “bisikan” yang tidak nyata, seperti yang dialami MAS.

Menurut Healthline, skizofrenia tidak hanya memengaruhi cara seseorang berpikir, tetapi juga mengubah perilaku dan emosinya. 

Baca juga: Mengupas Romantisasi Kesehatan Mental: Realita di Balik Tren Gen Z

Gangguan ini memiliki lima jenis utama, termasuk paranoid, disorganisasi, dan katatonik, yang masing-masing menunjukkan gejala berbeda, seperti delusi atau gangguan motorik.

 Penyebab Skizofrenia: Kombinasi Faktor Genetik dan Lingkungan

Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, para ahli menyebutkan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko skizofrenia:

  • Faktor genetik: Anak dari orang tua dengan skizofrenia memiliki risiko 10%-40% lebih tinggi terkena gangguan ini.
  • Komplikasi kehamilan dan kelahiran: Kekurangan nutrisi, paparan racun, atau kelahiran prematur dapat memengaruhi perkembangan otak.
  • Ketidakseimbangan kimia otak: Disfungsi neurotransmitter, seperti dopamin dan serotonin, berperan besar.
  • Penyalahgunaan obat-obatan: Penggunaan kanabis pada usia remaja dapat memicu gejala psikotik pada individu yang rentan.

Tanda-Tanda Awal Skizofrenia pada Remaja

Deteksi dini skizofrenia pada remaja sangat penting karena gejala awal sering kali disalah artikan sebagai masalah perilaku biasa atau gangguan mental lainnya. 

Gejala tersebut meliputi:

  • Perubahan drastis dalam hubungan sosial, seperti menarik diri dari keluarga dan teman.
  • Penurunan prestasi akademik tanpa alasan jelas.
  • Gangguan tidur atau mimpi buruk berulang.
  • Adanya keyakinan aneh atau pemikiran magis yang tidak masuk akal.
  • Perilaku emosional yang dingin dan kehilangan empati.

Penelitian menunjukan bahwa pada remaja, gejala prodromal seperti ini sering terjadi lebih dari satu tahun sebelum gejala klasik muncul.

Baca juga: Mengatasi Kelelahan Mental: 6 Cara Mengelola Beban Hidup yang Menguras Energi

Statistik: Mengapa Kesadaran Penting?

Menurut data kesehatan mental global, skizofrenia memengaruhi sekitar 1% populasi dunia. Gejala awal biasanya muncul antara usia 16 hingga 30 tahun, dengan remaja laki-laki lebih rentan dibandingkan perempuan. 

Di Indonesia, tantangan terbesar adalah rendahnya kesadaran masyarakat tentang tanda-tanda gangguan ini, sehingga banyak kasus terlambat ditangani.

Pentingnya Dukungan dan Penanganan Dini

Apabila teman atau orang terdekat menunjukkan tanda-tanda skizofrenia, segera konsultasikan dengan psikiater atau psikolog. 

Intervensi dini dapat mencegah gangguan ini berkembang menjadi lebih parah. Penanganan meliputi:

  • Terapi psikologis: Untuk membantu pengidap memahami kondisi mereka dan mengelola gejala.
  • Pengobatan: Obat antipsikotik sering digunakan untuk mengontrol halusinasi dan delusi.
  • Dukungan keluarga: Lingkungan yang mendukung sangat penting bagi pemulihan pasien.

Kasus MAS menjadi peringatan bagi masyarakat tentang pentingnya mengenali dan menangani tanda-tanda awal skizofrenia. 

Edukasi, kesadaran, dan dukungan adalah kunci untuk mengurangi dampak gangguan ini. Jika melihat tanda-tanda skizofrenia pada remaja, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Ingat, kesehatan mental adalah hal yang tak kalah penting dari kesehatan fisik.