FYP Media.id – Pada Tanggal 14 Mei 2025 – Insiden terbakarnya mobil listrik BYD Seal di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, pada Selasa pagi, 13 Mei 2025, menghebohkan publik dan menimbulkan kekhawatiran akan keamanan kendaraan listrik di Indonesia. Kejadian yang berlangsung di Jalan Katalis, Kota Bambu Utara, sekitar pukul 04.18 WIB itu memperlihatkan kobaran api dan asap tebal dari bagian depan mobil yang terparkir di garasi rumah. Dalam waktu singkat, berita mengenai kebakaran tersebut menyebar luas di media sosial, memicu berbagai spekulasi mengenai penyebab kebakaran dan keamanan teknologi mobil listrik yang kini semakin populer.
Menanggapi insiden tersebut, pihak PT BYD Motor Indonesia selaku produsen resmi BYD di Indonesia langsung memberikan pernyataan resmi kepada publik. Luther Panjaitan, selaku Head of Marketing Communication BYD Indonesia, menyampaikan bahwa pihaknya sangat menyesalkan kejadian tersebut dan menyatakan bahwa investigasi menyeluruh sedang dilakukan bersama pihak berwenang. “Kami sedang bekerja sama dengan aparat terkait untuk menyelidiki penyebab pasti dari insiden ini. Keselamatan pengguna merupakan prioritas utama kami,” ujar Luther dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta.
Luther menambahkan bahwa BYD Indonesia telah mengirimkan tim teknis ke lokasi kejadian untuk melakukan evaluasi langsung terhadap unit kendaraan yang terbakar. Pihaknya juga tengah memeriksa riwayat penggunaan mobil tersebut, termasuk proses pengisian daya terakhir dan kondisi penyimpanan baterai sebelum kejadian terjadi. Ia menegaskan bahwa hingga saat ini BYD belum pernah menerima keluhan besar terkait malfungsi pada sistem baterai kendaraan yang dipasarkan di Indonesia.
Baca Juga : Berita terbaru: Ledakan Amunisi TNI di Garut Tewaskan 13 Orang
Mobil BYD Seal sendiri merupakan salah satu andalan BYD di pasar kendaraan listrik Tanah Air. Dilengkapi dengan teknologi baterai Blade yang diklaim memiliki standar keselamatan tinggi, mobil ini dirancang untuk meminimalkan risiko kebakaran atau ledakan. Baterai Blade dikenal karena kemampuannya menahan tekanan, tusukan, dan suhu ekstrem, sehingga dianggap lebih aman dibandingkan baterai lithium-ion konvensional.
Namun demikian, sebagaimana diungkap oleh Tatsuya Mikami, Chief Advisor BYD Jepang, tidak ada sistem teknologi yang sepenuhnya bebas risiko. “Kerusakan baterai bisa terjadi karena banyak faktor, termasuk kebiasaan pengisian daya yang tidak tepat atau penyimpanan dalam kondisi ekstrem,” ujar Mikami. Ia juga menekankan pentingnya edukasi kepada konsumen dalam memahami cara merawat baterai kendaraan listrik agar tetap dalam kondisi optimal.
Dalam kaitannya dengan layanan purna jual, BYD Indonesia memastikan bahwa mereka telah mempersiapkan jaringan pendukung yang memadai untuk menangani berbagai masalah teknis pada kendaraan listrik. Saat ini, BYD memiliki 17 showroom resmi yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, dilengkapi dengan fasilitas khusus dan teknisi bersertifikasi yang telah menjalani pelatihan penanganan kendaraan listrik secara intensif. Dealer-dealer ini juga memiliki ruang penyimpanan dan peralatan khusus untuk menangani baterai dan sistem kelistrikan mobil listrik.
Ali Hanafiah, Presiden Direktur BYD Arista, mengatakan bahwa semua dealer resmi BYD telah dilengkapi dengan standar keselamatan tinggi dalam menangani perawatan dan perbaikan kendaraan listrik. “Kami memastikan setiap teknisi memahami protokol keselamatan, termasuk penanganan kondisi darurat seperti kebakaran atau gangguan sistem baterai. Ini bagian dari komitmen kami untuk membangun kepercayaan jangka panjang dengan konsumen,” ucap Ali.
Baca Juga : Tragedi Wisata Bahari di Bengkulu: Kapal Tenggelam, 7 Tewas, Puluhan Dievakuasi
Sementara itu, publik masih menantikan hasil investigasi lengkap dari insiden kebakaran tersebut. BYD Indonesia menyatakan akan menyampaikan hasil temuan secara transparan setelah proses investigasi selesai. Mereka juga mengimbau masyarakat agar tidak terburu-buru menyimpulkan penyebab insiden, mengingat proses identifikasi penyebab teknis pada kendaraan listrik memerlukan waktu dan ketelitian tinggi.
Insiden ini pun memunculkan diskusi lebih luas mengenai kesiapan infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia, termasuk kesiapan teknis pengguna dan edukasi publik mengenai penggunaan teknologi baru ini. Sejumlah pakar otomotif menilai bahwa insiden seperti ini, meskipun jarang terjadi, tetap perlu ditangani secara serius agar tidak menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap kendaraan ramah lingkungan.
Dalam beberapa tahun terakhir, mobil listrik mulai mendapatkan tempat di hati konsumen Indonesia. Dukungan dari pemerintah melalui berbagai insentif, termasuk pembebasan pajak dan bantuan pembelian kendaraan listrik, telah mendorong pertumbuhan penjualan mobil listrik secara signifikan. BYD sebagai salah satu pemain utama dalam industri ini berperan penting dalam menyediakan alternatif kendaraan ramah lingkungan bagi masyarakat.
Melalui insiden ini, BYD Indonesia justru menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan standar keselamatan dan pelayanan terhadap pelanggan. “Kami melihat ini sebagai momentum untuk terus memperkuat kepercayaan publik melalui edukasi, transparansi, dan layanan purna jual yang unggul,” tutup Luther.
Dengan adanya investigasi yang menyeluruh dan pendekatan yang bertanggung jawab dari BYD Indonesia, diharapkan insiden serupa dapat dicegah di masa depan. Edukasi konsumen dan kesiapan teknis akan menjadi kunci utama dalam memastikan pertumbuhan industri kendaraan listrik yang aman dan berkelanjutan di Indonesia.