Pneumonia pada Anak: Pentingnya Deteksi, Pencegahan, dan Target Indonesia Emas 2045

Pneumonia
Sumber Foto: Freepek

FYPMedia.idPneumonia adalah infeksi paru-paru yang menjadi salah satu penyebab utama kematian balita di seluruh dunia, termasuk Indonesia. 

Upaya deteksi dini, pencegahan, dan penanganan pneumonia yang efektif menjadi kunci untuk menurunkan angka kematian akibat penyakit ini. Berikut adalah langkah-langkah penting dalam mendeteksi, mencegah, dan target nasional dalam mengatasi pneumonia.  

Deteksi Dini Pneumonia  

Menurut dr. Wahyuni Indawati, Sp.A (K), deteksi pneumonia pada anak bisa dilakukan dengan menghitung frekuensi napas mereka dalam satu menit. 

Frekuensi napas cepat menjadi tanda awal yang perlu diwaspadai:  

  • Bayi di bawah 2 bulan: >60 kali per menit  
  • Anak usia 2-12 bulan: >50 kali per menit  
  • Anak usia 1-5 tahun: >40 kali per menit  

Baca juga: Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Optimisme Shin Tae-yong di Laga Krusial Kualifikasi Piala Dunia 2026

Selain itu, perhatikan gejala seperti batuk yang disertai sesak napas atau tarikan dinding dada. “Hati-hati dengan ‘BBB’ atau Bukan Batuk Biasa. Jika ada sesak napas atau tubuh membiru, segera bawa ke fasilitas kesehatan,” jelas Wahyuni.  

Data UNICEF (United Nations Children’s Fund) pada 2019 menunjukkan hampir 2.200 anak usia di bawah lima tahun meninggal setiap hari akibat pneumonia. Deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi fatal.  

Langkah Pencegahan Pneumonia  

Mencegah pneumonia dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan dan memberikan imunisasi. Prof. Dr. Hartono Gunardi, Sp.A (K), menyarankan untuk menjaga kebersihan kamar anak, termasuk menyingkirkan debu dan tungau dari kasur, bantal, serta boneka. 

“Tungau bertelur setiap tiga minggu, sehingga penting membersihkannya setiap dua minggu,” ungkapnya.  

Langkah lain termasuk:  

  1. Pemberian Imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine): Melindungi anak dari bakteri penyebab pneumonia. Sesuai jadwal imunisasi IDAI 2024, PCV diberikan mulai usia 2 bulan dengan booster pada 12-15 bulan.  
  2. Menjauhkan anak dari polusi udara: Asap rokok, kendaraan, dan pabrik dapat memperburuk risiko pneumonia.  

Target Indonesia untuk Menekan Angka Kematian  

Indonesia memiliki target ambisius untuk menurunkan kematian balita akibat pneumonia menjadi 3 per 1.000 kelahiran hidup. 

Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Yudhi Pramono, mengungkapkan bahwa pneumonia menelan biaya kesehatan hingga Rp8,7 triliun pada 2023.  

Baca juga: Deep Learning dalam Pendidikan: Inovasi Cerdas untuk Pembelajaran Masa Depan

Pencegahan dilakukan melalui pemberian ASI eksklusif, imunisasi, dan peningkatan kebersihan lingkungan.

Indonesia juga bekerja sama dengan WHO dan UNICEF melalui rencana aksi global untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.  

“Kerja sama lintas sektor menjadi sangat penting dalam mengurangi angka kematian balita akibat pneumonia,” tambah Yudhi.  

Pneumonia adalah ancaman serius bagi kesehatan anak-anak, tetapi bisa dicegah dan ditangani dengan langkah yang tepat.

Mulai dari deteksi dini, menjaga kebersihan, hingga pemberian imunisasi, semua langkah tersebut dapat menyelamatkan nyawa anak-anak. Dukungan orang tua dan komitmen pemerintah menjadi kunci untuk mencapai target nasional dan melindungi masa depan generasi Indonesia.