Lonjakan Kasus COVID-19 di Asia: Singapura dan Hong Kong Waspada, Kemenkes Klaim Indonesia Masih Aman

Lonjakan Kasus COVID-19 di Asia: Singapura dan Hong Kong Waspada, Kemenkes Klaim Indonesia Masih Aman

FYP Media.ID – Rabu, 21 Mei 2025 – Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung lebih dari empat tahun kembali menunjukkan tanda-tanda kebangkitan di sejumlah negara Asia. Singapura dan Hong Kong melaporkan lonjakan kasus yang cukup signifikan dalam beberapa pekan terakhir, dipicu oleh kemunculan subvarian baru yang lebih mudah menular. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyampaikan bahwa situasi COVID-19 di Indonesia masih dalam kondisi aman dan terkendali. Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tidak lengah dan tetap menerapkan protokol kesehatan serta melengkapi dosis vaksinasi.

Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mencatat peningkatan drastis jumlah kasus COVID-19. Dalam laporan periode 5 hingga 11 Mei 2024, tercatat 25.900 kasus, hampir dua kali lipat dari minggu sebelumnya yang berjumlah 13.700 kasus. Angka ini menjadi perhatian serius mengingat tren yang meningkat cukup cepat dalam waktu singkat.

Kenaikan kasus ini disebabkan oleh penyebaran subvarian baru yang dikenal dengan KP.1 dan KP.2, bagian dari keluarga varian JN.1 (turunan Omicron) yang sebelumnya telah mendominasi penyebaran global pada akhir 2023 dan awal 2024. Subvarian ini termasuk dalam kelompok “FLiRT”, istilah yang digunakan para ahli virologi untuk mengkategorikan varian-varian baru dengan mutasi di lokasi penting pada spike protein virus SARS-CoV-2 yang memungkinkan virus menghindari sebagian respons kekebalan tubuh.

Meski kasus meningkat, pemerintah Singapura menegaskan bahwa tingkat keparahan infeksi secara umum masih rendah. Jumlah pasien yang membutuhkan perawatan di ICU relatif kecil, dan sebagian besar pasien mengalami gejala ringan hingga sedang.

Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada. Ia menganjurkan warga lansia dan kelompok rentan untuk segera melakukan vaksinasi ulang guna meningkatkan imunitas tubuh. Pemerintah juga mulai mempertimbangkan kembali kebijakan seperti kewajiban masker di tempat umum jika tren kenaikan terus berlanjut.

Baca Juga : HMPV Sudah Masuk Indonesia, 3 Fakta Penting dan Perbedaan dengan COVID-19

Di wilayah administratif khusus Hong Kong, lonjakan kasus COVID-19 juga terjadi dengan pola yang serupa. Berdasarkan data dari otoritas kesehatan Hong Kong, pada awal Mei 2025 tercatat lebih dari 1.000 kasus baru dalam satu pekan. Walaupun jumlah ini belum tergolong tinggi secara nasional, peningkatan yang konsisten dari minggu ke minggu menjadi perhatian serius.

Subvarian yang mendominasi di Hong Kong berbeda dari Singapura, yakni NB.1.8 dan LF.7—turunan dari varian JN.1 yang telah berevolusi. Subvarian ini menyebabkan infeksi yang umumnya ringan, namun sangat mudah menular, terutama di lingkungan padat penduduk seperti transportasi umum dan pasar tradisional.

Pemerintah Hong Kong memperingatkan bahwa meskipun tingkat rawat inap belum menunjukkan lonjakan yang mencemaskan, masyarakat tetap diminta menggunakan masker di tempat umum, terutama saat mengalami gejala flu. Pemerintah juga menyarankan warga untuk menghindari kerumunan dan memprioritaskan vaksinasi bagi mereka yang belum mendapatkan dosis penguat (booster).

Berbeda dengan Singapura dan Hong Kong, Indonesia dalam beberapa bulan terakhir relatif stabil dalam hal jumlah kasus COVID-19. Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, belum ada indikasi lonjakan kasus yang signifikan di dalam negeri meskipun ada peningkatan mobilitas masyarakat menjelang musim liburan dan perayaan.

“Kami terus melakukan pemantauan. Sampai saat ini belum ada lonjakan kasus yang mencolok. Tapi kami tidak akan lengah,” ujar Budi dalam konferensi pers pada pertengahan Mei 2025.

Ia juga menegaskan bahwa varian KP.1 dan KP.2 yang menjadi pemicu di Singapura telah terdeteksi di Indonesia, namun belum menunjukkan penyebaran yang luas. Kemenkes telah memperkuat sistem surveilans genomik di berbagai daerah untuk mendeteksi kemungkinan mutasi baru dan mempercepat respons jika terjadi lonjakan.

Baca Juga : Penyintas Ajak Warga Waspadai Tren Kenaikan Covid-19

Selain itu, rumah sakit rujukan COVID-19 masih disiagakan dengan kapasitas cukup untuk menghadapi kemungkinan peningkatan kasus. Ketersediaan oksigen medis dan obat-obatan juga terus dipantau secara berkala.

Juru Bicara Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, menyampaikan bahwa masyarakat tetap harus mematuhi protokol kesehatan dasar, termasuk memakai masker jika sedang sakit atau berada di kerumunan, mencuci tangan secara rutin, dan melengkapi vaksinasi COVID-19.

“Kita sudah belajar dari gelombang-gelombang sebelumnya. Pencegahan tetap lebih baik daripada penanganan. Apalagi untuk kelompok rentan seperti lansia dan penderita komorbid, vaksinasi sangat penting,” ujar dr. Nadia.

Sejak program vaksinasi dimulai pada awal 2021, Indonesia telah mencatat ratusan juta dosis vaksinasi yang diberikan. Namun, cakupan booster atau dosis ketiga dan keempat masih tergolong rendah di beberapa daerah, terutama di luar Pulau Jawa.

Kemenkes terus mendorong dinas kesehatan daerah untuk mempercepat program vaksinasi penguat, terutama menjelang musim mudik atau liburan panjang. Pemerintah juga menjajaki pengadaan vaksin terbaru yang mampu memberikan perlindungan terhadap varian KP.1 dan KP.2.

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mencegah penyebaran. Kesadaran untuk tidak datang ke kantor atau sekolah saat sakit, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta menghindari hoaks terkait COVID-19 menjadi kunci utama untuk menjaga kondisi tetap aman.

Meskipun lonjakan kasus COVID-19 kembali terjadi di beberapa negara Asia seperti Singapura dan Hong Kong akibat varian baru yang lebih menular, Indonesia saat ini masih dalam kondisi relatif stabil. Namun, situasi ini tidak boleh membuat masyarakat merasa aman sepenuhnya. Lonjakan kasus bisa saja terjadi kapan saja jika kewaspadaan ditinggalkan.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan telah menyiapkan langkah-langkah antisipatif, mulai dari pemantauan varian baru, penguatan layanan kesehatan, hingga percepatan vaksinasi booster. Partisipasi aktif masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya gelombang baru COVID-19.

Pandemi belum benar-benar usai. Selama virus masih bermutasi dan menyebar, kewaspadaan tetap menjadi senjata utama kita bersama. Tetap patuhi protokol kesehatan, lengkapi vaksinasi, dan jangan lengah. Indonesia bisa tetap aman selama seluruh elemen masyarakat bekerja sama dan saling menjaga.