FYPMEDIA.ID-Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, menghadapi tantangan besar dalam hal pendidikan. Meskipun upaya untuk meningkatkan akses pendidikan telah dilakukan selama beberapa dekade, rasio orang berpendidikan di Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan banyak negara lain.
Dikutip dari Goodstats penduduk Indonesia berjumlah 275,36 juta jiwa pada 2022 (Juni). Dari jumlah tersebut, ternyata hanya 6,41% yang mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi.
Hal ini menimbulkan pertanyaan: mengapa rasio orang berpendidikan di Indonesia sangat rendah? Berikut adalah beberapa faktor yang berkontribusi pada masalah ini.
- Ketimpangan Akses Pendidikan
Salah satu penyebab utama rendahnya rasio orang berpendidikan di Indonesia adalah ketimpangan akses pendidikan. Meskipun terdapat banyak sekolah dan universitas di daerah perkotaan, akses ke pendidikan yang berkualitas di daerah pedesaan dan terpencil masih sangat terbatas. Banyak anak di daerah terpencil yang harus menempuh perjalanan jauh hanya untuk mencapai sekolah terdekat. Selain itu, kualitas pendidikan di daerah-daerah ini sering kali tidak memadai, dengan kurangnya fasilitas, sumber daya, dan tenaga pengajar yang kompeten.
- Faktor Ekonomi
Kondisi ekonomi juga memainkan peran penting dalam rendahnya rasio orang berpendidikan di Indonesia. Banyak keluarga dengan pendapatan rendah tidak mampu membiayai pendidikan anak-anak mereka, terutama untuk jenjang pendidikan tinggi. Meskipun pemerintah telah menyediakan berbagai program beasiswa dan bantuan pendidikan, masih banyak anak yang terpaksa putus sekolah karena keterbatasan finansial. Selain itu, banyak anak yang harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarga, sehingga tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan.
- Kurangnya Kesadaran akan Pentingnya Pendidikan
Di beberapa daerah, masih ada pandangan tradisional yang menganggap pendidikan sebagai sesuatu yang kurang penting, terutama untuk anak perempuan. Beberapa keluarga lebih memilih anak-anak mereka untuk membantu pekerjaan rumah tangga atau bekerja daripada melanjutkan pendidikan. Kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan ini menyebabkan banyak anak yang tidak mendapatkan pendidikan yang memadai, yang pada akhirnya berdampak pada rendahnya rasio orang berpendidikan di Indonesia.