FYP Media.ID – Transportasi massal KRL Commuter Line Jabodetabek mencatat lonjakan pengguna luar biasa selama semester I 2025, dengan total 166.432.692 orang. Ini adalah fenomena penting yang mencerminkan kepercayaan dan ketergantungan masyarakat pada moda transportasi ini. Berikut rangkuman 9 fakta mengungkap tren, stasiun favorit, dan kinerja operasional KRL yang kini menjadi pilihan utama masyarakat Jabodetabek dan sekitarnya.
1. Volume Penumpang Melesat 6,13% vs Tahun Lalu
PT KAI Commuter mencatat total 166,4 juta penumpang naik KRL selama Januari–Juni 2025. Angka ini meningkat 6,13% YoY dibanding semester I 2024 yang mencapai 156,8 juta, dan melonjak 22,56% dari 135,8 juta pada semester I 2023. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat terhadap layanan transportasi publik terus meningkat.
2. Gapeka Baru Dorong Peningkatan Perjalanan Harian
Salah satu penyebab utama kenaikan ini adalah implementasi Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025, yang menambah frekuensi layanan harian. Kini KAI Commuter mengoperasikan 1.063 perjalanan KRL setiap hari, meningkat dari 1.048 perjalanan Gapeka 2023. Tambahan 15 perjalanan ini memperluas kapasitas sistem serta meningkatkan kenyamanan dan frekuensi.
3. Stasiun Bogor: Ratu Stasiun Jabodetabek
Pada Juni 2025, Stasiun Bogor mencatat volume pengguna terbesar sebagai stasiun pemberangkatan, dengan 1.530.425 penumpang. Ini menjadikannya gerbang utama menuju Jakarta dan sekitarnya.
4. Target Kedua: Bogor sebagai Stasiun Tujuan
Selain sebagai stasiun awal, Bogor juga menjadi stasiun tujuan favorit. Volume pengguna yang turun di sini mencapai 1.519.737 orang, mengungguli Tanah Abang dan Sudirman, menegaskan posisinya sebagai hub penting atau ‘hub commuter’.
5. Stasiun Rangking Dua dan Tiga: Tanah Abang dan Sudirman
Urutan stasiun favorit berikutnya adalah Tanah Abang, dengan 1.278.052 keberangkatan dan 1.193.887 kedatangan, serta Sudirman, dengan 1.015.771 keberangkatan dan 1.032.704 kedatangan. Ketiganya menyumbang peran besar dalam arus penumpang harian.
6. Transit Harian Tinggi di Manggarai, Tanah Abang, dan Duri
📍 Stasiun Manggarai menjadi stasiun transit terbesar dengan rata-rata 160–162 ribu transit per hari.
📍 Tanah Abang mencatat sekitar 130 ribu transit setiap hari.
📍 Duri menyumbang sekitar 70 ribu transit harian.
Angka ini menunjukkan bahwa stasiun-stasiun ini menjadi jantung perpindahan penumpang.
7. Kinerja Layanan Prima: Ketepatan Waktu di Atas 98%
Direktur Utama KAI Commuter, Asdo Artriviyanto, mengungkapkan bahwa On Time Performance (OTP) layanan Jabodetabek tetap konsisten dengan keberangkatan 98,6% dan kedatangan 98%.
Untuk KRL Merak dan Basoetta, OTP bahkan mencapai 100% keberangkatan, dengan Basoetta mencatat 99,9% ketepatan kedatangan. Ini mencerminkan komitmen tinggi terhadap kualitas layanan publik.
8. Commuter Line: Solusi Efektif Kurangi Polusi & Macet
Raihan angka penumpang yang tinggi sekaligus membuktikan keunggulan KRL Commuter sebagai pilihan mobilitas utama. Menurut Asdo, moda ini efektif untuk:
-
Mengurangi kemacetan di Jabodetabek
-
Menekan tingkat polusi akibat kendaraan pribadi
-
Menyediakan layanan yang terjangkau, aman, nyaman, dan efisien
9. Tantangan & Peluang: Integrasi & Kapasitas Waktu Sibuk
Menghadapi lonjakan jumlah pengguna, tantangan terbesar adalah menjaga kualitas layanan, terutama selama jam sibuk. Integrasi antarmoda, peningkatan kapasitas gerbong dan rel, serta modernisasi fasilitas station tetap menjadi prioritas untuk mendukung kenyamanan penumpang.
Kesimpulan: KRL Semakin Menjadi Tulang Punggung Mobilitas Jabodetabek
Dengan volume pengguna mencapai lebih dari 166 juta penumpang selama semester I 2025, KRL Commuter Line Jabodetabek semakin menegaskan posisinya sebagai tulang punggung transportasi publik di wilayah metropolitan Indonesia. Penerapan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025 yang menambah jumlah perjalanan harian menjadi 1.063 perjalanan turut berperan dalam mendorong peningkatan jumlah penumpang.
Kinerja operasional KRL juga menunjukkan performa unggul dengan ketepatan waktu keberangkatan sebesar 98,6% dan ketepatan kedatangan 98%, mencerminkan pelayanan publik yang andal dan konsisten. Selain itu, Stasiun Bogor, Tanah Abang, dan Sudirman tercatat sebagai stasiun dengan volume keberangkatan dan kedatangan tertinggi, sekaligus menjadi titik transit utama yang menopang mobilitas harian masyarakat Jabodetabek.
Ke depan, tantangan utama yang harus dihadapi adalah peningkatan kapasitas layanan, terutama pada jam sibuk. Hal ini membutuhkan kolaborasi strategis antara pemerintah, KAI Commuter, dan pemangku kepentingan lainnya untuk terus memperluas jaringan rel, menambah armada, serta mengoptimalkan integrasi antarmoda transportasi seperti MRT, LRT, dan bus feeder.
Dengan terus mendorong efisiensi, kenyamanan, dan aksesibilitas, KRL Commuter memiliki peluang besar untuk menjadi solusi jangka panjang dalam mengatasi kemacetan dan polusi udara di kota-kota besar. Sebagai moda transportasi yang terjangkau, aman, dan ramah lingkungan, KRL Commuter siap menjawab tantangan urbanisasi dan mobilitas tinggi masyarakat modern.