Tragedi Copake: Kecelakaan Pesawat di New York Tewaskan 6 Anggota Keluarga

Tragedi Copake: Kecelakaan Pesawat di New York Tewaskan 6 Anggota Keluarga

FYPMedia.ID – Sebuah kecelakaan tragis kembali mengguncang wilayah timur Amerika Serikat. Pesawat kecil jenis Mitsubishi MU-2B-40 jatuh di Copake, New York, pada Sabtu (12/4) siang waktu setempat. Pesawat tersebut membawa enam orang penumpang, seluruhnya merupakan anggota satu keluarga yang tengah dalam perjalanan menuju acara perayaan hari raya dan ulang tahun di kawasan Catskills. Sayangnya, tak satu pun dari mereka selamat.

Detik-detik Kecelakaan: Dari Pendekatan Gagal hingga Benturan Fatal

Menurut keterangan dari Todd Inman, pejabat dari Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB), pesawat itu jatuh sekitar pukul 12:06 siang, hanya 10 mil dari Bandara Columbia County yang seharusnya menjadi titik pendaratan.

Pilot sempat melaporkan pendekatan yang gagal dan meminta izin untuk mencoba mendarat kembali. Namun, beberapa menit kemudian, pesawat hilang kontak dan akhirnya ditemukan jatuh di sebuah ladang terbuka. Yang mengejutkan, tidak ada sinyal darurat yang sempat dikirimkan dari dalam kokpit.

Saksi mata mengatakan bahwa langit saat itu sedang mendung dengan jarak pandang terbatas akibat hujan dan angin kencang. Cuaca buruk diduga menjadi salah satu faktor utama penyebab kecelakaan.

Profil Korban: Keluarga Berprestasi, Meninggalkan Jejak dalam Dunia Pendidikan dan Medis

Tragedi ini menjadi lebih menyayat hati setelah diketahui bahwa keenam korban adalah individu berprestasi di bidang masing-masing. Berikut adalah identitas para korban berdasarkan laporan dari The New York Times:

  1. Dr. Michael Groff – Sang pilot dan kepala keluarga, merupakan ahli bedah saraf ternama dan pengajar di Harvard Medical School. Ia dikenal sebagai sosok cerdas dan sangat teliti, dengan jam terbang tinggi sebagai pilot berlisensi.

  2. Dr. Joy Saini – Istri dari Michael Groff, seorang dokter spesialis urogynecologist yang memiliki karier gemilang di Massachusetts. Ia aktif dalam berbagai organisasi medis dan dikenal berdedikasi dalam bidang kesehatan perempuan.

  3. Karenna Groff – Putri mereka, alumni MIT sekaligus mantan atlet sepak bola yang pernah memenangkan penghargaan NCAA Woman of the Year pada 2022.

  4. James Santoro – Kekasih dari Karenna, juga lulusan MIT dan bekerja sebagai bankir investasi di sebuah perusahaan besar di New York.

  5. Jared Groff – Putra kedua Michael dan Joy, lulusan Swarthmore College yang sedang meniti karier sebagai paralegal di firma hukum.

  6. Alexia Couyutas Duarte – Kekasih Jared, lulusan Swarthmore dan telah diterima di Harvard Law School. Dikenal sebagai mahasiswa teladan dengan minat besar di bidang hukum dan keadilan sosial.

Keenamnya tengah dalam perjalanan menuju rumah keluarga untuk merayakan Paskah sekaligus ulang tahun salah satu anggota keluarga. Kini, acara yang semula penuh sukacita berubah menjadi duka yang mendalam.

Baca Juga: Deretan Kecelakaan Pesawat Desember 2024: Jeju Air hingga Azerbaijan Airlines

Tinggal Satu Anggota Keluarga yang Selamat

Tragedi ini meninggalkan satu anggota keluarga yang tidak ikut dalam penerbangan, yaitu Anika Groff, putri bungsu dari Michael dan Joy. Gadis berusia 17 tahun ini sedang berada di asrama sekolah menengahnya saat kecelakaan terjadi.

Anika baru saja diterima di University of North Carolina dan merupakan siswi berprestasi di bidang akademik maupun kegiatan sosial. Kini, ia harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan seluruh anggota keluarganya dalam sekejap mata.

Komunitas sekolah Anika, alumni Harvard, MIT, dan Swarthmore, hingga asosiasi medis tempat orang tuanya aktif, semuanya menunjukkan simpati dan solidaritas. Donasi dan bantuan moral mengalir deras, termasuk dari tokoh publik dan rekan kerja keluarga tersebut.

Investigasi Masih Berjalan: Fokus pada Cuaca dan Pendekatan Penerbangan

Tim dari NTSB bersama FAA (Federal Aviation Administration) langsung turun ke lokasi untuk melakukan investigasi. Mereka telah mengevakuasi bangkai pesawat dan mengambil data dari peralatan avionik serta kartu memori di kokpit.

Penyelidik menyebutkan bahwa pesawat dalam kondisi layak terbang dan baru saja diperbarui sistem navigasinya. Tidak ada indikasi kerusakan teknis atau human error sejauh ini. Namun, penyelidikan masih berlangsung dan diperkirakan butuh waktu beberapa bulan hingga laporan lengkap bisa diterbitkan.

Kondisi cuaca yang buruk dan kemungkinan kesalahan dalam proses pendekatan (approach) disebut sebagai faktor utama yang sedang didalami. NTSB juga berkoordinasi dengan badan keselamatan penerbangan Jepang karena pesawat tersebut merupakan produksi Mitsubishi.

Deretan Insiden Penerbangan yang Mengkhawatirkan

Kecelakaan ini bukan satu-satunya tragedi penerbangan yang terjadi belakangan ini. Hanya sepekan sebelumnya, sebuah helikopter jatuh di Sungai Hudson dan menewaskan enam orang. Pada awal tahun, Amerika juga diguncang kecelakaan tragis antara helikopter militer dan jet penumpang di Washington, yang menewaskan 67 orang.

Meski demikian, para ahli menyatakan belum ada pola sistemik dari insiden-insiden ini. Namun tetap saja, meningkatnya jumlah kecelakaan penerbangan dalam beberapa bulan terakhir membuat publik bertanya-tanya tentang keselamatan udara di wilayah tersebut.

Baca Juga: Tragis! 179 Korban Tewas Akibat Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korea Selatan

Duka Mendalam dan Refleksi

Tragedi Copake bukan sekadar kecelakaan biasa. Ini adalah kehilangan besar bagi komunitas medis, pendidikan, dan masyarakat luas. Keluarga Groff-Saini dikenal bukan hanya karena prestasi akademik dan karier mereka, tetapi juga karena integritas, etos kerja, dan kontribusi sosial yang mereka berikan.

Kini, duka mendalam menyelimuti banyak pihak. Namun, kisah hidup mereka juga menjadi inspirasi bahwa di balik kepedihan, ada warisan nilai, semangat, dan teladan yang akan terus hidup dalam ingatan banyak orang.