Pembentukan Memori: Penelitian Ungkap 4 Fakta Mengejutkan Tentang Ingatan Tidak Hanya di Otak

pembentukan
Ilustrasi Pembentukan Memori di Otak/Sumber Foto: Freepek

FYPMedia.id – Apakah Anda tahu bahwa memori bukan hanya terbentuk di otak? Studi terbaru dari peneliti di New York University (NYU) mengungkap fakta menarik bahwa seluruh sel dalam tubuh berperan dalam proses pembentukan memori. 

Penemuan ini diterbitkan dalam jurnal Nature Communications pada 7 November 2024, membuka jalan baru untuk memahami cara tubuh menyimpan ingatan. Berikut adalah 4 fakta penting dari penelitian ini.

Memori Tidak Hanya di Otak, tetapi di Sel-Sel Tubuh

Tradisionalnya, pembentukan memori selalu dikaitkan dengan aktivitas saraf di otak. Namun, penelitian yang dipimpin oleh Nikolay V. 

Kukushkin menemukan bahwa sel-sel non-otak seperti sel saraf perifer, ginjal, bahkan pankreas mampu membentuk memori.

“Sel-sel dalam tubuh juga dapat belajar dan membentuk ingatan,” ujar Kukushkin, seperti dikutip dari Science Alert. Sel-sel ini merespons sinyal kimia serupa yang dialami oleh neuron di otak ketika menerima informasi baru.

Sel Non-Otak Mengaktifkan “Gen Memori” dengan Teknik Efek Massa-Jarak

Para peneliti menggunakan konsep efek massa-jarak, yaitu kemampuan memori menjadi lebih kuat ketika informasi dipelajari secara berulang-ulang dengan interval tertentu.

Baca juga: PPDB Zonasi 2024: Wacana Penghapusan dan Pro-Kontra yang Muncul

Saat dilakukan simulasi dengan sinyal kimia, sel-sel seperti jaringan ginjal menunjukkan aktivasi yang intens terhadap gen memori, serupa dengan yang terjadi di otak.

“Ketika sinyal diberikan dalam interval teratur, gen memori diaktifkan lebih lama dan lebih kuat,” jelas Kukushkin. 

Sebagai contoh, sinyal berulang dalam tiga menit mampu mengaktifkan gen memori selama satu hingga dua jam, sedangkan empat sinyal menghasilkan aktivasi yang bertahan hingga beberapa hari.

Peran Sel Tubuh dalam Dunia Medis: Kunci Penanganan Kanker dan Diabetes

Penemuan ini memberikan dampak signifikan pada dunia kesehatan. Sel tubuh tidak hanya menyimpan informasi biasa tetapi juga dapat mengingat pola tertentu yang berkaitan dengan kondisi medis.

  • Pankreas dan Pola Makan: Peneliti menemukan bahwa pankreas dapat mengingat pola makan, yang berperan penting dalam menjaga kadar gula darah tetap stabil.
  • Sel Kanker dan Kemoterapi: Sel kanker juga menunjukkan kemampuan untuk mengingat pola kemoterapi, yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas pengobatan.

“Tubuh harus diperlakukan seperti otak, di mana pola memori pada pankreas atau sel kanker bisa dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan,” tambah Kukushkin.

Baca juga: 65% Gen Z Tinggalkan Google: Lebih Pilih Media Sosial dan Influencer untuk Cari Informasi

Teknik Belajar Berulang Memperkuat Memori Jangka Panjang

Penelitian ini juga memberikan wawasan penting dalam bidang pendidikan. Teknik belajar menghafal yang dilakukan dalam satu waktu ternyata hanya menyentuh memori jangka pendek di otak. 

Sebaliknya, belajar dengan metode berulang lebih efektif untuk membangun memori jangka panjang, baik di otak maupun sel tubuh lainnya.

Selama proses belajar berulang, aktivasi protein kinase A (PKA) dan protein kinase C (PKC) menjadi kunci pembentukan memori yang lebih kuat.

Penemuan bahwa memori dapat terbentuk di seluruh tubuh, tidak hanya otak, membuka babak baru dalam penelitian neurologi dan medis. 

Teknik belajar yang lebih optimal, penanganan medis berbasis memori sel, serta pemahaman mendalam tentang hubungan tubuh dan ingatan menjadi arah penelitian ke depan.

Jadi, penemuan ini tidak hanya menantang pandangan konvensional tentang memori, tetapi juga membuka peluang besar untuk mengembangkan metode pembelajaran dan perawatan kesehatan yang lebih holistik. 

Dengan memahami bagaimana tubuh menyimpan ingatan, kita dapat mengoptimalkan cara belajar, mendesain terapi medis yang lebih efektif, dan bahkan mencegah penyakit melalui pendekatan berbasis pemahaman memori sel.