3 Momen Kunci dalam Gencatan Senjata Israel-Hamas yang Mengubah Situasi di Gaza

momen 3
Warga Palestina merayakan meskipun ada penundaan gencatan senjata antara Israel dan Hamas terkait daftar sandera, di Kota Gaza, 19 Januari 2025. (REUTERS/Mahmoud Issa)

FYPMedia.IDGencatan senjata antara Israel dan Hamas yang dimulai pada Minggu, 19 Januari 2025, menciptakan momen penting bagi kedua pihak yang terlibat dalam konflik yang berlangsung selama lebih dari satu tahun. 

Meskipun sempat mengalami penundaan selama tiga jam, kesepakatan ini memberikan harapan baru untuk perdamaian di wilayah yang telah lama terperangkap dalam kekerasan. 

Berikut adalah tiga momen kunci yang terjadi dalam gencatan senjata fase pertama ini.

  • Pembebasan Tiga Sandera Israel dari Tangan Hamas

Salah satu momen penting dalam kesepakatan gencatan senjata adalah pembebasan tiga sandera Israel oleh Hamas. 

Ketiga sandera tersebut adalah Emily Damari, Romi Gonen, dan Doron Steinbrecher, dilaporkan dibebaskan dan dibawa ke Israel pada Minggu pagi setelah sempat diculik oleh Hamas dalam serangan besar yang terjadi pada Oktober 2023. 

Menurut keterangan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, “Seluruh bangsa menyambut Anda, selamat pulang,” sambil menyampaikan rasa syukur atas pembebasan mereka yang berhasil dilakukan.

Ketiga wanita tersebut terlihat dalam kondisi stabil setelah dilepaskan dan dipertemukan kembali dengan keluarga mereka. 

Emily Damari, meskipun kehilangan dua jarinya, terlihat tersenyum dan memeluk ibunya yang sudah menunggunya. “Romi, Doron, dan Emily,  seluruh bangsa memeluk kalian. Selamat pulang,” kata Netanyahu. 

Pembebasan sandera ini merupakan langkah awal yang penting untuk mendorong proses perdamaian.

Baca juga: Fakta Menarik Gencatan Senjata Gaza, Trump Klaim Berkat Kemenangan di Pilpres AS

  • Pembebasan 90 Tahanan Palestina oleh Israel

Sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, Israel juga membebaskan 90 tahanan Palestina. Pembebasan ini berlangsung pada hari Senin, 20 Januari 2025, yang menandakan keseriusan kedua belah pihak dalam melaksanakan kesepakatan yang telah disepakati. 

Di sisi lain, warga Palestina yang telah lama menunggu momen ini, menyambut kedatangan tahanan dengan sorak-sorai dan penuh kegembiraan. 

Seperti yang dilaporkan dalam berbagai sumber, warga Gaza terlihat melambaikan bendera, termasuk bendera Hamas, saat bus yang membawa tahanan Palestina melintas.

“Ini adalah momen harapan yang luar biasa,” kata Tom Fletcher, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat (OCHA), merujuk pada lonjakan bantuan kemanusiaan yang mulai masuk ke Gaza setelah pembebasan tahanan tersebut.

  • Tantangan dalam Mewujudkan Perdamaian dan Gencatan Senjata yang Rapuh

Meski gencatan senjata ini memberikan harapan bagi kedua belah pihak, beberapa tantangan besar masih perlu dihadapi. 

Salah satu yang paling penting adalah ketegangan politik di dalam negeri Israel. Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengundurkan diri sebagai bentuk protes terhadap gencatan senjata, yang semakin memecah koalisi pemerintah.

“Kepergian Ben-Gvir menegaskan ketegangan internal yang terjadi di dalam pemerintahan Netanyahu,” demikian disampaikan oleh beberapa analis politik.

Di sisi lain, Hamas juga menyatakan komitmennya untuk memenuhi seluruh fase perjanjian gencatan senjata ini, meskipun mereka memperingatkan bahwa setiap pelanggaran oleh Israel dapat membahayakan seluruh proses perdamaian. 

Gencatan senjata ini bertujuan untuk menciptakan stabilitas dan membuka peluang untuk pembebasan lebih banyak sandera dan tahanan, serta pengiriman bantuan kemanusiaan yang lebih besar ke Gaza.

Baca juga: 5 Fakta Pembongkaran Pagar Laut di Tangerang oleh 600 TNI AL dan Warga

  • Harapan untuk Fase Kedua Gencatan Senjata

Fase pertama gencatan senjata ini mencakup pembebasan 33 sandera secara bertahap, dengan hampir 2.000 tahanan Palestina yang dibebaskan sebagai imbalan. 

Proses ini diharapkan dapat mengurangi ketegangan dan memberi ruang untuk fase kedua gencatan senjata yang lebih kompleks yang dijadwalkan dalam dua minggu ke depan. 

Namun, dengan adanya ketegangan internal di Israel dan ancaman dari Hamas untuk kembali beraksi jika perjanjian dilanggar, masa depan perdamaian di Gaza tetap penuh tantangan.

Secara keseluruhan, gencatan senjata ini menawarkan secercah harapan bagi warga Gaza yang telah lama menderita akibat kekerasan dan penghancuran. 

Namun, apakah kesepakatan ini akan bertahan lama atau hanya menjadi jeda sementara dalam konflik yang lebih besar? hal ini masih menjadi pertanyaan yang belum terjawab.

(Oda/Ryz)