FYPMedia.ID – Ancaman dunia digital semakin nyata dengan kemunculan teknologi deepfake AI (Artificial Intelligence). Teknologi ini memungkinkan penciptaan gambar, suara, dan video palsu yang sangat meyakinkan, sering kali digunakan untuk tujuan jahat.
Berikut adalah lima fakta mengejutkan tentang deepfake AI yang perlu Anda ketahui, dilengkapi dengan tips melindungi diri dari ancaman digital ini.
-
Deepfake AI Sulit Dibedakan dengan Mata Telanjang
Pakar keamanan siber, Alfons Tanujaya, mengungkapkan bahwa teknologi deepfake mampu menghasilkan video yang sulit dibedakan oleh mata telanjang.
“Sehingga mengandalkan AI untuk mendeteksi AI palsu bisa saja dilakukan, tapi bukan jaminan akan mampu mendeteksi semua konten manipulasi AI,” tutur Alfons.
Hal ini menjadi tantangan besar karena perkembangan AI yang pesat membuat konten palsu semakin sulit dikenali.
Beberapa perusahaan teknologi kini menawarkan perangkat dengan fitur deteksi deepfake. Salah satu merek smartphone di Malaysia, misalnya, menggunakan analisis kontak mata, pencahayaan, dan kejelasan video untuk mendeteksi konten palsu.
Namun, Alfons mengingatkan bahwa teknologi semacam ini tidak cukup untuk sepenuhnya melindungi pengguna.
Baca juga: 66% Warga Singapura Lebih Waspada: Bahaya Deepfake Pornografi yang Mengerikan
-
Deepfake AI Dimanfaatkan untuk Penipuan Digital
Deepfake AI telah digunakan untuk berbagai modus kejahatan, termasuk rekayasa sosial dan penipuan finansial.
Salah satu kasus nyata adalah penipuan tiket pesawat murah yang menyasar pengguna media sosial.
“Penipu sangat jeli memanfaatkan mahalnya harga tiket pesawat terbang dari maskapai ternama dan menawarkan potongan menggiurkan 50 persen dari harga resmi, guna menjerat calon korbannya,” tutur pakar keamanan siber Alfons Tanujaya, dikutip dari Liputan6.com, Jumat (29/11/2024).
Dalam modus ini, pelaku sering kali menggunakan akun media sosial dengan pengikut besar dan kesaksian palsu dari figur publik.
Korban biasanya diminta mentransfer uang sebagai pembayaran atau deposit. Akibatnya, banyak korban kehilangan jutaan hingga ratusan juta rupiah.
-
Pornografi Nonkonsensual Mendominasi Deepfake di Internet
Sebuah studi menunjukkan bahwa hingga 96% konten deepfake di internet berupa pornografi nonkonsensual.
Sebagian besar konten ini menargetkan selebritas dan digunakan untuk menyebarkan hoax atau balas dendam.
Konten semacam ini tidak hanya melanggar privasi, tetapi juga dapat merusak reputasi seseorang secara permanen.
Oleh karena itu, masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan ancaman ini dan melaporkan konten ilegal kepada pihak berwenang.
-
Manipulasi Pemilu dan Disinformasi
Deepfake AI juga digunakan untuk manipulasi opini publik, terutama dalam konteks politik. Contohnya, video palsu yang memperlihatkan pemimpin dunia seperti Barack Obama atau Donald Trump membuat pernyataan yang tidak pernah mereka ucapkan.
Video semacam ini berpotensi mengganggu stabilitas politik dan sosial. Misalnya, pada kampanye pemilu AS tahun 2020, kekhawatiran tentang penggunaan deepfake untuk mempengaruhi pemilih menjadi isu besar.
Baca juga: Tiga Varian Indomie Ditarik di Australia: Bahaya Alergen yang Mengancam
-
Tips Melindungi Diri dari Ancaman Deepfake dan Penipuan Digital
Untuk melindungi diri dari ancaman deepfake dan penipuan digital, Alfons memberikan beberapa tips berikut:
- Amankan Aset Digital: Gunakan otentikasi dua faktor pada akun email, media sosial, dan finansial.
- Gunakan Password Unik: Pilih kata sandi panjang dan berbeda untuk setiap akun, serta simpan menggunakan password manager.
- Pasang Program Anti-Phishing: Aplikasi seperti True Caller dapat membantu mengidentifikasi nomor telepon penipu.
- Periksa Kebenaran Informasi: Lakukan cross-check sebelum mentransfer uang atau mempercayai konten di media sosial.
- Hindari Transaksi di Akun Tidak Terverifikasi: Pastikan Anda hanya bertransaksi di platform atau situs resmi.
Deepfake AI adalah teknologi yang luar biasa, tetapi potensi bahayanya tidak boleh diabaikan.
Mulai dari penipuan finansial hingga disinformasi politik, ancaman yang ditimbulkan sangat beragam.
Dengan memahami cara kerja deepfake dan menerapkan langkah-langkah keamanan, Anda dapat melindungi diri dari ancaman ini.
Seperti yang disarankan Alfons, “Vaksincom menyarankan anda untuk melakukan transaksi hanya pada situs atau layanan yang telah diyakini kebenarannya.”
Jangan mudah percaya dengan diskon besar atau kesaksian dari akun yang tidak terverifikasi. Waspadalah, dan jadilah pengguna digital yang cerdas.
(Oda/Mly)