5 Fakta Kehidupan Ibrahim Sjarief Assegaf, Suami Najwa Shihab yang Wafat karena Stroke

5 Fakta Kehidupan Ibrahim Sjarief Assegaf, Suami Najwa Shihab yang Wafat karena Stroke

Table of Contents

FYPMedia.IDDunia hukum dan media kehilangan salah satu sosok terbaiknya. Ibrahim Sjarief Assegaf, suami dari jurnalis senior dan pendiri Narasi, Najwa Shihab, meninggal dunia pada Selasa, 20 Mei 2025, pukul 14.29 WIB di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), Jakarta Timur.

Kabar duka ini dibenarkan oleh tokoh Nahdlatul Ulama, Gus Ulil Abshar Abdalla, atau yang akrab disapa Gus Ulil. Dalam pernyataannya, Gus Ulil menyebut bahwa stroke menjadi penyebab wafatnya Ibrahim.

Kepergian Ibrahim bukan hanya kehilangan besar bagi keluarga, namun juga bagi banyak pihak yang mengenalnya sebagai sosok intelektual hukum yang berintegritas, tenang, dan berdedikasi tinggi. Meski jarang tampil di publik, jejak hidupnya penuh makna dan inspirasi.

Berikut ini adalah 5 fakta kehidupan Ibrahim Sjarief Assegaf yang mencerminkan kedalaman karakter dan kontribusinya di berbagai bidang:

1. Pengacara Ternama dengan Integritas Tinggi

Lahir pada tahun 1977, Ibrahim dikenal sebagai pengacara senior dengan reputasi tinggi di dunia hukum. Ia adalah salah satu mitra di firma hukum ternama Assegaf Hamzah & Partners, yang selama ini dikenal menangani berbagai perkara besar dengan profesionalisme tinggi.

Selain itu, ia juga sempat menjabat sebagai Direktur di PT Justika Siar Publika, perusahaan yang menaungi Hukumonline, platform hukum digital terbesar di Indonesia. Dedikasinya dalam dunia hukum tak lepas dari komitmennya terhadap integritas dan prinsip etika yang kuat.

Bagi kolega dan juniornya, Ibrahim bukan hanya pengacara, tetapi juga mentor yang rendah hati dan tak pernah haus akan sorotan.

Baca Juga: Polisi Tangkap Enam Tersangka Terkait Grup Fantasi Sedarah: Normalisasi Penyimpangan Seksual di Dunia Maya

2. Lulusan Universitas Terbaik, dari UI hingga Harvard

Ibrahim memulai perjalanan akademisnya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), tempat di mana ia juga bertemu dengan Najwa Shihab. Setelah itu, ia melanjutkan studi ke University of Melbourne, Australia, dan meraih gelar LLM (Master of Laws) tahun 2009 melalui beasiswa prestisius Australian Development Scholarship.

Tak berhenti di sana, ia juga pernah menjadi peneliti tamu di Program Studi Hukum Asia Timur Harvard Law School, Amerika Serikat, pada tahun 2002–2003. Pencapaian ini menunjukkan bahwa ia bukan hanya cerdas, tetapi juga konsisten mengejar ilmu di bidang hukum hingga tingkat internasional.

3. Kisah Cinta Sejak Bangku Kuliah

Kisah cinta antara Ibrahim dan Najwa dimulai saat keduanya masih menjadi mahasiswa di UI. Ibrahim adalah senior Najwa, dan hubungan mereka berkembang pesat hingga memutuskan untuk menikah pada tahun 1997, ketika Najwa masih berusia 20 tahun.

Dalam sebuah wawancara YouTube di kanal Ngobrol Asix pada 15 September 2022, Najwa menceritakan bahwa dirinya memutuskan menikah muda karena merasa telah bertemu dengan orang yang tepat.“Saking cintanya, aku merasa sudah menemukan orang yang tepat,” ujar Najwa.

Meski sempat menjalani hubungan jarak jauh karena Ibrahim harus melanjutkan studi ke luar negeri, hubungan mereka tetap kuat.“Aku tumbuh bersama dia. Jadi itu yang mengokohkan pondasi hubungan,” ungkap Najwa dengan penuh rasa syukur.

4. Penjaga Privasi dan Sahabat Diskusi Terbaik

Ibrahim adalah sosok yang sangat menjaga privasi. Ia tidak aktif di media sosial dan tidak suka tampil di depan publik. Bahkan, Najwa mengaku harus meminta izin setiap kali ingin mengunggah foto bersama sang suami.“Dia itu nggak mau di-posting, nggak mau muncul. Jadi aku selalu nanya, ‘boleh nggak posting ini?’” kata Najwa sambil tersenyum.

Namun, di balik sikap pendiam dan tertutup itu, Ibrahim adalah penopang utama dalam kehidupan Najwa, terutama dalam kariernya sebagai jurnalis dan pendiri Narasi.“Aku segala hal akan cek dan tanya dia,” ujar Najwa, menegaskan bahwa suaminya adalah sahabat diskusi yang kritis, tenang, dan dapat diandalkan.

5. Pernikahan Nyaris 28 Tahun yang Sarat Makna

Pernikahan Najwa dan Ibrahim hampir menginjak usia 28 tahun. Dalam berbagai kesempatan, Najwa sering menyampaikan betapa besar rasa syukurnya bisa melewati berbagai fase kehidupan bersama Ibrahim.“Saya enggak menyangka bisa sejauh ini. Tapi ternyata memang karena saya menikah dengan orang yang tepat,” ucapnya.

Kehidupan mereka menjadi bukti bahwa hubungan yang dibangun atas dasar saling menghargai, tumbuh bersama, dan saling mendukung bisa bertahan dalam waktu lama, bahkan di tengah tekanan karier dan kehidupan pribadi.

Baca Juga: Lonjakan Kasus COVID-19 di Asia: Singapura dan Hong Kong Waspada, Kemenkes Klaim Indonesia Masih Aman

Selamat Jalan, Bapak Hukum yang Luar Biasa

Kini, kepergian Ibrahim Sjarief Assegaf menyisakan duka mendalam tak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi dunia hukum, media, dan masyarakat luas yang pernah bersinggungan dengan pemikirannya.

Meski tak sering muncul di layar kaca atau media sosial, jejaknya jelas dan dalam baik dalam membangun hukum yang adil maupun mendampingi salah satu jurnalis paling berpengaruh di Indonesia.

Selamat jalan, Pak Ibrahim.
Dedikasi dan kebijaksanaanmu akan terus hidup dalam kenangan banyak orang.