Pertamax tercampur air! Pertamax tercampur air! Pertamax tercampur air! Insiden mengejutkan terjadi di sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Solo, Jawa Tengah. Sejumlah kendaraan mengalami kerusakan usai mengisi bahan bakar, dan setelah diperiksa, ternyata bahan bakar yang mereka gunakan tercampur dengan air. Kejadian ini viral di media sosial setelah seorang konsumen merekam bukti dan mengunggahnya ke internet.
Kronologi Insiden: Konsumen Mengisi Pertamax, Mobil Malah Rusak
FYP Media.ID – Seorang konsumen yang mengisi Pertamax di SPBU tersebut awalnya tidak menyadari ada masalah. Namun, tak lama setelah meninggalkan SPBU, mesin mobilnya mulai bermasalah. Setelah diperiksa di bengkel, ditemukan fakta mengejutkan: bahan bakar di dalam tangki mobilnya tercampur dengan air!
Tak tinggal diam, konsumen tersebut langsung kembali ke SPBU dan melayangkan protes. Ia juga merekam kejadian tersebut sebagai bukti. Video itu pun tersebar luas di media sosial, memicu reaksi keras dari warganet.
Ganti Rugi Rp 1 Juta, Tapi Harus Hapus Video?
Menanggapi keluhan, pihak SPBU menawarkan ganti rugi sebesar Rp 1 juta. Jumlah ini mencakup biaya perbaikan mobil sebesar Rp 723.000 dan penggantian biaya bahan bakar Rp 300.000. Namun, ada satu syarat yang diajukan: konsumen harus menghapus video yang telah direkam.
Permintaan ini justru memicu reaksi negatif. Warganet menilai tindakan tersebut mencerminkan kurangnya transparansi dalam menangani insiden. Alih-alih menyelesaikan masalah dengan terbuka, SPBU terkesan ingin menutupi kejadian ini.
Pihak Pertamina Angkat Bicara: Ternyata Ada Kebocoran!
Tak lama setelah viral, pihak Pertamina Jawa Tengah akhirnya memberikan klarifikasi. Mereka membenarkan adanya insiden tersebut dan menjelaskan bahwa penyebab utama adalah kebocoran pada tangki penyimpanan bahan bakar di SPBU. Air masuk ke dalam tangki dan mencemari Pertamax, menyebabkan masalah serius bagi kendaraan konsumen.
BACA JUGA : Korban Pertamax Campur Air Diganti Rugi Rp 1 Juta, SPBU Minta Videonya Dihapus
Sebagai langkah tindak lanjut, Pertamina berjanji akan melakukan investigasi mendalam dan memastikan SPBU tersebut memperbaiki sistem penyimpanannya. Mereka juga menegaskan bahwa pengawasan terhadap SPBU akan diperketat agar kejadian serupa tidak terulang.
Kenapa Ini Berbahaya? Kerusakan Mesin dan Biaya Perbaikan yang Tak Sedikit
Bahan bakar yang tercampur air bukan masalah sepele. Air di dalam bahan bakar dapat menyebabkan:
Mesin mogok mendadak karena air tidak bisa terbakar seperti bahan bakar.
Karat pada sistem bahan bakar, merusak injektor dan pompa bensin.
Penurunan performa kendaraan, membuat mesin tersendat dan tidak bekerja optimal.
Biaya perbaikan tinggi, karena harus menguras tangki dan mengganti komponen yang rusak.
Bagi pemilik kendaraan, insiden seperti ini jelas merugikan. Kerusakan pada mesin bukan hanya merepotkan tetapi juga bisa menguras dompet.
SPBU Harus Bertanggung Jawab, Konsumen Harus Waspada
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa SPBU memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan kualitas bahan bakar yang dijual. Ada beberapa langkah yang seharusnya dilakukan SPBU untuk mencegah insiden seperti ini:
Pemeriksaan rutin tangki penyimpanan untuk memastikan tidak ada kebocoran.
Sistem filtrasi yang baik agar bahan bakar tetap murni.
Pelatihan karyawan SPBU dalam menangani insiden seperti ini.
Transparansi dalam menangani keluhan, bukan malah meminta penghapusan bukti.
Sementara itu, konsumen juga harus lebih berhati-hati. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari masalah serupa:
1. Pilih SPBU terpercaya – Pastikan mengisi bahan bakar di tempat yang memiliki reputasi baik.
2. Periksa kondisi SPBU – Jika SPBU tampak tidak terawat, ada kemungkinan standar operasionalnya juga kurang baik.
3. Simpan bukti transaksi – Struk pengisian bahan bakar bisa jadi bukti jika terjadi masalah.
4. Laporkan jika mengalami masalah – Segera hubungi pihak SPBU dan Pertamina jika bahan bakar yang diisi bermasalah.
Pelajaran dari Kasus SPBU Solo: Transparansi Adalah Kunci
Kasus ini bukan hanya tentang bahan bakar yang tercampur air, tetapi juga tentang transparansi dalam menangani masalah. Konsumen berhak mendapatkan pelayanan terbaik dan informasi yang jelas.
Jika SPBU ingin membangun kepercayaan, seharusnya mereka lebih terbuka dalam menyelesaikan masalah, bukan meminta konsumen untuk menghapus bukti. Kepercayaan tidak bisa dibeli, tetapi harus dibangun dengan tindakan nyata.
Insiden SPBU Solo ini menjadi peringatan bagi semua pihak—baik SPBU, pemerintah, maupun konsumen. Kejadian seperti ini tidak boleh dibiarkan berulang. Regulasi harus diperketat, pengawasan harus diperkuat, dan konsumen harus lebih waspada.
Jadi, apakah kamu masih yakin dengan bahan bakar yang kamu gunakan?