Riset INDEF: Pinjol Anak Muda Indonesia Lebih Besar dari Pendapatan

Riset INDEF: Pinjol Anak Muda Indonesia Lebih Besar dari Pendapatan
Gambar: teknokompas

FYPMedia.id – Sebuah riset yang dilakukan oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengungkapkan bahwa rata-rata besaran utang generasi muda Indonesia dari pinjaman online (pinjol) jauh melebihi rata-rata pendapatan yang mereka terima.

Data ini menjadi perhatian serius, mengingat risiko finansial yang dapat timbul dari tingginya utang di kalangan generasi muda.

Menurut riset INDEF, rata-rata peminjam di bawah usia 19 tahun memiliki pinjaman sebesar Rp2,3 juta dari pinjol, sementara pemuda usia 20-34 tahun memiliki utang sebesar Rp2,5 juta. Jumlah utang ini jauh melebihi rata-rata pendapatan generasi muda Indonesia.

“Jika kita melihat rata-rata pendapatan generasi muda di Indonesia, itu sekitar Rp2 juta,” ungkap salah satu peneliti INDEF, Nailul Huda, dalam sebuah diskusi publik daring.

“Nah, ini sebenarnya sangat mengkhawatirkan, karena mereka berutang lebih besar daripada rata-rata pendapatan generasi muda,” tambahnya.

Riset INDEF juga mencatat bahwa pengguna pinjol perempuan mengalami peningkatan yang signifikan hingga Juni 2023, dengan rata-rata pinjaman sebesar Rp2,8 juta. Peminjam perempuan ini umumnya berusia 19-34 tahun.

Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) juga menunjukkan bahwa 78 persen pengguna pinjol memiliki penghasilan sekitar Rp1-5 juta.

“Jika kita melihat dari segi penghasilan, mayoritas peminjam dari pinjol memiliki penghasilan sekitar Rp1-5 juta,” kata peneliti INDEF lainnya, Izzudin Farras, dalam diskusi yang sama.

Farras juga mencatat adanya tren peningkatan pinjaman perseorangan di kalangan generasi muda, yang tercermin dari peningkatan jumlah rekening dan total utang yang belum terbayar.

“Jumlah rekening penerima pinjaman aktif generasi muda (usia 19-34 tahun) dari pinjol naik dari 9,6 juta pada Januari 2022 menjadi 10,68 juta rekening pada Juli 2023,” lanjut Farras.

Selain itu, terdapat juga tren peningkatan pinjaman perseorangan yang tidak dapat dilunasi di kalangan generasi muda, yang terlihat dari peningkatan jumlah rekening yang macet dan jumlah utang yang belum terbayar.

“Artinya, ada tren peningkatan jumlah pinjaman dari pinjol yang tidak dapat dilunasi di kalangan penduduk usia muda. Terdapat peningkatan sekitar 50 ribu rekening pinjol yang macet pada generasi muda dalam 1,5 tahun terakhir,” ungkap Farras.

Peningkatan jumlah pinjaman yang tidak dapat dilunasi dan besaran utang yang melebihi pendapatan di kalangan generasi muda menjadi perhatian serius, karena dapat berdampak negatif pada stabilitas finansial dan kesejahteraan generasi muda Indonesia.

(Rin)