Banjir Landa Kota dan Kabupaten Bekasi, Ribuan Rumah Terendam
FYPMedia. ID – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Bekasi sejak Senin (3/3) menyebabkan banjir di hampir seluruh wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Ribuan rumah terendam, sementara akses jalan di beberapa titik lumpuh akibat genangan air.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi mencatat sedikitnya tujuh kecamatan terdampak banjir. Wilayah yang terendam di antaranya Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, dan Rawalumbu.
Sementara itu, di Kabupaten Bekasi, banjir diperparah oleh kiriman air dari hulu sungai. Enam kecamatan terdampak, yakni Kecamatan Cibarusah, Serang Baru, Setu, Cikarang Utara, Cibitung, dan Tambun Utara.
Ribuan Warga Terdampak, Banyak yang Mengungsi
Sejumlah warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman akibat banjir yang terus meluas. Banyak keluarga kehilangan barang berharga mereka karena air masuk secara tiba-tiba ke rumah-rumah.
Ahmad, warga Kecamatan Jatiasih, mengaku banjir kali ini datang lebih cepat dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Air masuk ke dalam rumah sejak subuh, dan dalam waktu kurang dari satu jam sudah setinggi lutut. Kami harus segera mengungsi karena takut air makin naik,” ujarnya.
Hal serupa juga dialami oleh Wati, warga Kecamatan Bekasi Utara, yang harus mengungsi bersama anak-anaknya ke rumah kerabat. “Kami tidak bisa menyelamatkan banyak barang. Yang penting sekarang selamat dulu, nanti baru pikirkan bagaimana mengurus rumah yang kebanjiran,” katanya.
BPBD bersama TNI, Polri, dan relawan telah mengevakuasi warga yang terjebak banjir ke tempat pengungsian sementara, seperti sekolah dan aula kantor kelurahan. Pemerintah daerah juga telah mendistribusikan bantuan berupa makanan siap saji, selimut, serta obat-obatan bagi warga terdampak.
Banjir Lumpuhkan Transportasi dan Aktivitas Ekonomi
Banjir tidak hanya merendam pemukiman warga, tetapi juga menyebabkan lumpuhnya aktivitas ekonomi dan transportasi. Sejumlah jalan utama di Bekasi, seperti Jalan Raya Narogong, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Kalimalang, terendam air setinggi 50 cm hingga 1 meter, membuat kendaraan sulit melintas.
Kendaraan roda dua dan roda empat banyak yang mogok di tengah jalan akibat nekat menerobos genangan air. Sejumlah pengendara terpaksa mencari jalur alternatif, meskipun tidak semua jalan dalam kondisi aman untuk dilewati.
Selain itu, beberapa pasar tradisional dan pusat perbelanjaan di daerah terdampak juga sepi pengunjung karena masyarakat lebih memilih tetap di rumah. Pedagang mengeluhkan omset yang turun drastis akibat bencana ini.
“Saya biasanya buka warung dari pagi sampai malam, tapi sejak banjir ini, pembeli hampir tidak ada. Bahkan barang-barang dagangan saya sebagian basah terkena air,” ujar Siti, seorang pedagang di Pasar Rawalumbu.
Penyebab Banjir dan Upaya Penanganan
BPBD menyebut bahwa banjir kali ini dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi sejak Senin malam, diperparah oleh sistem drainase yang buruk serta meluapnya aliran sungai akibat kiriman air dari hulu.
“Kondisi tanah di beberapa daerah tidak mampu menyerap air dengan cepat, ditambah dengan sedimentasi di sungai yang menyebabkan air mudah meluap. Faktor-faktor ini membuat banjir semakin parah,” ujar Kepala BPBD Kota Bekasi.
Untuk menangani banjir ini, pemerintah daerah telah mengerahkan petugas untuk melakukan penyedotan air dengan pompa besar di beberapa titik rawan. Namun, upaya ini masih menghadapi kendala karena tingginya curah hujan dan terbatasnya alat yang tersedia.
Selain itu, petugas juga telah menyiapkan bantuan bagi warga terdampak, termasuk makanan siap saji, air bersih, dan kebutuhan pokok lainnya. Pemerintah juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan mengikuti arahan petugas jika harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Warga Harapkan Solusi Jangka Panjang
Banjir yang melanda Bekasi bukanlah kejadian baru. Hampir setiap tahun, warga harus menghadapi bencana serupa, terutama saat musim hujan tiba.
“Banjir ini seperti siklus tahunan. Setiap hujan deras, kami selalu khawatir rumah akan terendam. Kami berharap pemerintah bisa mencari solusi jangka panjang agar masalah ini tidak terus berulang,” kata Budi, warga Kecamatan Pondok Gede.
Pakar lingkungan menilai bahwa perbaikan sistem drainase, normalisasi sungai, serta penataan kawasan resapan air menjadi langkah penting untuk mengurangi risiko banjir di masa depan. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan ke sungai juga menjadi faktor penting dalam pencegahan banjir.
Hingga berita ini ditulis, kondisi banjir masih belum sepenuhnya surut. Warga berharap pemerintah segera melakukan langkah konkret untuk mengatasi permasalahan banjir yang terus terjadi setiap tahun di Bekasi.