FYPMedia.ID – Gelombang PHK di dunia teknologi belum juga reda. Kali ini, giliran Amazon yang kembali memangkas jumlah karyawannya. Sekitar 100 orang di divisi perangkat dan layanan resmi kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Ini bukan pertama kalinya Amazon melakukan efisiensi besar-besaran—sejak 2022, total sudah 27.000 karyawan diberhentikan.
Jadi, kenapa Amazon terus memangkas tenaga kerja? Apa yang bikin raksasa teknologi sekelas Amazon sampai harus ‘buang orang’? Dan divisi mana aja yang kena? Yuk, kita kupas!
PHK Terbaru: Fokus ke Divisi Perangkat dan Layanan
PHK kali ini terjadi di divisi yang cukup strategis: perangkat dan layanan. Ini bukan divisi sembarangan, karena di sinilah lahir berbagai produk ikonik Amazon seperti:
-
Alexa (asisten suara)
-
Echo (speaker pintar)
-
Ring (bel pintu video)
-
Zoox (startup robotaxi milik Amazon)
Melansir dari CNBC International (15/5/2025), keputusan ini diambil demi “menyesuaikan tim dengan roadmap produk” dan bikin operasional jadi lebih ramping.
Menurut juru bicara Amazon, Kristy Schmidt, keputusan PHK ini bukanlah suatu hal yang mudah, tapi perlu dilakukan untuk efisiensi jangka panjang. Mereka juga berpendapat dan bilang akan mendukung transisi sehingga para karyawan yang terdampak.
Kenapa Amazon PHK Lagi?
Kalau kalian mikir, “Amazon kan perusahaan besar, masa sih PHK?”—tenang, kalian tidak sendiri. Tapi inilah realitanya: efisiensi dan restrukturisasi tetap dibutuhkan, bahkan untuk perusahaan sebesar Amazon.
Sejak awal 2022, CEO Amazon Andy Jassy memang terang-terangan ingin memangkas biaya. Akibatnya, berbagai divisi dari cloud sampai ritel ikut terdampak. Tahun ini, divisi perangkat dan layanan kembali jadi sasaran.
Amazon juga menyebut mereka lagi menyederhanakan struktur organisasi, termasuk mengurangi jumlah manajer dan menaikkan rasio kontributor individu. Tujuannya? Agar Biar kerja tim lebih efisien dan nggak terlalu ‘gemuk’ di level manajemen.
Baca Juga: PT Sritex Resmi Tutup, 8.400 Karyawan Terkena PHK Massal
Apakah Amazon Masih Merekrut?
Menariknya, meski lagi PHK, Amazon tetap buka lowongan di beberapa posisi—termasuk di divisi perangkat dan layanan. Artinya, ini bukan soal perusahaan rugi atau bangkrut, tapi soal prioritas dan efisiensi.
Perusahaan raksasa teknologi saat ini cenderung merampingkan tim dan memfokuskan sumber daya hanya ke proyek yang paling strategis. Jadi, jangan heran kalau ada PHK dan perekrutan dalam waktu berdekatan.
Bukan Amazon Saja, Microsoft Juga PHK
Amazon bukan satu-satunya yang “buang” karyawan. Di waktu yang hampir bersamaan, Microsoft juga mengumumkan akan mem-PHK sekitar 6.000 karyawan, atau sekitar 3% dari total tenaga kerja globalnya.
PHK ini terjadi di semua level, tim, dan wilayah, meskipun Microsoft baru saja mencatatkan laba kuartalan USD 25,8 miliar—angka yang melebihi ekspektasi pasar.
Menurut juru bicara Microsoft, PHK ini adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk menyesuaikan diri dengan pasar yang terus berubah, bukan karena performa keuangan yang buruk.
FYI, Microsoft terakhir melakukan PHK besar-besaran pada 2023, saat memangkas 10.000 posisi. Jadi kalau yang sekarang jadi gelombang terbesar lagi, ya… memang dunia teknologi lagi diguncang badai
Baca Juga: 80.000 Pekerja Kena PHK Sepanjang 2024: Krisis dan Solusi Pemerintah
Apa Dampaknya Buat Industri dan Pekerja?
Gelombang PHK di perusahaan teknologi menunjukkan satu hal: industri ini sedang beradaptasi. Meski permintaan digital tinggi, perusahaan tetap harus efisien. Fokus mereka sekarang bukan cuma tumbuh cepat, tapi juga tumbuh sehat dan berkelanjutan.
Buat para pekerja, ini menjadi sinyalyang penting karena skill dan fleksibilitas adalah kunci. Dunia kerja dapat berubah secara cepat, dan nggak semua posisi aman. Apalagi di sektor seperti AI, cloud, dan perangkat keras yang terus berubah tiap tahun.
PHK Amazon jadi pengingat kalau dunia teknologi tidak selalu glamor. Di balik Alexa dan Echo yang canggih, tetap ada tim yang harus terus menyesuaikan diri dengan arah perusahaan.
Buat kita yang lagi berkarier atau pengin masuk ke industri ini, penting banget buat selalu siap mental dan terus upgrade skill. Karena satu-satunya yang pasti dalam dunia teknologi adalah: perubahan.
PHK Amazon ini ngasih gambaran raksasa teknologi lagi masuk fase “diet”. Mereka bukan krisis, tapi lagi beres-beres rumah.
Mereka nggak mau lagi jor-joran rekrut orang cuma demi tumbuh besar cepat. Sekarang semua mau efisien, gesit, dan siap berkompetisi di tengah perkembangan AI dan otomatisasi.