FYP Media.id – Pada Selasa, 13 Mei 2025 – Sony kembali mengguncang jagat hiburan dengan merilis potret pertama Nicolas Cage dalam balutan kostum Spider-Noir. Cuplikan ini diperlihatkan dalam acara tahunan Amazon Upfront dan menjadi langkah awal menjanjikan dari serial live-action Spider-Noir yang dijadwalkan tayang pada 2026 di MGM+ dan Prime Video.
Berikut lima fakta menarik yang patut kamu ketahui dari proyek yang satu ini—yang mungkin jadi titik balik bagi semesta Spider-Man versi Sony yang selama ini dianggap ‘kurang greget.’
Baca juga: 7 Fakta Menarik dari Gebrakan Terbaru Marvel: Dari Sukses Thunderbolts hingga Sutradara X-Men Baru
-
Nicolas Cage Resmi Jadi Spider-Man yang Lelah dan Terluka
Dalam serial ini, Nicolas Cage memerankan versi kelam dari Spider-Man yang dikenal sebagai Spider-Noir—sosok detektif tua dan lusuh dari New York tahun 1930-an. Diceritakan bahwa tokoh ini sedang berjuang menghadapi masa lalu kelamnya sebagai satu-satunya pahlawan super di kota itu. Dengan latar yang bergaya film noir, Cage menjelma menjadi vigilante berjas hitam dan topi fedora, dengan karakter yang jauh lebih keras, pesimistis, dan emosional dibanding Spider-Man versi Peter Parker yang lebih ceria.
Bagi penggemar Marvel dan pencinta performa akting eksentrik Cage, kehadiran sang aktor dalam peran ini jelas membawa warna baru yang unik dan penuh daya tarik.
-
Deretan Pemain dan Tim Produksi Papan Atas
Tak hanya Cage, serial Spider-Noir juga diperkuat oleh jajaran aktor berkaliber seperti Lamorne Morris, Brendan Gleeson, Abraham Popoola, Li Jun Li, Karen Rodriguez, dan Jack Huston. Deretan bintang tamu juga tak kalah menarik, dari Lukas Haas hingga Amanda Schull.
Dua episode pertama akan disutradarai oleh Harry Bradbeer, yang sebelumnya sukses menggarap serial Fleabag dan Enola Holmes. Sementara Oren Uziel dan Steve Lightfoot bertindak sebagai co-showrunner sekaligus produser eksekutif. Nama-nama besar di balik Spider-Man: Into the Spider-Verse seperti Phil Lord, Christopher Miller, dan Amy Pascal juga ikut ambil bagian sebagai produser, yang membuat proyek ini terasa menjanjikan dan matang secara kreatif.
-
Sony Masih Berjuang Membangun ‘Spider-Man Universe’ Tanpa Spider-Man
Terlepas dari gebrakan ini, pengumuman Spider-Noir muncul di tengah skeptisisme besar terhadap semesta Spider-Man versi Sony. Sebelumnya, film-film seperti Morbius dan Madame Web dianggap gagal membangun semesta yang solid—bahkan terkesan memaksakan cerita tanpa kehadiran Spider-Man itu sendiri.
Yang jadi ironi, Spider-Man Universe versi Sony justru nyaris tak pernah menampilkan Spider-Man. Dari Venom, Morbius, hingga Madame Web, karakter utama hanya berkutat di seputar anti-hero dan villain. Satu-satunya kemunculan Peter Parker hanyalah saat ia lahir di Madame Web. Selebihnya, hanya ada petunjuk samar dan kemunculan karakter seperti Vulture yang ‘numpang lewat’ di adegan pascakredit.
-
Noir Jadi Jalan Pintas Menghindari Peter Parker Versi MCU
Banyak analis percaya bahwa absennya Peter Parker bukan karena Sony tak mau, melainkan karena adanya keterikatan kontrak dengan Marvel Studios. Selama Spider-Man versi Tom Holland masih aktif di Marvel Cinematic Universe (MCU), Sony seolah “dilarang” menggunakan karakter utama ini secara bebas.
Maka dari itu, Spider-Noir bisa jadi solusi cerdas. Dengan menghadirkan versi alternatif dari Spider-Man dalam semesta dan waktu yang berbeda, Sony tetap bisa “menjual” cerita Spider-Man tanpa bersinggungan langsung dengan MCU. Nicolas Cage sebelumnya telah mengisi suara Spider-Noir di Into the Spider-Verse, sehingga pengangkatan versi live-action ini terasa logis sekaligus menarik secara pemasaran.
-
Langkah Awal yang Menarik, Tapi Belum Menjawab Masalah Utama
Meski tampaknya menjanjikan, banyak pihak menilai bahwa Spider-Noir masih belum cukup untuk menyelamatkan Sony’s Spider-Man Universe. Semesta ini masih belum memiliki arah yang jelas. Apa yang ingin dibangun Sony dengan karakter-karakter pendukung ini jika tidak ada pusat gravitasinya, yaitu Spider-Man sendiri?
Bahkan jika rencana membentuk Sinister Six (kelompok supervillain) sedang berjalan, publik tetap mempertanyakan: Untuk apa membangun pasukan penjahat tanpa ada pahlawan yang jadi lawannya?
Akankah Spider-Noir Jadi Game Changer?
Dengan hadirnya Spider-Noir, Sony seperti mengambil pendekatan baru: tidak lagi fokus pada villain masa kini, tapi memperluas semesta melalui cerita alternatif yang lebih gelap, dewasa, dan personal. Nicolas Cage sebagai tokoh utama jelas menjadi daya tarik tersendiri, apalagi dengan latar 1930-an yang memberikan nuansa berbeda dari semesta superhero kebanyakan.
Baca juga: Setelah 1 Kecelakaan dan 2 Musim, Jeremy Renner Tolak Hawkeye Season 2 karena Alasan Gaji
Namun, satu hal yang jelas: Spider-Noir mungkin bisa jadi langkah pertama yang tepat, tapi jalan Sony masih panjang untuk membangun semesta Spider-Man yang benar-benar hidup—terutama jika sang jaring laba-laba utama tetap absen.
Untuk sekarang, mari kita nikmati dulu penampilan sang Spider-Man kelam dalam balutan jas hitam dan masa lalu penuh rahasia. Siapa tahu, semesta ini akhirnya menemukan jalannya.