FYPMedia.id – Penggunaan earphone atau TWS (True Wireless Stereo) telah menjadi bagian dari gaya hidup modern, terutama di kalangan anak muda.
Namun, tren ini juga memicu berbagai kekhawatiran, salah satunya terkait kesehatan telinga. Baru-baru ini, viral template “Earpods Berdarah” di media sosial menimbulkan pertanyaan:
Apakah benar mendengarkan musik terlalu keras bisa menyebabkan perdarahan pada telinga? Berikut lima fakta penting yang perlu diketahui:
1. Suara Keras Tidak Langsung Menyebabkan Perdarahan
Menurut dr. Harim Priyono, Sp.THT-KL, suara keras dari earphone atau TWS tidak mungkin menyebabkan gendang telinga robek hingga berdarah.
Namun, suara dengan volume tinggi yang diputar terus-menerus bisa merusak sel sensor suara di dalam koklea. Kerusakan ini dikenal sebagai gangguan pendengaran tipe sensorineural, yang bersifat permanen jika tidak ditangani.
Meski demikian, perdarahan telinga bisa terjadi akibat faktor lain, seperti infeksi atau cara penggunaan TWS yang salah.
“Pemakai TWS sering kali memasukkan perangkat terlalu dalam, bahkan memutarnya untuk mendapatkan kekedapan suara maksimal, sehingga kulit liang telinga lecet,” jelas dr. Harim.
2. Gangguan Pendengaran Akibat Volume Tinggi
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, sekitar 1,1 miliar remaja dan dewasa muda di seluruh dunia berisiko mengalami gangguan pendengaran akibat paparan suara keras, termasuk dari earphone.
Frekuensi suara yang dihasilkan earphone bisa mencapai 95-105 desibel, lebih tinggi dibandingkan suara normal percakapan (60 desibel) atau bahkan suara buldozer (85 desibel).
Jika volume terlalu tinggi dan penggunaan berlangsung lama, stereocilia (rambut halus di dalam telinga) bisa rusak.
Menurut studi dari Universitas Kesehatan dan Sains Oregon, mendengarkan musik dengan volume maksimal selama 15 menit saja sudah cukup untuk memicu kerusakan pendengaran permanen.
Baca juga: 4 Fakta Penting Cacar Air: Gejala, dan Pentingnya Vaksinasi untuk Mengurangi Risiko Komplikasi
3. Risiko Infeksi Telinga
Penggunaan earphone yang kurang higienis juga meningkatkan risiko infeksi telinga. Bakteri atau jamur dapat menumpuk pada earphone yang jarang dibersihkan, terutama jika sering dipinjamkan kepada orang lain.
Infeksi ini bisa memperparah kondisi liang telinga dan menyebabkan peradangan atau rasa nyeri.
Tips sederhana untuk mencegah infeksi meliputi membersihkan earphone secara rutin dan menghindari penggunaannya jika telinga terasa sakit atau sedang mengalami peradangan.
4. Kerusakan Otak Akibat Gelombang Elektromagnetik
Meski belum ada bukti medis yang sepenuhnya valid, gelombang elektromagnetik yang dihasilkan earphone disebut-sebut berpotensi membahayakan otak.
Bagian dalam telinga memiliki koneksi langsung dengan otak, sehingga infeksi pada telinga bagian dalam bisa mempengaruhi kondisi otak.
Untuk meminimalkan risiko ini, para ahli merekomendasikan menggunakan earphone berkualitas dengan fitur noise-cancelling, yang memungkinkan untuk mendengarkan suara lebih jernih tanpa harus meningkatkan volume.
Baca juga: Indonesia Peringkat Pertama Konsumsi Mikroplastik ini Penyebabnya!
5. Aturan Aman Penggunaan Earphone
Penggunaan earphone yang tepat adalah kunci untuk menjaga kesehatan pendengaran. WHO merekomendasikan aturan “60/60”: volume tidak lebih dari 60% dari maksimal, dan penggunaan tidak lebih dari 60 menit tanpa jeda.
Tips lain meliputi:
- Pilih earphone dengan kualitas baik.
- Bersihkan earphone secara rutin.
- Hindari mendengarkan musik dengan volume tinggi di lingkungan yang sudah bising.
Meski tren seperti “Earpods Berdarah” hanya bersifat viral di media sosial, isu kesehatan telinga akibat penggunaan earphone bukanlah hal sepele.
Suara keras memang tidak menyebabkan perdarahan langsung, tetapi penggunaan yang tidak tepat dapat membawa dampak serius pada kesehatan pendengaran.
Dengan memahami risiko dan menerapkan tips penggunaan yang aman, Anda bisa tetap menikmati musik tanpa harus mengorbankan kesehatan telinga.