Harga Emas 2025 Tembus Rekor Lagi! Apa Kaitan Tarif Film Asing dan Trump?

Harga Emas 2025 Tembus Rekor Lagi! Apa Kaitan Tarif Film Asing dan Trump?

FYPMedia.ID — Harga emas dunia kembali meroket tajam di tengah ketidakpastian global. Setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif 100% untuk film asing, pasar keuangan global terguncang, dan para investor langsung mencari perlindungan di aset safe haven—terutama emas.

Kenaikan ini terbilang signifikan. Pada perdagangan hari Senin, harga emas spot naik 2,9% menjadi USD 3.332,57 per ons, sementara emas berjangka AS meningkat 3% ke USD 3.341,30. Ini memperkuat tren bullish logam mulia yang sudah menanjak lebih dari 26% sepanjang tahun 2025.

Lantas, apa hubungan tarif film dan emas?

Perang Dagang Kembali Panas, Emas Jadi Pelarian

Langkah Trump yang tiba-tiba menetapkan tarif tinggi untuk film yang diproduksi di luar AS memicu kekhawatiran lanjutan soal potensi perang dagang global. Tarif ini tak cuma berdampak pada industri hiburan, tapi juga menyiratkan potensi kebijakan proteksionis yang lebih luas dari pemerintahan AS.

Ketika pasar mencium aroma konflik dagang, investor biasanya lari ke aset yang dianggap aman. Salah satu yang paling diminati? Emas.

“Tarif ini bikin pasar makin resah. Investor jadi makin agresif masuk ke emas sebagai pelindung nilai,” ujar Jim Wyckoff, analis senior dari Kitco Metals.

Baca Juga: Harga Emas Naik 23% Sepanjang 2025, Ini Penyebab Utamanya

Dolar Melemah, Emas Makin Menggoda

Selain sentimen geopolitik, pelemahan indeks dolar juga ikut mendorong harga emas ke level tertinggi baru. Dolar yang turun 0,2% membuat emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain. Ini memperbesar permintaan global terhadap logam kuning tersebut.

Semua Mata Tertuju ke The Fed

Tapi drama belum selesai. Pasar saat ini sedang menanti keputusan penting dari Federal Reserve (The Fed) terkait arah suku bunga AS. Banyak yang memperkirakan The Fed bakal mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%–4,50%, namun pernyataan Ketua Fed Jerome Powell tetap dinantikan sebagai petunjuk arah kebijakan moneter selanjutnya.

“Kalau The Fed tidak memberi sinyal hawkish, harga emas bisa lanjut naik. Tapi kalau sebaliknya, potensi koreksi masih terbuka,” jelas Wyckoff.

Emas biasanya bersinar di lingkungan suku bunga rendah karena imbal hasilnya jadi lebih menarik dibandingkan aset lain yang berbunga.

Arah Harga Masih Berliku

Walau emas sempat meroket ke level tertinggi mingguan di USD 3.352 per ons, pergerakannya tetap fluktuatif. Harga sempat turun tajam hingga USD 3.226 hanya dalam hitungan jam, dipicu oleh aksi ambil untung serta libur Hari Buruh di Asia yang membuat volume pasar menipis.

Pasar juga sempat terguncang oleh rilis data ketenagakerjaan non-pertanian AS yang lebih kuat dari perkiraan. Data ini memunculkan spekulasi bahwa ekonomi AS masih cukup kuat, sehingga peluang suku bunga tinggi bertahan lebih lama makin besar—dan ini jadi kabar kurang sedap buat emas.

Prediksi Pasar Terbelah

Survei mingguan Kitco News mengungkapkan bahwa pandangan pasar tentang harga emas minggu ini cukup terbagi. Sebagian besar analis institusi memilih bersikap netral atau pesimis, sementara investor ritel (Main Street) justru optimistis akan ada rebound harga.

“Ketegangan tarif memang bisa jadi katalis jangka pendek, tapi kalau ketegangan itu mereda atau The Fed lebih hawkish dari yang diharapkan, emas bisa balik koreksi,” ujar Adrian Day, presiden Adrian Day Asset Management.

Emas vs Perak, Mana yang Lebih Menarik?

Menurut Goldman Sachs, emas masih akan mengungguli perak dalam jangka pendek, meskipun keduanya punya korelasi harga yang kuat. Jika permintaan emas terus meningkat, perak bisa ikut terdongkrak.

Namun untuk saat ini, emas tetap jadi primadona utama karena daya tariknya sebagai pelindung nilai dari ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.

Baca Juga: Harga Emas Dunia Tertahan Meski Ketegangan Perdagangan Meningkat

Siap-Siap Strategi Baru

Buat kamu yang tertarik berinvestasi emas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Jangan FOMO: Harga yang tinggi bukan jaminan bakal terus naik. Lihat tren global dan tunggu momen koreksi untuk masuk.

  • Pantau The Fed dan data makro AS: Perubahan suku bunga dan kondisi ekonomi AS masih jadi faktor utama penggerak harga emas.

  • Diversifikasi tetap penting: Jangan all-in ke emas. Seimbangkan portofolio dengan instrumen lain seperti saham atau reksa dana.

Dengan harga emas yang makin volatil, investor dituntut lebih cermat membaca arah pasar. Apakah tren naik ini akan bertahan atau hanya reaksi sesaat terhadap drama kebijakan Trump?

Satu hal yang pasti: selama ketidakpastian masih jadi kata kunci ekonomi global, emas akan tetap jadi bintang.