FYP Media.ID – Insiden dramatis terjadi di jalur maut Pelawangan Sembalun. Sarah Tamar van Hulten selamat setelah dievakuasi dengan helikopter!
Gunung Rinjani kembali menelan korban. Seorang pendaki wanita asal Belanda bernama Sarah Tamar van Hulten, dilaporkan jatuh saat menuruni jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak, Kamis, 17 Juli 2025.
Kejadian tragis ini mengejutkan dunia pendakian. Jalur ekstrem yang terkenal indah itu kembali menjadi lokasi kecelakaan setelah sehari sebelumnya, seorang pendaki asal Swiss juga dilaporkan terjatuh di lokasi berbeda. Berikut ini adalah 7 fakta penting yang perlu Anda tahu soal kecelakaan pendaki di Rinjani yang menghebohkan ini:
1. Korban Adalah Warga Belanda yang Tinggal di Denmark
Sarah Tamar van Hulten, 29 tahun, adalah warga negara Belanda yang berdomisili di Denmark. Ia mendaki Gunung Rinjani melalui Jalur Sembalun pada 16 Juli 2025. Keesokan harinya, saat hendak turun menuju Danau Segara Anak, ia dilaporkan jatuh dan mengalami luka serius.
2. Lokasi Kejadian: Jalur Paling Sulit di Rinjani
Insiden terjadi di jalur Pelawangan Sembalun – Danau Segara Anak, yang dikenal memiliki medan curam dan penuh tebing terjal. Jalur ini kerap dijuluki sebagai “jalur maut” oleh para pendaki karena bebatuan longgar, tanjakan dan turunan tajam, serta minimnya pegangan alami.
Menurut laporan dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Sarah jatuh cukup jauh dan tidak bisa bergerak. Ia segera mengirimkan permintaan bantuan via komunikasi radio ke pemandu setempat.
3. SAR Mataram Langsung Bergerak Cepat
Begitu menerima laporan dari BTNGR sekitar pukul 13.30 WITA, Kantor SAR Mataram di bawah pimpinan Muhamad Hariyadi langsung mengerahkan tim rescue dari Pos SAR Kayangan. Tim diberangkatkan pukul 14.00 WITA dengan membawa perlengkapan mountaineering, alat medis, komunikasi, dan evakuasi.
“Tim kami segera menuju titik koordinat. Mengingat medan ekstrem, kami langsung berkoordinasi untuk evakuasi udara,” ujar Hariyadi, dilansir Antara.
4. Helikopter Dikerahkan dari Bali untuk Evakuasi Udara
Koordinasi intens dilakukan dengan pihak SGi Air Bali dan SAR Denpasar. Hasilnya, helikopter khusus penyelamatan diterbangkan dari Bali pada pukul 15:45 WITA langsung menuju lokasi jatuhnya Sarah.
Tim SAR di darat membantu memandu titik koordinat, sementara tim medis udara bersiap mengevakuasi dalam kondisi darurat.
Evakuasi via udara ini dilakukan karena jalur darat tak memungkinkan. Akses dari Pelawangan ke Segara Anak sangat sempit, curam, dan berisiko longsor.
5. Jalur Sempit dan Curam Picu Banyak Kecelakaan
Gunung Rinjani adalah salah satu destinasi favorit pendaki, namun banyak yang meremehkan bahayanya. Jalur Sembalun – Segara Anak merupakan jalur kombinasi pasir vulkanik, kerikil lepas, dan tebing batu, yang mudah longsor. Banyak pendaki kehilangan pijakan jika tidak menggunakan sepatu pendakian yang sesuai atau melakukan perjalanan tanpa guide.
Kecelakaan yang dialami Sarah kembali membuka mata soal pentingnya pendakian aman dan bertanggung jawab.
6. Evakuasi Sukses, Korban Selamat dan Dirawat di Bali
Menurut laporan Kantor SAR Mataram, evakuasi berlangsung sukses dan dramatis. Pada pukul 16:41 WITA, helikopter berhasil mencapai lokasi, dan dalam waktu kurang dari 15 menit, Sarah berhasil diangkat bersama pendampingnya ke dalam helikopter. Mereka langsung dibawa ke helipad SGi Air Bali dan dirujuk ke RS BIMC Kuta untuk perawatan intensif.
Pihak medis menyebutkan bahwa korban dalam kondisi stabil namun mengalami luka di bagian kaki dan punggung akibat benturan keras.
7. Banjir Apresiasi untuk Tim SAR Indonesia
Insiden ini memicu banyak pujian untuk profesionalisme tim SAR Indonesia yang menunjukkan kesiapan luar biasa dalam menangani situasi genting. Netizen di media sosial, baik lokal maupun internasional, memuji kecepatan koordinasi dan ketepatan evakuasi lewat helikopter, yang disebut menyelamatkan nyawa Sarah.
“Ini menunjukkan bahwa Indonesia siap menyelamatkan siapa pun yang membutuhkan pertolongan, bahkan di medan ekstrem seperti Rinjani,” tulis akun @TravelSafeGlobal.
Tips Penting agar Pendakian Gunung Tetap Aman:
-
Gunakan Jasa Guide Berpengalaman – Jangan mendaki sendiri, terutama di jalur ekstrem.
-
Periksa Kondisi Fisik – Pastikan tubuh fit dan siap sebelum mendaki.
-
Cek Cuaca – Hindari mendaki saat musim hujan atau kabut tebal.
-
Gunakan Peralatan Standar Internasional – Sepatu trekking, carrier ergonomis, dan jas hujan.
-
Pahami Rute dan Potensi Bahaya – Pelajari rute dan titik-titik rawan sebelumnya.
-
Bawa Peralatan Navigasi dan Komunikasi – GPS tracker, radio HT, atau aplikasi pendaki.
Kesimpulan:
Pendaki jatuh di Rinjani kembali menjadi pengingat keras bahwa alam tidak bisa diprediksi. Meski Gunung Rinjani memesona dengan keindahannya, tetap ada risiko nyata yang bisa merenggut nyawa. Sarah Tamar van Hulten, pendaki wanita asal Belanda, beruntung bisa diselamatkan dengan cepat melalui evakuasi helikopter profesional dari tim SAR.
Semoga ini menjadi pelajaran penting bagi semua calon pendaki: persiapkan diri dengan matang, gunakan pemandu berpengalaman, dan jangan pernah menganggap remeh jalur pendakian — sekecil apa pun.