Job Fair Bekasi Membludak, Banyak Pencari Kerja Pingsan karena Berdesakan

Job Fair Bekasi Membludak, Banyak Pencari Kerja Pingsan karena Berdesakan

FYP Media. ID – Rabu, 28 Mei 2025 – Antusiasme tinggi masyarakat dalam mencari pekerjaan kembali terlihat di ajang Job Fair yang digelar Pemerintah Kota Bekasi bekerja sama dengan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat. Namun, kegiatan yang seharusnya menjadi sarana mempertemukan pencari kerja dan perusahaan itu justru diwarnai insiden memprihatinkan. Puluhan pencari kerja dilaporkan pingsan akibat berdesakan dan kepadatan pengunjung yang jauh melebihi kapasitas lokasi acara.

Job Fair yang dilangsungkan di Gedung Olahraga (GOR) Patriot Candrabhaga, Bekasi Selatan, sejak Selasa pagi, 28 Mei 2025, dipadati ribuan pelamar kerja sejak sebelum pintu gerbang dibuka pukul 08.00 WIB. Beberapa di antara mereka bahkan sudah antre sejak pukul 05.00 pagi, berharap bisa menjadi yang pertama menyerahkan lamaran atau mengikuti proses wawancara langsung di lokasi.

Namun, jumlah pengunjung yang terus berdatangan menyebabkan antrean mengular hingga ke luar area GOR. Situasi mulai tidak terkendali sekitar pukul 09.30 WIB ketika pintu masuk utama dibuka lebih lebar dan massa mulai berdesakan untuk masuk ke area stan perusahaan. Dorong-dorongan tak terelakkan, dan beberapa orang terjatuh hingga pingsan karena kelelahan, sesak napas, maupun kepanasan akibat cuaca yang cukup terik.

Dari pantauan di lapangan, setidaknya 15 orang dilaporkan pingsan dan harus mendapatkan perawatan dari petugas medis yang disiagakan di lokasi. Sebagian lainnya dilarikan ke rumah sakit terdekat karena kondisinya tidak stabil. Tim medis menyebutkan bahwa penyebab utama para korban kehilangan kesadaran adalah dehidrasi, kelelahan, serta minimnya ventilasi dan pengaturan arus massa yang memadai.

“Pas saya lagi antre, tiba-tiba ada yang pingsan di depan saya. Orang-orang panik, tapi tetap dorong-dorongan. Saya juga hampir jatuh. Ini chaos banget,” ujar Fadila (23), lulusan baru dari sebuah universitas swasta di Jakarta Timur yang datang ke acara dengan harapan bisa mendapat pekerjaan di bidang administrasi.

Hal serupa juga disampaikan Rizky (26), seorang pencari kerja yang telah menganggur selama lebih dari setahun. Ia menyesalkan kurangnya manajemen kerumunan dalam acara sebesar ini. “Harusnya panitia lebih siap. Ini acara kayak begini bukan yang pertama kali. Masa tiap tahun kayak gini terus,” keluhnya.

Baca Juga : Peluang Emas di Negeri Sakura: Jepang Buka 148 Ribu Lowongan untuk Indonesia, Jakarta Dapat 10.000 Kuota

Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Bekasi, Dwi Hartono, menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat yang mengalami ketidaknyamanan saat mengikuti acara. Ia mengakui bahwa lonjakan pengunjung di luar prediksi panitia.

“Kami memperkirakan jumlah peserta maksimal sekitar 5.000 orang dalam sehari, tapi kenyataannya yang datang lebih dari 10.000. Kami akui ini kesalahan dalam perhitungan dan akan segera melakukan evaluasi untuk penanganan crowd control ke depannya,” kata Dwi saat ditemui wartawan.

Ia juga menyatakan bahwa pihaknya tengah berkoordinasi dengan aparat kepolisian, Satpol PP, dan petugas medis untuk memastikan keamanan dan kesehatan peserta, serta memperketat pengaturan antrean masuk. “Kami akan mulai memberlakukan sistem antrean bergelombang dan membatasi jumlah pengunjung per jam agar tidak terjadi hal serupa,” imbuhnya.

Meski diwarnai insiden, antusiasme pencari kerja tak surut. Tercatat lebih dari 100 perusahaan ikut serta dalam job fair kali ini, membuka sekitar 15.000 lowongan kerja dari berbagai sektor, mulai dari manufaktur, ritel, keuangan, teknologi, hingga perhotelan.

Banyak pelamar datang membawa puluhan lamaran sekaligus, berharap bisa memperbesar peluang mereka diterima. “Saya bawa 20 amplop lamaran. Target saya, minimal ada satu panggilan wawancara minggu depan,” ujar Hendra (28), lulusan jurusan Teknik Mesin yang sebelumnya bekerja di sektor otomotif.

Baca Juga : Tok! Jokowi Teken Perpres tentang Wajib Lapor Lowongan Pekerjaan

Beberapa perusahaan pun terlihat kewalahan menghadapi membludaknya jumlah pelamar. Sejumlah stan terlihat penuh sesak, bahkan beberapa perusahaan memilih menutup stan lebih awal karena kehabisan formulir pendaftaran dan dokumen lainnya.

Pakar ketenagakerjaan dari Universitas Indonesia, Dr. Lestari Wahyuni, menilai peristiwa ini mencerminkan dua hal utama: tingginya tingkat pengangguran di wilayah Jabodetabek, serta lemahnya manajemen acara dari pihak penyelenggara.

“Acara seperti job fair harus didesain tidak hanya dari sisi teknis rekrutmen, tapi juga dari aspek keselamatan dan kenyamanan pengunjung. Harus ada sistem pendaftaran daring, pembagian sesi, bahkan mungkin kuota harian,” tegasnya.

Lestari juga mendorong pemerintah daerah dan pusat untuk terus memperluas program pelatihan kerja dan penyaluran tenaga kerja berbasis digital agar tidak terjadi konsentrasi massa di satu lokasi fisik seperti ini.

Terlepas dari insiden dan ketidaknyamanan yang terjadi, harapan akan masa depan yang lebih baik tetap terlihat jelas di wajah para pelamar. Bagi banyak dari mereka, job fair adalah peluang langka untuk bisa langsung bertemu perekrut dan membuka jalan menuju pekerjaan impian.

Dengan perbaikan manajemen dan sistem yang lebih terencana, kegiatan seperti ini tetap menjadi jembatan penting bagi ribuan anak muda yang tengah berjuang di tengah kerasnya persaingan dunia kerja.