FYPMedia. ID – Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 7 Jakarta, Uswatun Hasana, yang akrab disapa Ana, membantah tudingan bahwa sekolah melakukan pungutan sebesar Rp 26 juta untuk kegiatan ujian dan doa bersama. Ana menegaskan bahwa sekolah memiliki anggaran sendiri untuk membiayai kegiatan tersebut tanpa perlu meminta dana dari siswa atau orang tua.
“Kami tidak pernah meminta dana dari siswa atau orang tua untuk kegiatan ini. Semua kegiatan sekolah sudah dianggarkan dari dana yang tersedia,” ujar Ana dalam pernyataan resminya.
Isu ini mencuat setelah beredar kabar bahwa pihak sekolah diduga meminta sejumlah uang kepada siswa untuk menyelenggarakan doa bersama sebelum ujian. Kabar tersebut kemudian ramai diperbincangkan di media sosial, menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan orang tua siswa dan masyarakat umum.
Namun, pihak sekolah memastikan bahwa informasi tersebut tidak benar dan berpotensi menyesatkan. Menurut Ana, sekolah selalu mengutamakan transparansi dalam pengelolaan dana, termasuk dalam penyelenggaraan kegiatan yang melibatkan siswa.
Klarifikasi dari Pihak Sekolah
Ana menegaskan bahwa dana kegiatan doa bersama dan ujian telah dianggarkan melalui mekanisme sekolah dan tidak melibatkan pungutan dari siswa. Ia juga menekankan bahwa setiap kegiatan yang membutuhkan dana tambahan akan selalu dikomunikasikan secara terbuka dengan komite sekolah dan orang tua siswa.
“Setiap tahun, kami selalu mengadakan doa bersama sebelum ujian sebagai bagian dari tradisi sekolah. Dana untuk kegiatan ini sudah termasuk dalam anggaran sekolah, sehingga tidak ada permintaan tambahan kepada siswa maupun orang tua,” jelas Ana.
Lebih lanjut, Ana meminta agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Ia juga mengajak orang tua siswa untuk langsung bertanya kepada pihak sekolah jika ada informasi yang meragukan.
Reaksi Orang Tua dan Masyarakat
Dugaan pungutan dana ini sempat menuai berbagai tanggapan dari orang tua siswa. Beberapa di antaranya mengaku terkejut dengan kabar tersebut, sementara yang lain merasa perlu adanya komunikasi yang lebih baik dari pihak sekolah agar tidak terjadi kesalahpahaman.
“Saya awalnya kaget ketika mendengar isu ini. Tetapi setelah mendapat klarifikasi dari pihak sekolah, saya merasa lebih tenang. Semoga ke depannya komunikasi antara sekolah dan orang tua bisa lebih terbuka,” ujar salah satu orang tua siswa yang enggan disebutkan namanya.
Di sisi lain, beberapa masyarakat menyoroti pentingnya transparansi dalam pengelolaan dana sekolah. Mereka menilai bahwa meskipun isu ini telah dibantah, sekolah tetap harus memastikan bahwa setiap kebijakan yang berkaitan dengan keuangan disampaikan dengan jelas kepada seluruh pihak terkait.
“Isu seperti ini bisa cepat menyebar dan menimbulkan spekulasi. Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk selalu terbuka dalam menjelaskan anggaran mereka,” ujar seorang pengamat pendidikan.
Selain itu, beberapa alumni SMAN 7 Jakarta turut memberikan pendapatnya terkait isu ini. Seorang alumni angkatan 2020 menyatakan bahwa selama bersekolah di sana, ia tidak pernah mengalami kejadian serupa.
“Saya selalu mengikuti doa bersama sebelum ujian tanpa pernah ada pungutan biaya. Pihak sekolah selalu terbuka dan menyelenggarakan kegiatan ini sebagai bentuk dukungan bagi siswa,” katanya.
Harapan untuk Ke Depannya
Dengan adanya klarifikasi ini, SMAN 7 Jakarta berharap agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum terverifikasi dan tetap mengacu pada pernyataan resmi dari pihak sekolah.
Ana juga menegaskan bahwa sekolah selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi siswa, baik dari segi akademik maupun kegiatan non-akademik, termasuk doa bersama sebelum ujian.
“Kami ingin memastikan bahwa siswa merasa didukung secara akademik maupun spiritual. Oleh karena itu, doa bersama tetap menjadi bagian dari kegiatan sekolah tanpa membebani siswa atau orang tua,” tutup Ana.
Sebagai langkah ke depan, SMAN 7 Jakarta berencana untuk meningkatkan komunikasi dengan orang tua siswa melalui pertemuan rutin dan platform digital. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua informasi terkait kebijakan sekolah dapat tersampaikan dengan jelas dan tidak menimbulkan kesalahpahaman di kemudian hari.
Selain itu, pihak sekolah juga akan memperkuat mekanisme transparansi dalam pengelolaan dana, seperti dengan menyediakan laporan keuangan yang dapat diakses oleh komite sekolah dan orang tua siswa. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap sekolah dan menghindari potensi isu serupa di masa mendatang.
Dengan adanya langkah-langkah ini, diharapkan hubungan antara sekolah, siswa, dan orang tua dapat semakin baik, serta tidak ada lagi kekhawatiran mengenai transparansi dana dalam kegiatan sekolah. Ke depan, sekolah juga akan terus memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil selalu sesuai dengan aturan yang berlaku dan mengutamakan kepentingan siswa.