Mahasiswa Psikologi UAD Memaksimalkan Kreativitas untuk Berdampak pada Masyarakat dengan Mengembangkan Alat Intervensi untuk Menurunkan Ide Bunuh Diri

MAHASISWA

FYPMEDIA.ID – Tim PKM-RSH (Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Sosial Humaniora) Universitas Ahmad Dahlan Tahun 2024 melakukan riset yang bertajuk “”Mentality Box Futurakit” sebagai Psychological First Aid untuk Menangkal Ide Bunuh Diri demi Menyelamatkan Hidup Sandwich Generation”. Riset tersebut dilakukan secara blended, yakni secara daring dan luring di Laboratorium Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.

 

Tim PKM-RSH Futura diketuai oleh Kayla Naifah Alifia, mahasiswa Psikologi Angkatan 2022, bersama tiga rekan mahasiswa lainnya, yakni Nurul Kamilah Bennu Nur, Asviannisa Rachma Zulchairani, dan Dita Sari Wulaningrum, yang didampingi langsung oleh Dessy Pranungsari, S.Psi., M.Psi., Psikolog sebagai dosen pendamping.

 

Penelitian ini berawal dari keresahan akan tingkat bunuh diri yang terjadi, yang mana hal tersebut belum termasuk dengan upaya bunuh diri yang tidak tercatat atau tidak diketahui. Di sisi lain, menyadari adanya efek dari bonus demografi di Indonesia pada 2030 hingga 2040 mendatang yang berpotensi untuk masyarakat Indonesia menghadirkan banyak generasi sandwich atau generasi yang mengampu beban tanggung jawab ganda untuk menghidupi generasi di atasnya (nenek/kakek dan orang tua) dan generasi di bawahnya (anak/adik kandung), yang artinya kerentanan akan masalah psikologis juga dihadapi oleh “generasi roti lapis” tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini hadir untuk mengetahui gambaran ide bunuh diri pada generasi sandwich dan menguji efektivitas alat intervensi yang dihadirkan.

 

Riset ini berlangsung selama kurun waktu kurang lebih 3 bulan, terhitung dari bulan Mei hingga Juli 2024, bertujuan untuk mengetahui gambaran ide bunuh diri pada generasi sandwich dan mengetahui efektivitas dari alat intervensi yang diciptakan, yakni “Mentality Box Futurakit” sebagai pertolongan pertama psikologis (psychological first aid) pada sandwich generation yang memiliki ide untuk bunuh diri.

 

Pada alat bantu psikologis yang dirancang oleh tim PKM-RSH Futura, penggunaan box dipilih sebagai sarana yang memudahkan subjek penelitian dalam mengambil barang yang dibutuhkan yang tersedia di dalam box ketika subjek merasa rentan dan membutuhkan pertolongan pertama di kala merasa terpuruk. Di dalam “Mentality Box Futurakit” terdapat beberapa tools meliputi Art Therapy, seperti alat lukis, pensil warna, dan media gambar. Kemudian, aromatherapy, antistress ball, earplugs, dan buku journaling yang terdiri dari beberapa subbab yang mampu untuk mengeksplor dan memfasilitasi individu untuk mengenal dirinya dan merefleksikan lingkungan sekitarnya. Pada “Mentality Box Futurakit” juga sudah dilengkapi dengan buku panduan dalam menggunakan alat dan segala proses penelitian dilakukan pemantauannya secara daring terhadap 10 subjek penelitian.

 

Pada riset ini, menggunakan kuisioner Suicidal Behaviors Questionnaire-Revised (SBQ-R) sebagai alat pengumpulan data pretest dan posttest dengan uji Wilcoxon menggunakan Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 23 for windows. Hasil yang disajikan adalah skor Z sebagai indeks beda sebesar -2,251 dengan taraf signifikansi sebesar 0,024 (p<0,05) yang artinya adalah signifikan sehingga hipotesis dapat diterima dan terdapat perbedaan yang sangat signifikan berdasarkan nilai pretest dan posttest atau sebelum dan sesudah intervensi diberikan. Kesimpulannya adalah “Mentality Box Futurakit” efektif dalam menurunkan ide bunuh diri pada generasi sandwich.

 

Selain itu, berdasarkan pengalaman yang dibagikan oleh subjek penelitian ini, di antaranya adalah sebagai berikut.

“Senang, bahagia, kya bersyukur bgt bisa ngeluapkan semua cerita lewat foto dan di apresiasi melalui pameran bahkan saya senang di kasih bola kecemasan untuk mengurangi luka’ di jari tangan saya dan bunga matahari sdh saya lukis, setiap pagi saya ksh air dan sinar matahari.”

 

“Saya gak bisa deskripsikan menggunakan kata-kata lagi, karena pertama kali saya melihat box ini, perasaan saya di dominasi terharu dan sempat menangis karena melihat isi buku “beyond grow.” Saya jadi teringat masa-masa insecure parah, tapi kemudian saya merasa lega karena memang itu sudah masa lalu, dan harusnya memang saya jadikan motivasi saja untuk menjadi orang yang luar biasa versi diri saya sendiri.”

 

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan edukasi mengenai pentingnya menyadari kesehatan mental masing-masing dan memberi dukungan pada pengembangan alat-alat berikutnya untuk mengatasi ide bunuh diri agar upaya untuk mengakhiri hidup di Indonesia dapat berkurang.

Comments are closed.