Haris Hendrik, atau yang biasa dipanggil dengan Haris, saat ini ia berkarir sebagai salah satu associate analyst di Global Internalogy di Jakarta. Ia baru saja lulus dari Imperial Colledge London Jurusan Inovation, Entrepreneurship, and management melalui beasiswa LPDP.
Menurutnya, temuan tentang pendidikan itu berasal dari Ibunya sendiri, menurut ia pendidikan atau edukasi itu penting untuk mengubah nasib Ibunya dan juga dengan berpendidikan tinggi dapat melihat perspektif secara global dan dapat menerapkan pada diri sendiri.
Tantangan terbesar adalah tentu saja pada ekonomi, ia memiliki masalah di ekonomi dan keuangan. Singkat cerita, ketika ia sedang kuliah S1 dulu, ia hampir saja tidak bisa kuliah karena pada saat itu mendapat UKT yang tinggi. Sementara pada saat itu, ayahnya tidak memiliki uang yang cukup, mungkin tantangan dari kebanyakan orang itu tidak mendapatkan dukungan dari orang tua, sedangkan ia tidak menemukan masalah lain tentang izin dan izin kuliah di luar kota, tetapi permasalahannya hanya pada keuangan itu sendiri.
Ia melihat kedua orang tuanya berjuang keras supaya dirinya dapat kuliah, ia masih ingat ketika mendekati penutupan pendaftaran belum bisa membayar UKT, dan ia harus daftar ulang ke Yogyakarta. Pada saat itu, ia juga sempat berpikir bisa atau tidaknya kuliah di sana, karena kondisi keuangannya yang sangat terbatas. Walaupun dalam kondisi serba kekurangan, ia selalu percaya jika ada niat yang tulus, punya punya niat untuk mengubah nasib keluarga, ternyata tanpa kita duga sebelumnya, rezeki dan bantuan dari Allah Swt., pun datang. Alhamdulillah, ia mendapatkan beasiswa yang sudah mengcover uang kuliah, uang saku, dan semuanya ditanggung oleh pihak penyelenggara beasiswa tersebut. Ia mengatakan, “Mimpi itu dikejar, diusahakan, tidak sekedar di manifestasikan. When you we last your dream, you manifest, you need to have an action to create and to make your dream reality“.
Ia selalu percaya bahwa setiap orang selalu mempunyai perjalanannya masing-masing, jadi tetaplah ikuti perjalananmu, jangan pernah membandingkan dirimu dengan yang lain, yang paling penting punya semangat dan ketahanan yang tinggi, karena dalam hidup ini tidak ada yang benar-benar 100% berjalan dengan mulus sesuai dengan apa yang direncanakan, pasti ada masalah dan rintangan yang perlu dihadapi.
Haris selalu menekankan atau menjelaskan bahwa pendidikan itu tidak akan membuat orang itu menjadi kaya secara material, tetapi menurutnya pribadi pendidikan itu membuat kita kaya secara non-material. Dari cara berpikir, etika, bagaimana kita melihat masalah dari berbagai perspektif. Ia mengatakan sukses itu punya definisinya masing-masing, ia menganggap bahwa kesuksesan baginya ketika ia dapat berbagi kepada orang, dapat melihat orang bahagia dengan pencapaian dirinya. Haris juga merasa sukses, dan ia mendapatkan itu dari pendidikan, ia mewakili Indonesia di berbagai forum internasional, ia juga mendapatkan penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi program Sarjana Universitas Gajah Mada 2020, dan ia menjadi generasi pertama di dalam keluarga yang dapat berkuliah di luar negeri.
Ia bisa berada di posisi saat ini karena tiga hal,
1. Passion : ketika ia sudah mempunyai impian atau target, ia akan mewujudkannya dengan segala usaha yang dilakukan, ia mempelajari bagaimana menjadi mahasiswa berprestasi, apa yang dicari kriteria seperti apa.
2. Mengaitkan dengan resosialnya bahwa mapres itu mencari mahasiswa yang berprestasi dan juga leadership serta dampak sosialnya juga ada.
3. Sisi leadershipnya, ia juga mengasah public speakingnya, manajemen melalui organisasi yang diikuti.
Kesimpulannya, dari apa yang sudah Haris jelaskan, jika kita ingin menjadi orang sukses, maka berusahalah sekuat tenaga, selalu percaya akan kemampuan yang dimiliki, terus asah potensi yang ada pada diri, dan selalu semangat. Keberhasilan itu adanya karena atas dasar niat dan usaha dari kita nya sendiri, jika kita mau berusaha, maka keberhasilan itu akan datang dengan sendirinya di waktu yang tepat.