Yuk, belajar bersama kak Angela Azela mengenai Parenting Digital!

FYPMedia.id – Angela Azela, atau yang biasa disebut dengan kak Angela ini merupakan seorang dokter dan juga momfluencer yang tentunya juga seorang ibu. Ia aktif di media sosial untuk berbagi pengalaman seputar parenting digital, keseharian sebagai Ibu, serta berbagai hal positif lainnya.

Ia mengatakan, di zaman sekarang selalu berusaha untuk menjadi role model bagi anak-anaknya, ia juga membatasi batas layar (screen time) anaknya, mengenalkan literasi digital sejak dini, dan mengajarkan untuk menggunakan media sosial secara bijak. Selain itu, kak Angela juga selalu terbuka dan berdiskusi dengan anaknya mengenai apa yang mereka lihat dan alami di dunia media sosial.

Ia menceritakan mengenai parenting digital, ka Angela mengatakan bahwa selanjutnya anak usia tiga tahun ini masih dalam tahap eksplorasi di dunia nyata. Jadi, menurutnya, penggunaan media digital sebaiknya sangat dibatasi pada anak usia tiga tahun atau yang bisa disebut dengan balita.

Ka Angela mengatakan, American Academy of Pediatrics merekomendasikan screen time untuk anak usia 2-5 tahun, maksimal satu jam perhari dengan didampingi oleh kedua orang tuanya. American Academy of Pediatrics (AAP) mengatakan, sebaiknya media digital itu digunakan untuk hal yang edukatif dan interaktif, bukan hanya sekadar hiburan hanya saja hiburan pasif.

Kak Angela biasanya menerapkan beberapa aturan pada anaknya seperti; menentukan waktu khusus untuk screen time (misal: setelah makan siang, atau sebelum tidur siang), memakai alarm untuk memberitahu anak kapan waktunya berhenti, mengalihkan perhatian anak dengan aktivitas lain seperti main di luar, menggambar, ataupun membaca buku, nonton dan main bersama anak agar tidak hanya menatap layar secara pasif saja, tetapi juga mengajak sang anak bermain tanpa gadget serta mengenalkan teknologi menggunakan cara yang positif, dan selalu dampingi anak ketika sedang screen time.

Mengenai hambatan dan kesulitan, ia berkata tentunya ada. Salah satunya yaitu dalam membagi waktu antara pekerjaan sebagai influencer dengan tanggung jawabnya sebagai seorang Ibu. Terkadang ia juga merasa sulit untuk menemukan keseimbangan antara membuat konten, berinteraksi dengan audiens, dan tetap hadir untuk keluarga. Namun, ia selalu berusaha untuk mengutamakan keluarga dan membuat jadwal yang fleksibel, supaya keluarga keduanya dapat berjalan dengan baik.

Ia juga mengatakan, cara menghadapi anak ketika sedang rewel, ia biasanya mencoba memahami apa penyebabnya mengapa si anak itu rewel, apakah sang anak itu merasa lapar, lelah, atau justru merasa tidak nyaman dengan suasana saat itu. Ia lebih memilih pendekatan yang tenang, memberi pelukan, atau mengalihkan perhatian anak ke hal-hal yang lebih positif. Jika itu memungkinkan, ia akan mengajak untuk berbicara dan mengeskpresikan perasaannya menggunakan kata-kata.

Menurut kak Angela mengenai dibutuhkan skill dan pengetahuan yang sebelumnya untuk menjadi seorang influencer ia mengatakan iya, walaupun banyak orang yang menganggap menjadi influencer itu mudah, tetapi sebetulnya dibutuhkan juga skill komunikasi dengan baik, kreativitas, dan pemahaman tentang media sosial. Selain skill, pengetahuan tentang niche atau topik yang dibahas pun juga penting, supaya konten yang dibuat dapat memberikan nilai bagi audiens.

Menurutnya, hal yang perlu ditingkatkan dalam dunia influencer adalah tanggung jawab sosial seorang influencer. Saat ini, banyak para influencer yang hanya fokus pada engagement tanpa memikirkan dampak pada kontennya. Jadi, menurutnya penting bagi influencer untuk lebih sadar lagi mengenai konten yang akan mereka buat, memberikan edukasi yang bermanfaat, serta membangun komunitas yang positif.

Ia memberikan pesan untuk anak-anak muda agar selalu semangat dalam menggapai mimpi, ia mengatakan
“Untuk anak-anak muda, jangan takut untuk bermimpi besar! Apa pun yang kalian inginkan, bisa dicapai dengan usaha, ketekunan, dan konsistensi. Jangan mudah menyerah saat menghadapi tantangan, karena setiap proses pasti ada pelajaran berharga di dalamnya. Tetaplah belajar, berkembang, dan jadilah versi terbaik dari diri kalian!”.

Ia menjelaskan cara untuk dikenal sebagai influencer yang memberikan dampak positif, kita harus fokus pada nilai yang ingin kita bagikan. Konsisten membuat konten yang bermanfaat, berinteraksi dengan audiens secara tulus, dan selalu berpikir sebelum memposting sesuatu. Selain itu, penting juga untuk mempelajari komunikasi yang baik, strategi branding, serta memahami audiens agar konten yang dibuat dapat lebih efektif dan bermakna.