3 Korban Tertimbun, 1 Remaja Tewas: Longsor Terjang 2 Kampung di Sukabumi pada 9 Juli 2025

Bencana Alam Longsor di Sukabumi

SUKABUMI – Bencana longsor kembali mengguncang wilayah Jawa Barat. Pada Rabu dini hari, 9 Juli 2025, longsor hebat melanda dua kampung di Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, menyebabkan tiga orang tertimbun—satu di antaranya tewas.

Peristiwa memilukan ini menjadi peringatan keras akan pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana alam, terutama saat musim hujan ekstrem seperti saat ini. Simak kronologi lengkap, lokasi kejadian, data korban, kondisi terkini, dan langkah antisipasi yang harus diketahui masyarakat.

Kronologi Longsor Sukabumi 9 Juli 2025

Pukul 02.00 WIB, wilayah Bojonggenteng diguyur hujan deras tanpa henti sejak tengah malam. Intensitas curah hujan yang tinggi dalam waktu singkat memicu pergerakan tanah di dua titik perkampungan padat.

BPBD Kabupaten Sukabumi menerima laporan awal bahwa dua unit rumah warga hancur tertimbun longsoran. Menurut Daeng Sutisna, Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Sukabumi, longsor terjadi di dua titik berbeda, namun berdekatan.

“Longsor terjadi di dua lokasi yang menimpa dua unit rumah warga. Akibatnya, tiga orang tertimbun,” ungkap Daeng dalam laporan resmi, Rabu pagi.

Lokasi & Dampak Kerusakan

Kampung Terdampak:

  • Kampung Bojonggenteng RT 02 / RW 01

  • Kampung Cisarua (terkonfirmasi sebagai area longsor kedua)

Rumah Warga Rusak:

  1. Rumah milik Ibu Yuyu (45 tahun) di Kampung Bojonggenteng

  2. Satu rumah lain di Cisarua, identitas belum diumumkan

Kondisi rumah:

  • Sebagian besar bangunan ambruk tertimbun tanah

  • Struktur dinding jebol dan fondasi bergeser

  • Akses evakuasi tertutup oleh reruntuhan dan tanah longsoran

Data Korban Longsor Bojonggenteng

Korban tertimbun longsor terdiri dari:

  1. U (15 tahun) – remaja, meninggal dunia setelah sempat dibawa ke RS Bebita Pakuwon

  2. Satu anak laki-laki (12 tahun)belum sadarkan diri

  3. Remaja perempuan (17 tahun) – kondisi luka berat, dalam perawatan intensif

“U meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit. Dua korban lainnya masih dalam perawatan,” ujar Daeng.

Pemicu Bencana: Curah Hujan Ekstrem & Kontur Tanah Labil

BPBD mencatat, wilayah Bojonggenteng memiliki kontur tanah miring dan labil, ditambah permukiman padat yang berdiri tanpa penahan tanah memadai.

Curah hujan ekstrem menjadi pemicu utama. Tanah jenuh air tidak mampu menahan beban sehingga longsor pun tak terhindarkan.

Proses Evakuasi & Penanganan

Tim gabungan dari:

  • BPBD Kabupaten Sukabumi

  • TNI/Polri

  • Relawan SAR dan warga sekitar

telah melakukan evakuasi sejak subuh. Proses awal terkendala kondisi medan sempit dan tumpukan material tanah. Bantuan alat berat mulai didatangkan siang hari.

Evakuasi manual awalnya difokuskan pada tiga korban yang tertimbun, yang dua di antaranya berhasil dikeluarkan dalam keadaan hidup namun kritis.

Reaksi Warga & Suasana Duka

Suasana duka menyelimuti RT 02 Bojonggenteng. Tangisan keluarga korban terdengar saat jenazah U disemayamkan. Warga bergotong royong membersihkan puing dan mendirikan tenda darurat.

“Anak itu baru kelas 9 SMP. Selalu bantu ibunya jualan sebelum berangkat sekolah,” ucap tetangga korban, sambil menahan haru.

Korban Dirawat di RS Bebita Pakuwon

Dua korban luka berat kini menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bebita Pakuwon, Sukabumi. Dokter menyebut keduanya mengalami trauma benturan dan memerlukan observasi lanjutan.

Kerugian Material & Status Darurat

Kerugian sementara diperkirakan puluhan juta rupiah, belum termasuk kerusakan lahan dan infrastruktur jalan kecil yang ikut tergerus.

BPBD Sukabumi menetapkan status Siaga Darurat Bencana Alam untuk wilayah Bojonggenteng dan sekitarnya selama 7 hari ke depan.

Imbauan Resmi dari BPBD

  1. Warga diminta mengungsi jika tinggal di lereng curam atau daerah rawan longsor.

  2. Pemantauan curah hujan melalui BMKG menjadi acuan tindakan dini.

  3. Pemasangan early warning system sedang diupayakan di desa terisolasi.

Langkah Pencegahan & Antisipasi Bencana Longsor

Bagi masyarakat di wilayah rawan longsor, berikut langkah-langkah pencegahan yang bisa diambil:

1. Waspadai Tanda-Tanda Awal Longsor:

  • Retakan tanah yang makin lebar

  • Sumur atau lantai rumah bergeser

  • Air keruh keluar dari retakan

2. Siapkan Tas Siaga Darurat:

  • Dokumen penting

  • Obat-obatan pribadi

  • Senter dan baterai

  • Radio portable

  • Uang tunai dan air minum

3. Cek Peta Rawan Longsor Daerah:

  • Dapat diakses melalui situs resmi PVMBG dan BPBD provinsi

Update & Respons Media Sosial

Kabar duka ini langsung trending di media sosial, terutama di platform X (Twitter) dan TikTok. Hashtag #LongsorSukabumi, #PrayForSukabumi, dan #Bencana9Juli ramai digunakan.

Warganet turut menyampaikan doa dan dukungan kepada keluarga korban serta apresiasi pada relawan yang sigap turun membantu.

Kesimpulan: Peristiwa Tragis yang Harus Jadi Alarm Kesiapsiagaan

Longsor di Bojonggenteng pada 9 Juli 2025 menjadi tragedi kemanusiaan yang kembali membuka mata kita tentang urgensi mitigasi bencana. Satu korban jiwa berusia 15 tahun menjadi pengingat pilu, bahwa curah hujan ekstrem dan perencanaan tata ruang yang kurang matang bisa membawa nyawa melayang.

Pemerintah daerah, warga, dan stakeholder kebencanaan harus memperkuat sistem deteksi dan edukasi publik. Jangan sampai kejadian serupa kembali terulang tanpa antisipasi maksimal.