Peresean, Tradisi Pemanggil Hujan dari Lombok

Peresean, Tradisi Pemanggil Hujan dari Lombok

FYPMedia.id – Lombok tidak hanya dikenal dengan keindahan bentang alamnya saja. Namun, kaya akan tradisi yang unik nan memukau. Salah satu tradisi yang unik dan sayang untuk anda lewatkan jika berkunjung ke Lombok adalah Peresean. Tradisi Peresean merupakan salah satu tradisi yang ada pada Suku Sasak. Tradisi ini dilakukan oleh dua orang pria dari Suku Sasak yang bertarung layaknya gladiator. Tradisi ini masuk ke dalam jenis seni tari daerah. Penari atau petarung dalam Peresean disebut sebagai Pepadu. Pepadu diberikan dua buah senjata yang terbuat dari rotan dan sebuah tameng untuk bertarung di arena Peresean. Dalam pertarungan ini, Pepadu hanya diperbolehkan menggunakan kain penutup khas Lombok dan ikat kepala saja. Keduanya tidak mengenakan baju dan bertelanjang dada selama pertarungan berlangsung.

Peresean dimulai dan berlangsung selama musik ditabuh dan diawasi oleh seorang wasit Peresean yang dikenal dengan nama Pekembar. Dalam satu pertandingan, terdapat dua Pekembar yang mengawasi, yakni satu untuk di luar arena dan satu lagi berada di tengah arena. Pepadu tidak dipersiapkan sebeluumnya dan peserta dipilih secara acak dari kerumunan masyarakat yang datang menghadiri pertunjukkan Peresean. Uniknya, penonton yang hadir juga diperbolehkan mengajukan diri sebagai Pepadu.

Pakembar atau wasit dalam pertarungan Peresean akan menghentikan pertandingan, jika ada salah satu Pepadu yang terluka atau berdarah. Kemudian diputuskan siapa yang memenangkan pertarungan. Namun, jika tidak ada Pepadu yang terluka selama lima ronde berjalan, maka pemenang berada di tangan Pakembar. Meskipun telah melakukan pertarungan dengan sengit, para Pepadu harus saling memeluk dan memaafkan. Ini merupakan nilai – nilai yang ditonjolkan dalam Peresean, yaitu kesabaran dan kerendahan hat, serta rasa saling menghormati satu sama lain.

Sejarah tradisi Peresean ini dilansir dari Kompas.com pada Sabtu (21/10), bermula pada abad ke 13 Masehi dan sudah dimainkan pada abad tersebut. Pertarungan ini digunakan oleh masyarakat Lombok, terkhusus Suku Sasak untuk mendatangkan hujan pada musim kemarau. Selain itu, Peresean juga digunakan sebagai sarana bela diri.  Sebagai sarana bela diri, Peresean sudah dilakukan sejak zaman – zaman kerajaan – kerajaan di Lombok yang berawal dari semacam Latihan sebelum berangkat untuk berperang.

Jika ingin mencoba untuk terjun langsung menonton pertunjukkan Peresean, anda bisa langsung datang ke wilayah Sade, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Di wilayah ini kitab isa merasakan Peresean layaknya Pepadu dan bertarung bak ksatria nan pemberani.

(riz/riy)

Leave a Reply