Virus HMPV: 7 Fakta Penting dan Cara Pencegahan yang Perlu Diketahui

virus hmpv 7 fakta penting
Ilustrasi Lansia yang Mudah Terdampak Virus HMPV/Sumber Foto: Canvacom

FYPMedia.ID – Virus Human Metapneumovirus (HMPV) tengah menjadi perhatian dunia setelah lonjakan kasusnya di China. Virus ini menyerang sistem pernapasan dan memiliki dampak serius pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. 

Berikut adalah 7 fakta penting tentang virus HMPV yang wajib diketahui, beserta cara efektif untuk mencegahnya.

  • Apa Itu Human Metapneumovirus (HMPV)?

HMPV adalah virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut. Pertama kali ditemukan oleh peneliti Belanda pada tahun 2001, virus ini sebenarnya telah ada selama lebih dari 60 tahun. 

Sebagaimana dilaporkan oleh CDC China, HMPV umumnya merebak pada musim dingin dan musim semi, dengan gejala mulai dari batuk, demam, hingga mengi.

“Anak-anak, populasi dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan orang tua rentan. Mereka juga lebih mungkin terinfeksi bersama virus pernapasan lainnya,” ujar pihak CDC China (5/1/2025).

HMPV dikatakan sering menyebabkan gejala flu biasa, meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, dan mengi.  “Namun, terkadang kasus HMPV yang parah bisa menyebabkan bronkitis dan pneumonia,” imbuhnya.

Berdasarkan data dari sebuah artikel yang diterbitkan pada 2021, satu persen dari kematian terkait infeksi saluran pernapasan bawah akut pada anak-anak di bawah usia lima tahun terkait dengan HMPV.

Baca juga: Waspada Virus HMPV yang Merebak di China: Berikut Hal-hal yang Perlu Diketahui?

  • Lonjakan Kasus di China

Data dari CDC China menunjukkan kasus HMPV di wilayah utara China meningkat tajam. Pada 2024, tercatat 327 kasus, naik 45% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Lonjakan ini terjadi bersamaan dengan meningkatnya penyakit pernapasan lainnya, seperti Influenza A.

CDC China menyebutkan bahwa, “Pada individu yang rentan dengan kondisi medis yang mendasarinya, infeksi HMPV dapat menyebabkan kematian.”

  • Gejala HMPV yang Mirip Flu

Gejala HMPV dapat bervariasi dari ringan hingga berat dengan masa inkubasi sekitar 3-6 hari. Gejala HMPV sering kali menyerupai flu biasa, seperti:

  • Batuk
  • Hidung tersumbat
  • Demam
  • Sakit tenggorokan
  • Mengi

Sejalan dengan penyampaian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (CDC China) menyatakan gejala infeksi HMPV yang kerap ditemui antara lain adalah batuk, demam, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hingga mengi.

“Kasus yang parah bisa mengakibatkan bronkitis atau pneumonia, terutama di kalangan bayi, orang tua, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah,” ujar keterangan itu.

Infeksi ringan biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, pada kasus yang lebih parah, virus ini dapat menyebabkan bronkiolitis atau pneumonia berat Pada anak-anak, infeksi paru-paru pada lansia, serta komplikasi serius pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Baca juga: 327 Kasus HMPV Terdeteksi di Malaysia, Peningkatan 45% dari Tahun Lalu!

  • Perbandingan dengan COVID-19

HMPV dan COVID-19 sama-sama merupakan penyakit pernapasan menular dengan gejala serupa. 

Namun, HMPV adalah virus musiman yang lebih umum terjadi di musim dingin, sementara COVID-19 dapat menyebar sepanjang tahun.

“Dalam bentuk yang paling serius, keduanya bisa menyebabkan rawat inap. Tetapi tidak seperti COVID-19, belum ada terapi antivirus atau vaksin untuk mengobati HMPV,” kata Medical News Today.

  • Risiko Tinggi pada Kelompok Rentan

Individu dengan riwayat asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), atau kondisi medis serius lainnya berisiko lebih tinggi terjangkit HMPV. 

Penularannya melalui droplet dari batuk atau bersin, serta kontak dengan benda yang terkontaminasi. Masa inkubasinya berkisar antara 3 hingga 5 hari.

  • Belum Ada Vaksin untuk HMPV

Saat ini, belum tersedia vaksin atau pengobatan antivirus spesifik untuk HMPV. Pengobatan yang ada hanya berfokus pada pereda gejala. 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China menyampaikan “Saat ini, tidak ada vaksin atau pengobatan yang efektif terhadap HMPV, dan pengobatan sebagian besar difokuskan untuk meredakan gejala,” ucapnya. 

Oleh karena itu, pencegahan menjadi langkah utama untuk mengurangi risiko infeksi.

Baca juga: Patrick Kluivert Dikabarkan Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Dikontrak 2 Tahun 

  • Pencegahan HMPV ala Kemenkes RI

Di Indonesia, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Widyawati, menyatakan hingga saat ini belum ada laporan kasus HMPV. Namun, langkah preventif tetap harus diutamakan.

“Saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia. Meski begitu, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan,” jelas Widyawati, Jumat (3/1/2025) dikutip dari Kompas.com.

Langkah pencegahan yang disarankan meliputi:

  • Menggunakan masker di tempat umum.
  • Mencuci tangan secara teratur.
  • Menghindari keramaian jika memungkinkan.
  • Menjaga pola hidup sehat dengan asupan gizi seimbang dan olahraga.

Selain itu, Mengutip data World Health Organization (WHO), Widyawati menekankan lonjakan kasus influenza maupun HMPV hanya menyebar di China. Kasus influenza tipe A untuk varian H5N1 pernah terjadi di Indonesia pada 2005 hingga 2017. Namun sejak 2018 belum ada kasus baru pada manusia.

“Untuk varian H5N6 dan H9N2 dilaporkan terjadi beberapa kasus di Tiongkok tapi kedua varian tersebut belum pernah dilaporkan di Indonesia,” jelas Widyawati dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.

(Oda/Atk)