FYPMedia.ID – Hubungan bilateral antara Arab Saudi dan Amerika Serikat kembali menjadi sorotan dunia setelah Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), mengumumkan rencana besar investasi di AS senilai USD600 miliar atau sekitar Rp9.750 triliun selama empat tahun ke depan.
Keputusan ini disampaikan setelah Presiden Donald Trump mengisyaratkan kemungkinan kunjungan luar negeri pertamanya ke Riyadh untuk periode kedua masa jabatannya.
Investasi Fantastis dalam Empat Tahun
Dalam pernyataannya, MBS menegaskan, “Putra mahkota menegaskan niat kerajaan untuk memperluas investasi dan perdagangannya dengan Amerika Serikat selama empat tahun ke depan, dalam jumlah USD600 miliar, dan berpotensi lebih dari itu.” Kutipan ini dikonfirmasi oleh Saudi Press Agency pada Kamis (23/1/2025).
“Putra Mahkota menambahkan bahwa kerajaan akan memperluas investasi dan perdagangannya dengan Amerika Serikat hingga USD600 miliar selama empat tahun, dan berpotensi lebih dari itu,” kata Kementerian Luar Negeri Arab Saudi yang mengonfirmasi percakapan telepon kedua pemimpin.
Namun, detail spesifik mengenai sektor dan wilayah investasi masih belum diumumkan.
Investasi ini dinilai strategis, mengingat AS secara bertahap mengurangi ketergantungannya pada impor minyak dari negara-negara Teluk, termasuk Arab Saudi.
Hal ini menandai langkah diversifikasi ekonomi Saudi yang sejalan dengan visi 2030 untuk mengurangi ketergantungan pada pendapatan minyak.
Baca juga: Langkah Trump yang Mengubah Sejarah: AS Keluar dari WHO dan Paris Agreement
Peran Strategis dalam Hubungan Bilateral
Kunjungan Trump ke Riyadh pada tahun 2017 menjadi momen bersejarah yang mengubah tradisi kunjungan luar negeri pertama presiden AS yang biasanya diarahkan ke Inggris.
Trump menyebut keputusan tersebut sebagai bagian dari hubungan ekonomi yang menguntungkan, seraya mengatakan, “Jika Arab Saudi ingin membelanjakan USD450 miliar atau USD500 miliar lagi kami akan menaikkannya karena inflasi, saya pikir saya mungkin akan melakukannya.”
Kemudian Trum juga menyampaikan bahwa, “Perjalanan luar negeri pertama biasanya ke Inggris, tetapi ketika terakhir kali (dilantik sebagai presiden), saya melakukannya dengan Arab Saudi karena mereka setuju untuk membeli produk kami senilai USD450 miliar,” ujar Trump kepada wartawan di Ruang Oval.
Hubungan erat ini tidak lepas dari dinamika politik dan ekonomi global. Selama masa jabatan pertamanya, Trump berhasil memperkuat hubungan dengan kerajaan kaya minyak tersebut, meskipun hubungan ini sempat mendingin setelah insiden serangan terhadap situs minyak Arab Saudi pada tahun 2019.
MBS menyalahkan respons AS yang dianggap kurang agresif terhadap serangan tersebut, yang diklaim oleh kelompok Houthi.
Baca juga: Donald Trump Umumkan Investasi Rp8,159 Triliun untuk Infrastruktur AI
Meningkatkan Stabilitas Regional
Mengutip laporan SPA, Kamis (23/1/2025), Selain investasi, diskusi antara kedua pemimpin juga melibatkan isu-isu strategis seperti keamanan Timur Tengah dan upaya memerangi terorisme.
“Kedua pemimpin membahas keamanan Timur Tengah dan cara-cara untuk memperdalam kerja sama dalam berbagai isu seperti memerangi terorisme dan mempromosikan stabilitas regional,” demikian laporan dari Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.
Keputusan ini tidak hanya memiliki dampak ekonomi, tetapi juga geopolitik. Arab Saudi selama ini menjadi mitra strategis AS di kawasan Timur Tengah, terutama dalam hal energi dan keamanan. Kerja sama ini diperkirakan akan diperluas untuk mencakup teknologi, infrastruktur, dan sektor-sektor inovasi lainnya.
Dampak Global dari Investasi Rp9.750 Triliun
Komitmen Arab Saudi ini tidak hanya mencerminkan optimisme terhadap kepemimpinan Trump, tetapi juga menegaskan ambisi Riyadh untuk memperluas pengaruh globalnya.
Investasi sebesar Rp9.750 triliun adalah salah satu langkah besar yang menunjukkan kemampuan Arab Saudi dalam memainkan peran penting di panggung internasional.
Namun, langkah ini juga memunculkan tantangan. Stabilitas politik di kawasan, fluktuasi harga minyak, dan ketegangan diplomatik dengan negara-negara lain dapat memengaruhi realisasi investasi ini.
Di sisi lain, bagi AS, suntikan investasi dari Arab Saudi akan menjadi dorongan besar bagi perekonomian, terutama di tengah tekanan global pasca-pandemi.
(Oda/Evly)